*AREA KOTOR*
Dosa di tanggung pajak.
'Tumben pake peringatan'
*
*
*
"Aku mau jatah tiga puluh menit milikku." Shani berbisik lembut, jarak wajah mereka sudah sangat dekat, Shani hanya perlu memajukan wajahnya sedikit lagi dan bibir mereka akan bertemu.
Tiba tiba suara guntur yang bergemuruh masuk ke pendengaran Gracia, cahaya kilat samar samar terlihat dari balik jendela, suara petir menyambar menjadi yang paling menakutkan di antara suara suara hujan yang jatuh menghantam bumi. Langit langit dan dinding kamar Shani seakan bergetar, angin yang berhembus terasa menusuk kulit dan paru paru. Badai di luar sana semakin mengganas.
Gracia memeluk perut Shani dengan erat. Ia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Shani, matanya terpejam erat.
Shani mendekap Gracia, mengelus punggung Gracia dengan lembut.
"Gapapa Ge, cuma petir aja kok."
Saat suara gemuruh petir mereda, dan yang tersisa hanya suara air hujan yang mengguyur bumi dengan kuat. Gracia mendongakkan kepalanya, menatap wajah Shani yang sedikit menunduk.
Shani mengangkat kepala Gracia dengan hati hati, meletakkan lengannya di bawah kepala Gracia. Tanpa basa basi lagi, ia segera mengecup bibir Gracia dengan lembut. Tak ada lumatan dan tak menuntut. Bibir Shani hanya mampir sebentar.
Gracia geram, ia menutup matanya dan kembali mulai melumat bibir Shani. Bibir Gracia melumat bibir bawah Shani, kemudian bibir atas untuk kemudian kembali pada bibir bawah. Gracia sedikit menggigit bibir bawah gadis yang sedari tadi tidak membalas ciumannya.
Shani membuka mulutnya, menerima lidah Gracia. Ia memainkan lidah Gracia, membalas ciuman gadisnya.
Ciuman mereka semakin dalam dan semakin memanas. Pangutan mereka relai ketika menghirup oksigen adalah hal yang paling mereka butuhkan.
Shani menarik tangannya yang berada di bawah kepala Gracia. Ia beranjak ke atas tubuh Gracia, yang otomatis menelentangkan tubuhnya.
Tangan kanan Shani mengelus pipi Gracia. Ia menatap dalam netra gadisnya, berjanji di dalam hatinya, setelah ini tidak akan ada lagi Gracia yang kesepian. Setelah ini tidak boleh ada lagi sikapnya yang mengabaikan Gracia. Tidak boleh.
Ibu jari Shani mengelus bibir Gracia, telunjuknya berada pada hidung mancung Gracia, lalu pergi ke bagian bawah mata Gracia, membuat mata itu sedikit menutup. Nafas Shani terasa berat. Ia belum berbuat apa apa, tapi pikirannya sudah menjelajah. Dadanya bergemuruh, ia menelan salivanya.
"Shani."
"Hm?"
"Will you start or not?" Gracia kesal dengan Shani yang terlihat membayangkan hal lain.
"Can you ask me?" Shani tersenyum jail.
"Can you make me wet, please?" Gracia membalas senyuman Shani, baiklah, ia akan mengeluarkan seluruh kata kata kotornya.
"With my pleasure." Perut Shani tergelitik mendengar kalimat Gracia, ia mengincar ceruk leher Gracia. Ia mengecup, menjilat, dan menghisap kulit leher Gracia, dengan sesekali menggigit kecil. Lalu membawa lidahnya untuk menjilat telinga Gracia, dan berakhir dengan kecupan di pipi.
"Eumhh." Gracia mengelus rambut Shani.
"Its seems like this shirt looks good on the floor."
Shani terkekeh. Ia menjauhkan tubuhnya dari Gracia, lalu menarik tubuh Gracia agar gadis itu duduk. Shani membuka baju kaus yang di kenakan Gracia, melemparkannya ke lantai. Begitu juga dengan bra, celana, dan celana dalam Gracia.

KAMU SEDANG MEMBACA
GRESHAN ONESHOOT
FanficFiksi. 21+ !! Hanya sekedar kumpulan cerita pendek dari Greshan. Bagaimanapun jalan ceritanya. Serumit apapun perjuangannya. Sejauh apapun jaraknya. Greshan akan berakhir bahagia.