"Lima hari lagi waktu sewa apartemen kita habis. Mau lanjut ke negara mana habis ini?" Tanya Shani ketika mereka sedang menikmati makan malam.
"Balik ke Indonesia Shan, boleh?" Gracia sangat berhati hati dengan topik ini. Ia menoleh pada Shani yang duduk di sampingnya.
"Rindu Edgar ya? Dia payah banget sih? Udah sebulan ini kamu ngilang. Jangan jangan kamu udah dikira meninggal sama mereka." Setiap membahas Edgar, pasti Shani selalu merendahkannya karena tidak bisa menemukan keberadaan mereka.
"Rindu Kiel Shan. Aku juga mau urus surat cerai." Gracia menyuap sesendok sup pada Shani.
"Oke, kita pulang." Ucap Shani setelah menerima suapan Gracia.
"Di dekat unit apart kamu ada yang kosong ga? Ezekiel aku bawa, aku juga harus pindah rumah kan?" Gracia sedang memikirkan akan tinggal dimana ia nanti.
"Ge?" Shani memandang Gracia dengan heran.
"Ya?" Gracia membalas tatapan Shani dengan tatapan yang lebih heran.
"Apart aku ada tiga kamar kok, ga mau sewa kamar di apart aku aja? Atau sekalian di kamar aku aja. Kamu ga mau tinggal bareng aku? Kok kepikiran beli apart lain?" Shani menjelaskan maksud dari tatapannya.
"Aku bawa Kiel Shan. Aku takut kamu ga nerima dia." Ucap Gracia sambil menunduk.
Shani meraih pipi Gracia dengan lembut, membawa tatapan Gracia agar tertuju padanya. Shani menatapnya dengan sendu, ternyata wanita ini menghawatirkan hal itu.
"Aku gapapa Ge. Kan dia anak kamu, aku benci Edgar, bukan Ezekiel." Shani mengelus pipi Gracia dengan lembut, kemudian melepasnya. Shani membutuhkan tangannya untuk menyuap makanan ke mulutnya.
"Aku juga mau hiatus dulu dari dunia entertaiment."
"Jangan."
Gracia kaget mendengarnya, ia tidak jadi menyuap makannya, kepalanya spontan menoleh pada Shani yang terlihat santai.
"Kenapa?" Gracia hampir saja terbawa emosi, tapi ia masih bisa mengontrol nada bicaranya. Kenapa ia tidak boleh hiatus? Setelah kasus dirinya hilang, apakah masih ada pekerjaan yang datang padanya? Dan ia lelah dengan pekerjaanya, ia ingin hiatus, kenapa Shani melarangnya.
"Jangan hiatus, berhenti aja. Main sama Kiel aja, aku aja yang kerja. Penghasilan aku lebih banyak dari Edgar kok. Aset sama uang dingin aku juga kayaknya lebih banyak. Emm atau mungkin setara. Engga, kayaknya lebih banyak." Shani tidak pernah menghitung seluruh total asetnya, jadi ia tidak tau berapa nominal yang tepat. Yang ia tau, asetnya banyak. Kenapa pikirannya jadi teralih pada aset?
"Kamu pensiun aja, habisin uang aku. Biar aku cari lagi." Shani menghabiskan makanannya.
Gracia tidak menjawab, ia masih memikirkan hal itu. Apakah Shani akan menikahinya? Ia akan menjadi janda setelah bercerai dengan Edgar. Shani menikahi janda? Seorang Shani?? Menikahi janda anak satu seperti dirinya? Gracia jadi tidak selera menyuap makanannya.
"Habisin makanannya Ge." Shani sudah selesai makan. Ia menunggu Gracia selesai agar ia bisa membersihkan piring piring.
Karena Gracia terlihat tidak ingin menyentuh makanannya, Shani mengambil piring Gracia. Kemudian mengecup bibir Gracia sekilas, lalu menyodorkan sesendok sup ke mulut Gracia.
Gracia membuka mulutnya, menerima suapan itu sambil tersenyum menatap tingkah Shani. "Jadi, setelah aku cerai sama Edgar, kamu bakal nikahin aku?" Tanya Gracia setelah ia menelan suapan terakhir Shani.
"Tergantung." Shani menumpuk piring dan mangkuk bekas makan mereka, lalu membawanya ke wastafel untuk mencucinya. Meninggalkan Gracia dengan rasa penasarannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GRESHAN ONESHOOT
FanfictionFiksi. 21+ !! Hanya sekedar kumpulan cerita pendek dari Greshan. Bagaimanapun jalan ceritanya. Serumit apapun perjuangannya. Sejauh apapun jaraknya. Greshan akan berakhir bahagia.