Seorang gadis yang mengenakan kemeja soft purple melangkahkan kakinya dengan ringan menuju kelasnya. Pandangannya mengedar keseluruh sudut gedung fakultas itu. Ia melangkahkan kakinya dengan percaya diri. Sedikit merapalkan doa agar harinya berjalan dengan lancar.
Ia berdiri sebentar di depan pintu kelasnya, kemudian mendorong pelan pintu itu. Gadis itu mengedarkan pandangannya.
"Sini Gre."
Teman dari gadis itu melambaikan tangannya. Menepuk nepuk bangku kosong di sebelahnya. Gadis yang di panggil Gre itu menurut, ia duduk di samping temannya.
"Udah saparan Nin?"
"Belum, ntar ke kantin ya. Habis itu ke perpus."
"Lo juga kan Git?"
Yang di tanya mengangguk mengiyakan. Tak lama kemudian, dosen mereka masuk, lalu membarikan materi.
Saat menit menit terakhir sebelum kelas di akhiri, Gracia mengeluarkan sebuah post it. Kemudian mulai menuliskan sesuatu.
"Lo ngapa Gre? Galau? Perasaan ga lagi di sakiti siapa siapa." Temannya menatap bingung.
"Ga kenapa kenapa." Gracia menarik selembar, lalu menempelkannya pada mejanya.
"Ngapa si Gracia Nin?" Teman yang lain menoleh pada Gracia, mencoba membaca tulisan yang ada di post it itu, penasaran.
"Perasaan lo jomblo mulu deh? Ya kan Gita?" Anin menoleh pada Gita, meminta persetujuan.
"Nah, justru itu. Karena gue jomblo mulu." Gracia nyegir.
Kelas berakhir. Mereka segera keluar, meninggalkan post it itu.
Dear my future lover.
How much heartbreak do I take just to get to you?
How many lovers do I through to find you?
***
"Lo ngapa lasak banget sih. Gerah gue liatnya." Gerutu Anin pada Gracia yang sedari tadi mencak mencak sambil bergumam di bangkunya. Padahal mereka sedang berada di perpustakaan kampus.
"Gre, diem." Gita mengehal nafasnya, ia juga merasa sedikit terganggu karena energi berlebihan yang dimiliki Gracia.
"Aniinn, Gittaa, lapaarrr." Gracia masih sibuk merengek di bangkunya. Tangannya menghentak hentak, kakinya bergerak absurd. Kemudian ia menjatuhkan kepalanya pada keyboard laptopnya. Gracia menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Iya sepuluh menit lagi kita makan Gre. Sabar." Gita mencoba tak menggubris Gracia.
Gracia mematikan laptopnya. Tugasnya sudah selesai. Ia ingin menelusuri perpustakaan yang luas ini. Tapi ia tidak memiliki tenaga yang cukup untuk itu.
Lantas Gracia mengeluarkan sticky note. Menuliskan sesuatu. Lalu menempelkannya pada meja perpustakaan itu.
"Astaga Gracia. Lo bikin sampah deh." Gita geleng geleng melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Biarin aja, asal doi seneng." Anin masih sibuk pada laptopnya, tugasnya belum selesai.
"Kali ini nyemangatin orang ya konsepnya Ge." Gita membaca tulisan itu.
"Iya tuh. Ga cinta cintaan lagi." Anin juga melirik sticky note itu.
Gracia semakin tidak bisa diam. Anin ingin sekali mengikat gadis ini. Gita menghela nafasnya dengan kasar, kemudian beranjak untuk menutup laptop Anin.
"Lanjut di kantin aja Nin. Sebelum makin tantrum." Gita menyandang tasnya, mebereskan barang barangnya.
Anin berdecak, tapi ia menurut. Gracia sudah membereskan barang barangnya sejak tadi. Ia sudah menunggu sambil sedikit mengayun ayunkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRESHAN ONESHOOT
FanfictionFiksi. 21+ !! Hanya sekedar kumpulan cerita pendek dari Greshan. Bagaimanapun jalan ceritanya. Serumit apapun perjuangannya. Sejauh apapun jaraknya. Greshan akan berakhir bahagia.