Pukul sembilan lewat lima belas waktu setempat, kereta yang ditumpangi Sherina akhirnya berhenti di stasiun Bandung, tujuan Sherina. Setelah kereta berhenti, Sherina menunggu orang-orang di depannya untuk turun duluan, malas berdesak-desakan. Sementara menunggu, dia membuka ponselnya dan mengecek notifikasi yang masuk, ternyata ada pesan dari Ibu disana. Sherina segera membuka pesannya dan membalas.
"Sudah sampai, Sher?" begitulah isi pesan dari Ibu yang kemudian di balas oleh Sherina.
"Baru aja sampai, Bu. Aku mau turun dari kereta ini, baru deh mesen ojol." Setelah memastikan balasannya telah tersampaikan pada sang Ibu, Sherina kemudian mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas nya, lalu, Bersiap-siap untuk turun dari kereta.
Saat turun dari kereta, Sherina memutuskan untuk duduk sebentar lalu kembali mengecek ponselnya yang tadi berbunyi tanda pesan masuk. Dan ternyata benar, satu pesan balasan dari Ibu.
"Kamu ga usah naik ojol, Sher, Ibu dan Ayah udah di parkiran buat jemput kamu." Balasan yang sanggup membuat Sherina tersenyum lebar dan segera menuju parkiran dimana Ayah dan Ibunya telah menunggu. Harusnya tidak perlu waktu lama, namun, karena banyaknya manusia yang berada disana, Sherina membutuhkan beberapa menit untuk bisa sampai di parkiran. Dan disinilah dia sekarang, berada di depan Ayah dan Ibunya. Sherina memeluk Ayahnya lalu kemudian Ibunya.
"Ibuuu, kangennn." Manja Sherina yang hanya keluar kalau dia sudah bertemu dengan Ibunya. Sang Ibu tersenyum sambil mengelus rambut Sherina sayang.
"Udah gede kok masih manja, Sher? Ga malu dilihatin orang-orang?" tanya Ibunya dengan senyuman yang masih membingkai di bibirnya. Sherina hanya menggeleng menanggapi namun, tetap tidak mau melepas pelukannya. Ayah yang melihat pemandangan itu hanya menggeleng kemudian berdehem yang membuat pelukan Ibu dan anak gadisnya terlepas.
"Ibu aja nih yang dikangenin? Ayah nggak?" tanya Ayah pura-pura merajuk. Sherina tersenyum geli lalu, kembali memeluk Ayahnya.
"Ya nggak dong, Yah. Aku kangen Ayah juga, tapi, kalau sama Ibu kangen banget. Hehe." Kekehan Sherina di akhir kalimat membuat sang Ayah cemberut.
"Ah kamu mah, sama Ibu aja manja-manja, sama Ayah mana mau." Ujar Ayah sebal. Namun, Sherina menanggapinya dengan tertawa tak habis pikir Ayahnya ternyata bisa berlaku seperti itu. Ibu yang melihat interaksi keduanya hanya tersenyum sambil menatap kedua orang kesayangannya tersebut. Kemudian menginterupsi keduanya.
"Udah, udah, nanti kangen-kangenannya dilanjut di rumah aja. Sekarang kita pulang, Ibu udah buatin surabi kinca kesukaan kamu, nanti keburu dingin." Mendengar hal itu Sherina terlihat sangat bersemangat dan langsung masuk ke mobil. Ayah dan Ibu menggeleng-geleng melihatnya. Lalu, Ayah mengambil koper Sherina yang diletak begitu saja di depannya ketika Sherina tiba dan membawanya ke bagian belakang mobil untuk dimasukkan ke bagasi, Sedangkan Ibu sudah duluan mendudukkan diri di kursi depan, samping kemudi.
"Sudah semua? Gak ada yang ketinggalan?" tanya Ayah sambil memasag seat belt-nya ketika sudah duduk di bangku kemudi. Ibu menggeleng menjawab pertanyaan Ayah, sedangkan Sherina dengan semangat menjawab,
"Gak ada, Ayah, ayo kita pulang." Dengan demikian perjalanan pulang mereka dimulai.
Sepanjang perjalanan, Sherina tidak berhenti memandang ke luar jendela, menikmati pemandangan yang tidak pernah dilihatnya selama di Jakarta. Menikmati hijaunya pepohonan yang membentang luas di setiap sisi, membuatnya teringat akan masa kecilnya ketika pertama kali di ajak ke Bandung oleh Ayah dan Ibunya saat mereka pindah rumah. Sudah sangat sering dia pulang ke Bandung, namun, baru kali ini Ayah dan Ibunya menjemput dengan formasi lengkap persis seperti yang ada dibayangannya saat ini. Hal ini membuat pikirannya kembali ke masa lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
Fanfiction/Sau∙ja∙na/ : sejauh mata memandang Beberapa tahun berpisah ternyata tidak sontak merubah apa yang pernah terjalin. Walaupun awalnya agak canggung tapi naluri dua orang sahabat selalu menemukan jalan untuk kembali bersedia seperti sebelumnya. "Di p...