Setibanya di apartemen, Sherina langsung meletakkan tasnya dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Tidak sempat memegang ponsel walaupun sekadar mengecek apakah ada notifikasi yang masuk. Ia hanya ingin segera mandi.
Tanpa sadar, deringan telepon beberapa kali masuk di ponselnya saat ia sedang mengguyur badannya dengan air dari shower. Ia sedang menikmati 'me time' nya, sampai-sampai menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam hingga ia keluar dengan mengenakan handuk mandi berwarna putih dan handuk yang membungkus rambutnya.
Lalu, gadis itu dengan santainya berjalan menuju lemarinya dan mengambil satu stel baju rumahan yang ia gunakan ketika sedang tidak kemana-mana. Segera ia berganti baju dan mendudukkan badannya di kursi meja riasnya dan memulai ritualnya setiap malam, yaitu, skincare-an dan mengeringkan rambut. Setelah semua selesai ia lakukan, akhirnya ia mengambil ponselnya yang tergeletak begitu saja di atas nakas samping tempat tidurnya dan duduk santai di kasur, lalu, mulai membuka ponselnya. Saat itulah matanya menangkap notifikasi dua panggilan tak terjawab dan lima pesan masuk dari Sadam.
Segera ia membuka aplikasi hijau berlogo telepon yang selalu ia gunakan ketika bertukar pesan dengan Sadam, lalu, membuka roomchatnya dengan lelaki itu, kemudian tanpa membalas pesan terakhir lelaki itu, ia langsung mengetuk logo panggilan video yang berada di pojok kanan atas roomchat dan menampilkan nama Sadam disana.
Tak butuh waktu lama untuk panggilannya tersambung dengan lelaki itu.
"Halo, Dy. Kamu sibuk ya? Tadi aku telponin ga diangkat, text juga ga dibales." Kalimat Sadam langsung membuat Sherina tersenyum canggung. Tidak menyangka bahwa lelaki itu akan mencari dirinya sampai sebegitunya.
"Hehe maaf, Ga. Aku seharian ini hectic banget, udah gitu pulang dari kantornya agak malem, jadinya makan di luar deh bareng Aryo. Trus pulang langsung bersih-bersih, ini aja aku baru banget siap mandi. Maaf yaaa." Ujar Sherina merasa tak enak dengan Sadam hingga ia menjelaskan sebegitu detailnya pada lelaki itu.
Terlihat Sadam mengangguk paham di seberang sana,
"Lain kali jangan gitu ya. Kamu seharian ga ada kabar. Malem juga aku telepon ga langsung diangkat, text ga langsung di bales. Aku khawatir, Sher. Jangan sampai aku terbang ke Jakarta cuma karna itu." Kalimat terakhir Sadam yang bernada ancaman itu berhasil membuat Sherina terkekeh geli."Kamu ih, masa gitu doang langsung terbang kesini?" Cibir Sherina yang membuat Sadam memasang wajah seriusnya.
"Lho ya aku serius, Neng. Liat aja nanti sekali lagi kamu susah dihubungi kayak gitu, aku langsung mesen penerbangan hari itu juga buat samperin kamu disana." Ujar Sadam yang terus mengganti panggilannya untuk Sherina.
Ada tiga panggilan dari Sadam untuk Sherina : Neng, Ody, dan Sher. Penggunaannya sesuka hati lelaki itu, namun, dari percakapannya dengan Sherina saat ini, semua orang bisa mengerti bagaimana ia bergiliran menggunakan setiap panggilan itu.
"Cieee, yang cinta banget sama aku." Bukannya menanggapi dengan serius, Sherina malah menggoda Sadam. Ia berpikir ini saat yang pas untuk membalikkan godaan Sadam tempo hari perkara text love you darinya, oleh karena itu senyumannya merekah lebar, menanti reaksi Sadam yang mungkin akan kikuk.
"Ya emang, aku cinta banget sama kamu. Kalau nggak cinta mah mana mau aku buang-buang waktu buat nyariin kamu kalau susah dihubungi kayak barusan." Sial. Bukannya kikuk, malah Sadam menanggapinya dengan serius. Hal itu membuat senyuman yang semula merekah sempurna di bibir Sherina, kini meluruh, berganti dengan gigitan di bibir bawahnya. Tak menyangka bahwa ia yang awalnya niat menggoda Sadam malah berakhir dengan ia yang salah tingkah oleh lelaki itu.
Ada jeda beberapa saat sebelum Sadam kembali mengambil alih percakapan malam ini, ia tau dari raut wajah Sherina bahwa gadis itu merasa tak enak hati dengannya. Jadi, ia memutuskan untuk menyelamatkan keadaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/355907505-288-k602296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
Fanfiction/Sau∙ja∙na/ : sejauh mata memandang Beberapa tahun berpisah ternyata tidak sontak merubah apa yang pernah terjalin. Walaupun awalnya agak canggung tapi naluri dua orang sahabat selalu menemukan jalan untuk kembali bersedia seperti sebelumnya. "Di p...