Chapter 32

290 33 29
                                    

Mata Sherina membelalak membaca pesan dari Sadam setelah ia selesai dengan ritual malamnya. Ia tersenyum kecil kemudian beralih membuka ponselnya untuk membalas pesan dari Sadam.

"Iya, Ga. Besok aku kabari lagi ya."

Send...

Setelah balasannya terkirim, Sherina menaruh kembali ponselnya dan melanjutkan kegiatannya untuk membereskan kembali bawaannya dari Kalimantan.

Tidak banyak yang dapat disampaikan oleh Sherina di dalam pesannya. Tidak juga membalas ucapan cinta dari Sadam. Ia hanya merasa kurang etis bicara soal cinta disaat mereka masih belum memperjelas status saat ini apa.

Namun, ia sedikit merasa bersalah dengan itu, tapi,
"Tapi gue bener kan? Kita ga ada status apa-apa kok udah ngomongin cinta? Iya, emang kita saling sayang, cuma kan belum ada status yang mengikat. Gue ga salah dong." Sherina bermonolog sambil membongkar isi kopernya. Ia mencari pembenaran atas balasannya, tanpa tahu bahwa Sadam di seberang sana sedang uring-uringan menunggu balasan darinya dan setiap nada penanda notifikasi masuk, lelaki itu buru-buru melongok ke arah ponselnya untuk melihat apakah itu balasan darinya atau bukan. Namun, saat balasannya tiba, bukan itu yang diinginkan oleh lelaki itu.

Saat Sherina sedang mendistraksi rasa bersalahnya dengan membereskan isi kopernya kembali pada tempat semula, Sadam justru sedang berusaha untuk tidak merasakan kecewa terhadap balasan Sherina. Ia tau, tidak perlu menuntut banyak karena memang status mereka belum sejelas itu sampai Sherina harus kudu wajib membalas ucapan cintanya. Tapi---
"Masa ga peka sih, Dy?" Oke, lelaki itu merengut dan mengerucutkan bibirnya. Salah ia terlalu berharap untuk Sherina bisa peka, karna gadis itu adalah orang paling tidak peka yang pernah ia temui.

Segera ia mengetikkan balasan lagi untuk dikirim kepada gadis itu, ia tak ingin percakapan ini segera berakhir.
"Kamu kok belum tidur? Udah selesai bersih-bersihnya?" Lalu, mengetik tombol send. Jemarinya tak tenang, mengetuk-ngetuk layar ponselnya sembari menunggu balasan dari gadis itu.

Ting...

Satu notifikasi masuk dan ia berharap dari Sherina.

"Bersih-bersih udah kok. Ini lagi ngeberesin barang biar besok ga ada lagi yang harus diberesin. Setelah itu baru tidur." Yep, itu balasan dari Sherina.

Senyuman tak bisa ia elakkan, seakan tidak terjadi apa-apa barusan dengan perasaannya.

"Ooh, yaudah kalau gitu, kamu lanjut aja beresin barangnya ya. Kasihan kamu kecapean tadi." Akhirnya ia mengalah, tidak lagi memperpanjang percakapan mereka. Ia tak ingin gadisnya merasa kelelahan akibat keegoisannya. Gadisnya? Haha -ish.

Sherina tersenyum membaca pesan dari Sadam, ia menghentikan sejenak kegiatannya dan memilih untuk membalas pesan dari lelaki itu.
"Iya, Ga. Kamu juga tidur ya. Good night, Aga!" Setelah menekan tombol send, ia lalu menaruh ponselnya disampingnya. Kemudian ia lanjut membereskan barangnya yang sisa beberapa lagi.

Ting...

Beberapa detik kemudian, satu notifikasi masuk di ponselnya yang ia sudah tebak adalah dari Sadam. Ia bergegas mengambil ponselnya dan membuka balasan itu.

"Good night too, Ody❤️"

Balasan itu membuat ia tersenyum dan memilih untuk tidak membalasnya lagi. Ia kembali menaruh ponselnya di sampingnya, ingin menyelesaikan kegiatan beres-beresnya secepatnya. Walaupun tangannya membereskan barang, benaknya terbersit perlakuan Sadam yang selalu pengertian akan dirinya sejak mereka kecil hingga saat ini, contoh kecilnya adalah barusan. Lelaki itu selalu ingin yang terbaik baginya dan tak ingin menyusahkannya, itu yang membuat dia yakin untuk melabuhkan hatinya pada Sadam, si anak mami yang sekarang sudah bermetamorfosis menjadi jagoan yang bahkan lebih jagoan darinya.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang