'Aktris yang lagi naik daun ini dikabarkan menghilang ketika suaminya tertidur pada malam hari. Ketegangan menyelimuti kalangan hiburan setelah aktris terkenal berinisial G dilaporkan menghilang oleh suaminya. Kejadian ini menggemparkan publik setelah suami aktris tersebut membuat laporan kehilangan pada pihak kepolisian pagi ini.'
Seorang wanita sedang duduk manis di kasurnya sambil menatap layar televisi yang menyiarkan berita. Telinga menyimak setiap kata dari sang penyiar dengan baik.
'Sejauh ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai penyebab atau keadaan yang mungkin menjadi alasan di balik hilangnya G. Keluarga dan teman-teman dekatnya, termasuk rekan-rekan seprofesinya dalam dunia hiburan, mengaku tidak mengetahui apa pun yang mungkin terjadi. Pihak kepolisian berjanji untuk melaku-.'
Ia segera mematikan televisinya ketika melihat seseorang yang keluar dari kamar mandi, seorang wanita sepantaran dirinya.
"Sini, biar aku kasih obat." Ia memanggil wanita itu setelah mengambil salap dan antiseptik. Wanita itu berjalan ke arahnya. Ia sedikit membuka bathrobe yang di kenakan wanita itu untuk mengobati luka pada bagian bahu.
"Awsh, perih Shan." Tubuh wanita itu bergetar, matanya sedikit berair menahan perih pada bahunya, tangannya menggengam bahtrobe yang ia kenakan.
"Tahan sebentar." Shani meniup niup luka wanita itu, berharap rasa perihnya berkurang. Kini ia beralih pada lengan lalu kaki.
Shani menatap tubuh wanita itu, banyak sekali luka lebam dan goresan pada tubuhnya. Shani ikut meringgis melihatnya.
"Gue udah pesan tiket, kita berangkat tiga jam lagi." Ucapnya setelah mengobati seluruh luka wanita itu.
"Kemana?"
"Kanada." Shani mengambil handuknya, lalu berjalan menuju ke kamar mandi.
"Aku ga bawa paspor Shan." Wanita itu mengingatkan Shani yang sepertinya lupa.
Shani menghentikan langkahnya sebentar, kemudian ia teringat pada seseorang yang dapat membantunya. Tanpa berbalik menatap wanita itu, Shani melanjutkan langkahnya, ia masuk ke kamar mandi.
Wanita itu diam menatap punggung Shani yang menghilang di balik pintu, kemudian pandangannya beralih pada pakaian yang berada di atas kasur, yang telah disiapkan Shani untuknya. Ia bersiap.
"Gracia! Sarapan!" Teriak Shani dari dalam kamar mandi.
Wanita yang baru saja selesai berpakaian itu mengangguk, walaupun Shani tak melihatnya. Kemudian ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju dapur. Shani bergabung dengan Gracia setelah mengenakan pakaiannya.
Tadi pagi, sebelum matahari berniat terbit, saat bulan masih nyaman menyinari bumi bagian Shani berpijak, itu sekitar pukul dua pagi, ada seorang wanita yang menggedor gedor pintu apartemen Shani. Wanita itu juga memencet mencet bel tanpa jeda.
Shani yang baru saja terlelap setelah menyelesaikan pekerjaanya kembali terbangun. Segera ia buka pintu itu setelah tau siapa yang menggedor pintu apartemennya pada pukul segitu.
Dengan rambut dan pakaian yang acak acakan, serta air mata yang berlinang, wanita itu memeluk Shani. Meminta pertolongan dan perlindungan, ia tidak tau lagi harus meminta hal itu pada siapa selain pada Shani.
Tanpa berpikir dua kali, Shani mengangguk, membawa masuk wanita itu. Mengganti pakaiannya, dan memberinya makan. Shani sangat mengantuk, ia harus tidur. Maka ia tidur, sedangkan wanita itu terjaga sampai pagi tiba.
***
"Shan, aku ga bawa apa apa." Gracia mengingatkan Shani atas kondisi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRESHAN ONESHOOT
FanfictionFiksi. 21+ !! Hanya sekedar kumpulan cerita pendek dari Greshan. Bagaimanapun jalan ceritanya. Serumit apapun perjuangannya. Sejauh apapun jaraknya. Greshan akan berakhir bahagia.