"Aku mau ikut seleksi jadi Idol." Ucap seorang gadis yang sedang memainkan game online di ponselnya.
"Ge? Bercanda kan?" Lawan biacaranya menatap heran, seakan tak percaya akan apa yang ia dengarkan.
"Aku mau ikut seleksi jadi idol." Kali ini gadis itu menatap lawan bicaranya. Ia mengulangi perkataannya, sama persis. Dengan intonasi yang lebih serius.
"Ge? Udah kamu pikirkan baik baik?" Gadis yang menjadi lawan biraca Gracia itu berdiri dari meja belajarnya, menghampiri Gracia yang sedang duduk bersandar di kasur.
"Udah ci. Ini keputusan aku. Ini mimpi aku sejak dulu ci."
"Lantas bagaimana dengan kita?" Shani duduk tepat di depan Gracia, ia menatap manik Gracia. Kemudian tangannya bergerak untuk menyentuh pipi Gracia, ia menempelkan telapak tangannya di sana.
Gracia mengedipkan matanya, lalu menarik nafasnya dalam dalam. "Kita tetap ci. Tapi jangan biarkan dunia tau." Gadis itu membalas tatapan pacarnya.
"Ge? Gimana akhirnya? Kalau seluruh dunia udah kenal kamu?" Shani menghela nafas.
"Ci? Mikirnya kejauhan ah. Lagian aku kan baru ngambil keputusan berdasarkan kemauan aku. Papa sama mama pasti bakalan ngasih. Tapi aku belum dapat izin dari kamu. Aku belum dapat persetujuan kamu, kamu berhak untuk ngelarang ci. Kalau kamu ga suka yaudah." Gracia menggenggam tangan Shani yang masih menempelkan telapak tangannya pada pipi Gracia.
"Yaudah ga jadi ikut seleksi?"
"Yaudah putus." Gracia tersenyum jail, tangan Shani refleks mencubit pipi gadis itu.
"Beneran mau putus?" Kali ini Shani menatap lebih serius, tatapannya lebih dalam dan terasa kuat. Senyum Gracia menghilang.
Gracia tertegun menatap netra Shani, ia melamun sesaat. "Engga ci, ga mau. Kalau kamu larang, aku batal ikut tes. Kamu boleh larang aku kok. Apapun selain putus ci." Gracia menggeleng, ia cepat cepat memeluk Shani dengan erat.
"Iya Ge. Aku juga ga mau lepasin hubungan kita. Kamu boleh kok ikut tes, lagian belum tentu lulus." Shani mengelus kepala Gracia, ia terkekeh di akhir katanya.
"Ih jelek banget doanya, aku beneran pengen jadi idol ci." Gracia sedikit mendongak untuk menatap Shani.
"Sini peluk yang bener, sakit badan kamu nanti." Shani memperbaiki posisi absurd mereka. Ia memindahkan Gracia ke pangkuannya. Gracia nyengir.
"Aku harus lulus." Ucap Gracia sambil menutup matanya, ia menikmati pelukan hangat Shani. Mereka bertahan dalam posisi itu selama beberapa menit, sampai Gracia tiba tiba mencium bibir Shani yang sedang melamun entah memikirkan apa.
"Lagi Ge." Shani sedikit kaget, lalu ia tersenyum.
Gracia menurutinya, ia kembali mencium bibir pacarnya.
Shani berpikir. Jalan untuk merintis karir di dunia hiburan sangat tidak mudah. Ia tidak bisa begitu saja melepaskan Gracianya untuk tenggelam dalam dunia itu. Shani harus mencari cara agar Gracia aman. Ia harus melindungi Gracianya. Maka, satu satunya cara adalah menjadi hebat dan tak terkalahkan.
Shani menatap meja belajarnya. Komputernya masih menyala, menunjukkan soal soal simulasi untuk seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri ternama. Ia sudah memustuskan, ia akan menjadi tameng untuk Gracia. Ia akan berdiri di depan Gracia untuk melindungi gadis itu agar ia bisa meraih mimpinya.
Menuntun Gracia agar ia tidak kehilangan arah. Menemani Gracia agar ia tidak merasa kesepian. Menggandeng Gracia agar gadis itu tidak merasa bahwa ia sendirian menghadapi kejamnya dunia. Shani akan menjadi segalanya untuk Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRESHAN ONESHOOT
FanficFiksi. 21+ !! Hanya sekedar kumpulan cerita pendek dari Greshan. Bagaimanapun jalan ceritanya. Serumit apapun perjuangannya. Sejauh apapun jaraknya. Greshan akan berakhir bahagia.