Chapter 42

321 29 71
                                    

Sore ini Sherina dan Sadam tidak melakukan aktivitas apapun selain bersantai di ruang tengah atau di balkon apartemennya. Keduanya hanya ingin menikmati waktu sebelum besok sudah harus berpencar untuk melanjutkan pekerjaan masing-masing.

"Neng, nanti malem keliling kota yuk." Ujar Sadam tiba-tiba saat sedang memainkan ponselnya. Sherina menoleh kearahnya dan mengernyitkan dahinya.

"Tiba-tiba banget nih?" Tanya gadis itu heran.

Sadam mengangguk, "Iya, pengen keliling bareng kamu. Kata orang-orang sih kalau pacaran tuh biasanya suka night ride pake motor, tapi, ini kita pake mobil aja gapapa ya." Jelas Sadam sambil menaruh ponselnya ke atas meja di hadapannya.

Sherina terkekeh geli, "Kamu ih sejak kapan tau gituan?" Tanyanya.

"Wesss, Sadam diremehin, gini-gini aku juga ngikutin trend kali, Neng." Ujar Sadam mulai menyombongkan diri. Alih-alih ilfeel atau kesal, Sherina malah tergelak mendengarnya, sungguh anak mami tidak cocok untuk sombong seperti itu.

"Sombong amat, Pak." Sindir Sherina.
"Nggak sombong, agak angkuh aja hahaha." Gurau Sadam dengan tawa diakhir kalimatnya.

Sherina menoyor pelan lengannya, "Dasar." Lalu, tergelak bersama lelaki itu.

Ada jeda beberapa menit sebelum Sherina membuka obrolan lagi sesaat setelah melirik jam dinding yang ada di ruangan itu.

"Kita mau jalan jam berapa, Dam?" Tanya Sherina menatap Sadam yang terlihat tengah berpikir.

"Hmm, bagusnya jam berapa? Biasanya Minggu gini jalanan rame ya? Kalau jam sembilanan gimana?" Tanya Sadam sambil memperhitungkan kemacetan yang mungkin saja terjadi walaupun sudah malam, berhubung ini hari Minggu.

Sherina mengangguk menyetujui usulan Sadam, "Oke, kalau gitu jam sembilan kita jalan ya." Putusnya yang diangguki dengan mantap oleh Sadam.

"Kalau gitu, aku mandi dulu ya, Dam. Udah jam setengah tujuh ini. Nanti gantian sama kamu." Pamit Sherina sambil bersiap untuk bangkit dari duduknya, namun, ditahan oleh Sadam.

"Tunggu dulu deh, Neng, aku mau ngomong bentar." Ujar Sadam sambil menggenggam pergelangan tangan Sherina, menahan gadis itu agar tetap pada posisi duduknya saat ini.

Sherina menoleh ke arah Sadam dengan tatapan bertanya, "Boleh, kamu mau ngomong apa emang?" Tanyanya kembali memperbaiki posisi duduknya untuk dapat menghadap Sadam.

"Kamu dari tadi asik manggil aku Dam, Sadam, Bapak Sadam mulu. Ga ada niatan manggil aku lebih romantis gitu? Sayang, misalnya." Gadis itu tau ini bukan gurauan atau godaan Sadam saja, tetapi, ini permintaan yang masih belum bisa ia penuhi. Karna malu, itu faktor utamanya.

"Kan nama kamu Sadam. Ga salah kan aku?" Elak Sherina, ia masih ingin bermain kata dengan Sadam.

Ekspresi Sadam saat ini sangat lucu menurutnya, bibirnya mengerucut dan muka yang ditekuk, mengingatkannya pada masa kecil mereka sewaktu ia pertama kali bertamu ke rumah Sadam dan lelaki itu ketahuan dipanggil Yayang di rumah. Persis seperti itu raut wajahnya. Mau tak mau Sherina terkekeh geli.

"Malah ketawa, aku serius, Neng." Rengek Sadam yang semakin membuat Sherina tertawa.

"Dih, program manager yang biasanya di lapangan suka galak kok malah jadi manja gini? Ga malu sama badan, Pak?" Goda Sherina yang membuat Sadam mendengus kesal.

"Bodo, badan mah badan, beda sama hati." Gerutu Sadam yang membuat Sherina semakin ingin menggodanya.

"Cielah bahasanya sekarang kalo ngomong bawa-bawa hati." Goda Sherina terus, sepertinya ini adalah ajang balas dendam akibat tadi Sadam sudah berlaku yang sama kepadanya.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang