Tepat pukul satu kurang lima menit mobil OUKAL yang ditumpangi oleh Sherina, Sadam, dan Aryo memasuki area airport. Setelah memarkirkan mobil yang mereka tumpangi dengan posisi bagus, ketiganya beranjak turun. Aryo masih tertidur dengan pulasnya ketika Sadam turun duluan untuk membuka bagasi mengambil barang bawaan Sherina dan Aryo.
"Yo, bangun, kita udah sampe airport." Sherina membangunkan Aryo dari kursi yang dia duduki dari tadi, masih berkutat dengan seat belt nya dan kemudian mengambil tasnya untuk mengecek isi di dalamnya apakah sudah lengkap semua, atau masih ada yang tertinggal.
Terdengar lenguhan kecil dari bangku belakang yang bersumber dari Aryo yang sedang menggeliatkan badannya dan mengucek matanya.
"Lho, Sadam mana, Sher?" tanya Aryo setelah kesadarannya terkumpul penuh dan menyadari Sadam yang tidak ada Bersama mereka saat ini.Sherina yang semula masih fokus memeriksa isi tasnya kemudian beralih menoleh ke arah Aryo yang tengah menanti jawaban darinya.
"Tuh di belakang, lagi nurunin barang. Bantuin gih." Unjuk Sherina ke arah Sadam dengan dagunya membuat Aryo mengikuti arah yang dimaksud oleh gadis itu.
Benar saja, terlihat Sadam kini beralih menutup pintu bagasi setelah semua barang diturunkan olehnya."Ah, udah selesai kok dituruninnya." Ujar Aryo yang kemudian kembali menidurkan badannya ke senderan kursi.
"Ish, lo tuh ya, kasihan Sadam udah angkatin barang sendiri masa disuruh lagi buat bawain ke dalam juga. Sana bantuin, Aryoo!" suruh Sherina pada Aryo dengan mata melotot dan alis bertaut. Dengan terpaksa Aryo mengangguk lalu menghela nafas kasar, bersiap untuk turun dari mobil.
"Hadehhh, iye, iye. Bawel banget." Gerutu Aryo namun tetap membuka pintu mobil dan turun untuk kemudian menemui Sadam yang masih berada di bagian belakang mobil, terlihat sedang menunggu dirinya dan Sherina untuk masuk bersama-sama.
Sherina menggeleng mendengar gerutuan sebal dari Aryo dan beralih menutup resleting tasnya yang sudah dirasa lengkap isinya, lalu, ia mengikutinya untuk turun dari mobil dan mendekat ke arah dimana dua lelaki itu berdiri sekarang.
"Udah semua? Ga ada yang ketinggalan lagi?" tanya Sadam sambil menatap bergantian ke arah Sherina dan Aryo.
"Aku udah semua sih." Jawab Sherina yang kemudian ditimpali dengan anggukan oleh Aryo.
"Gue juga."Sadam mengangguk dan beralih menggenggam pegangan koper Sherina untuk dibawa masuk ke dalam.
"Yaudah, kalau gitu kita masuk aja yuk. Sekalian cari tempat buat makan siang." Ajak Sadam yang kemudian diangguki oleh keduanya. Kali ini mereka berdua mengikuti kemanapun Sadam membawa mereka. In Sadam we trust pokoknya mah, kurang lebih sederhananya seperti itu.Setelah beberapa menit mereka berjalan mencari tempat untuk mereka makan siang ini, akhirnya langkah mereka terhenti di depan salah satu cafe yang lumayan ramai dikunjungi orang.
"Disini aja?" tanya Sadam kepada Sherina dan Aryo yang kemudian menuai anggukan oleh keduanya.
"Oke, kita cari tempat duduk dulu, baru mesen ya." Semuanya dilakukan atas instruksi Sadam, karna Sherina dan Aryo tidak ingin ribet dan sudah terlalu lelah untuk berpikir, jadi, lagi-lagi mottonya adalah in Sadam we trust.
Ketiganya mengikuti instruksi dari Sadam dan melangkahkan kaki menuju sebuah meja berbentuk persegi yang terlihat kosong di bagian belakang cafe untuk mereka duduki. Setidaknya ini tempat yang sangat pas untuk menghindari hingar bingar dari banyaknya manusia yang sedang menikmati makanannya juga disini.
"Barangnya taruh disamping ini aja, Yang." Ujar Sherina pada Sadam sambil menunjuk ruang kosong yang berada disisi kiri meja. Sadam mengangguk dan mengikuti instruksi gadis itu, Sedangkan Aryo menatap Sherina dan Sadam bergantian dengan tatapan sus nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
Fanfiction/Sau∙ja∙na/ : sejauh mata memandang Beberapa tahun berpisah ternyata tidak sontak merubah apa yang pernah terjalin. Walaupun awalnya agak canggung tapi naluri dua orang sahabat selalu menemukan jalan untuk kembali bersedia seperti sebelumnya. "Di p...