"Maa, Shani pergi dulu." Gadis itu menyalami ibunya, lalu menyambar kunci mobilnya.
"Bukannya belajar buat utbk malah test drive tiap hari." Omel ibunya.
"Yaahh, utbk mah gampang. Jalan jalan lebih seru." Shani melangkahkan kakinya dengan ringan menuju garasi rumahnya.
Sudah satu bulan sejak Shani di berikan hadiah berupa mobil dari ayahnya. Ia masih pemula. Maka dari itu, sangat menyenangkan baginya untuk menyetir setiap hari.
Gadis yang bernama Shani itu iseng mendaftar sebagai driver platfrom antar jemput menggunakan identitas abangnya.
Hasilnya lumayan buat ngisi bensin, pikirnya. Abangnya tidak melarang, hanya mengingatkan untuk selalu berhati hati dan waspada.
Oleh sebab itu, Shani hanya menerima penumpang wanita. Dan ia sangat selektif terhadap para penumpangnya. Rasis sekali manusia yang satu ini.
Shani baru saja tamat SMA, ia sedang dalam status pengangguran saat ini. Karena untuk tiga bulan ini, kerjaannya hanya bermain dengan teman temannya.
"Atas nama Kathrin?" Shani menatap calon penumpangnya dari dalam mobil melalui jendelanya. Gadis itu memakai seragam sekolah menengah ke atas.
"Iya mba, tapi kok beda orang?" Gadis itu sedikit was was.
"Oh, gapapa kak, Itu akun abang saya. Kalau mau ayo naik kak, kalau takut, cancel aja gapapa." Ucap Shani sambil tersenyum.
Tentu saja Kathrin mengangguk dan membuka pintu mobil saat melihat senyuman Shani. Siapa yang takut jika melihat Shani, bahkan jika Shani menculiknya pun tak apa. Ia rela. Kathrin duduk di samping Shani yang sedang menyetir.
"Kak, boleh nanya?" Shani membuka pembicaraan.
"Iya, kenapa?" Kathrin menoleh pada Shani.
"Ini mau cabut? Masih jam sepuluh loh?" Shani bertanya karena biasanya tak ada anak sekolah yang berkeliaran di luar kelas jam segini, kecuali jika ada lomba atau keperluan penting.
"Kan tujuan saya mau ke sekolah lain mba. Ini mau ikut lomba antar sekolah, ga bole fitnah mba." Kathrin berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
"Eh, bukan fitnah kak. Kan nanya aja tadi." Shani terkekeh, kemudian mengangguk angguk.
"Harusnya di anter bareng yang lain, tapi surat izin saya telat keluarnya. Kepseknya ke toilet lama banget. Yang lain udah pada mau lomba, ntar di diskualifikasi. Jadi kepseknya minta maaf, dia ngasi ongkos buat mesen ojek online sendiri. Dari pada naik motor panas panasan, mending gue pesen mobil aja, toh dibayarin." Jelas Kathrin panjang lebar. Entah kenapa ia bisa bercerita dengan orang asing satu ini. Biasanya ia tidak ingin bercerita pada ojek online manapun.
"Ohh. Ikut lomba apa?" Kepo Shani.
"Dance."
"Biasanya kelompok atau berpasangan kan ya? Ini kok cuma sendiri?" Shani mulai sok tau.
"Siapa bilang sendiri? Yang lain udah pada di sana kok." Kathrin melirik Shani yang mengangguk angguk paham.
"Ga ganti baju?"
"Nanti aja disana." Jawab Kathrin.
"Ga mau disini aja? Kacanya film kok." Modus. Shani modus, dan juga mesum.
"Mesum banget lo?" Kathrin berpura pura memandang aneh Shani.
"Engaa loh. Mana tau ga keburu nanti."
Kathrin berpikir, sepertinya benar juga. Akan lebih cepat jika mengganti pakaiannya sekarang. Dan jika ia sudah sampai, ia tinggal memakai make up dan sedikit menatap rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRESHAN ONESHOOT
FanfictionFiksi. 21+ !! Hanya sekedar kumpulan cerita pendek dari Greshan. Bagaimanapun jalan ceritanya. Serumit apapun perjuangannya. Sejauh apapun jaraknya. Greshan akan berakhir bahagia.