Setelah Aryo selesai dengan segala ritual malamnya. Ia kini menghampiri Sadam dan Sherina yang masih berada di ruang tengah, terlihat sangat asik berbincang sampai-sampai keberadaan Aryo tak disadari oleh mereka.
"Etdah, mentang-mentang ini malam terakhir disini, lo berdua asik sendiri. Kaga sadar kalau gue udah disini." Interupsi Aryo kepada mereka berdua. Keduanya sontak memalingkan wajah menghadap Aryo yang sedang berdiri di belakang sofa yang mereka duduki dengan bersedekap dada dan memasang wajah sebalnya.
Sherina dan Sadam terkekeh melihatnya, lalu, Sadam mengajak Aryo untuk ikut bercengkrama mereka disana.
"Eh, maaf, Yo. Tadi lagi asik becanda sama Sher. Lo duduk juga dong, biar ikut cerita bareng kita." Ajak Sadam, namun, dibalas dengan gelengan oleh Aryo.
"Justru gue kesini mau ngajakin kalian buat makan malem, nggak pada laper apa?" Ujar Aryo membuat Sadam dan Sherina sama-sama teringat ternyata mereka belum makan malam.
"Oh iya juga, sampai lupa." Jawab Sherina kali ini.
"Yaudah, ayo kita ke dapur, makan disana aja." Ajak Aryo yang kemudian melangkahkan kaki menuju ke arah dapur dengan menenteng satu kresek berukuran sedang, entah berisikan apa. Yang pasti di belakangnya kini terdapat Sherina dan Sadam yang sama-sama mengikuti kemana Aryo pergi.
Setibanya di dapur, mereka pun mendudukkan diri di kursi meja makan yang berbentuk bulat itu. Lalu, giliran Aryo beraksi, membuka kresek bawaannya, mengeluarkan semua isinya dan meletakkannya di atas meja makan di hadapan mereka. Mata Sherina terbelalak kaget, begitupun dengan Sadam.
"Wahh, banyak banget, Yo." Ujar Sherina takjub dengan semua yang ada di hadapan mereka sekarang. Aryo tersenyum jumawa, lalu, berkacak pinggang, sombong.
"Iya dong, ini semua hasil dari gue keliling desa tadi, ga sia-sia juga gue sampe nyasar ke desa sebelah. Hasilnya gue bawa banyak makanan untuk kita kan. Udah-udah ga usah berterimakasih ke gue, gue ikhlas kok. Kan gue anaknya suka memb---" belum selesai Aryo melontarkan kalimatnya, sudah harus terpotong akibat Sherina yang menimpali dengan nada sebalnya.
"Iya, iya, gue tau lo baik, suka menabung, dan tidak sombong. Tapi, bisa nggak, kita langsung makan aja. Dengerin celotehan lo buat gue lama-lama mati kelaparan ini." Ujar Sherina dengan senyum ramah yang dibuat-buat. Aryo membalasnya dengan helaan nafas jengah sedangkan Sadam hanya terkekeh melihat interaksi keduanya yang bak Tom and Jerry itu.
"Drama banget lo, Sher. Gue laper juga kaga sampe mati kelaperan dong." Jawab Aryo yang semakin membuat Sherina tertantang untuk menimpalinya. Namun, belum sempat ia melontarkan balasan untuk perkataan Aryo, suara Sadam sudah menengahi perdebatan keduanya.
"Udah, udah, sehari ga berantem bisa ga sih kalian? Ini mau makan juga tetep berantem, kapan akurnya sih. Heran." Ujar Sadam yang membuat Sherina dan Aryo kicep, namun, saling menatap satu sama lain dengan tatapan sebalnya dan saling memeletkan lidah bak anak SD sedang ejek-ejekan. Sadam menggeleng tak habis pikir dengan tingkah keduanya. Ini kenapa aku kayak lagi momong dua anak kecil sih, hobi banget berantem, heran, batin Sadam.
"Yaudah, sekarang kita makan ya. Yo, lo bisa tolong bukain bungkusan makanan yang lo bawa? Sher, kamu bisa tolong ambilin piring? Biar aku isiin minuman untuk kita." Sadam membagi tugas untuk mereka bertiga saling membantu agar bisa segera makan. Aryo dan Sherina mengangguk menyanggupi tugas dari Sadam dan beranjak untuk melakukan tugas masing-masing. Jiwa program manager OUKAL-nya keluar tuh wkwk.
Setelah semuanya tertata rapi di atas meja makan, kini saatnya mereka makan. Tidak ada yang bersuara di sela-sela mereka makan. Semua fokus pada makanan di piringnya masing-masing, terlihat sangat lapar.
![](https://img.wattpad.com/cover/355907505-288-k602296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
Fanfiction/Sau∙ja∙na/ : sejauh mata memandang Beberapa tahun berpisah ternyata tidak sontak merubah apa yang pernah terjalin. Walaupun awalnya agak canggung tapi naluri dua orang sahabat selalu menemukan jalan untuk kembali bersedia seperti sebelumnya. "Di p...