Losing (us)

3.7K 197 7
                                        



Di sebuah cafe yang ada di persimpangan kota, seorang wanita jangkung terlihat duduk manis sambil memainkan ponselnya. Sepertinya ia sedang menunggu pesanannya datang, atau mungkin menunggu orang lain.

Seorang pelayan datang membawa pesanannya, ia mengucapkan terima kasih, lalu kembali pada ponselnya. Ia sedang menunggu hal lain.

"Hai Sayang. Kenapa ga ke kantor aja?" Wanita lain menepuk bahunya dengan lembut. 

"Kan sekalian makan siang, kamu jalan kaki?" Ia berdiri, menarik kursi untuk wanita itu. Lalu memanggil pelayan untuk meminta menu.

"Engga, tadi nebeng Ara." Wanita itu menggeleng, lalu memilih pesanannya.

"Ara tau kamu mau ketemu aku?"

"Aku ga ngasi tau. Tapi kalau dia tau pun ga masalah kan? Dia bukan siapa siapa." Wanita itu mengedikan bahunya.

"Besok aku ga bisa nemenin makan siang."

"Makan malam?"

"Udah janji sama Vienny."

"Aku yang keberapa sih Shan?"

"Hm? Kenapa nanya gitu?"

Wanita itu menatap wanita jangkung di depannya. Ia menghela nafas, lalu mengusap rambutnya kebelakang. "Ah, maaf. Aku cuma kurang puas aja."

"Aku minta maaf. Lusa ke salonnya sama aku ya?" 

"Iya." Wanita itu tersenyum senang, ekspresinya berubah.

***

"Besok mama mau datang, tolong makan malam dirumah." 

Shani yang baru saja mendorong pintu rumahnya, melirik seorang wanita yang duduk di sofa ruang tamu. Ia diam sebentar, menatap satu per satu botol anggur kosong yang ada di meja, itu miliknya. Ia menggeram, kemudian melenggang begitu saja. 

"Gue lembur." Ucapnya sebelum menekan kenop pintu kamarnya. 

Wanita jangkung itu melepas bajunya, meletakkannya di kasur, lalu masuk ke kamar mandi. Ia berdecak ketika melihat wanita tadi sudah berbaring di kasur, memeluk pakaian yang tadi ia kenakan. Ia berpakaian, lalu mengambil bantal, ponsel, dan charger. Kaki jenjangnya berjalan santai keluar kamar, berhenti pada sofa yang ada di ruang tengah.

Shani terbangun dengan selimut pada tubuhnya, ia melirik jam di dinding, merenggangkan tubuhnya, lalu berjalan masuk ke kamarnya. Tidak ada tanda tanda keberadaan seseorang disana, langkahnya dilanjutkan menuju kamar mandi.

Setelah mandi, ia bersiap seperti biasanya. Gerakannya terhenti ketika teringat perkataan wanita yang menghabiskan anggurnya semalam. Ibunya akan datang ke rumahnya. Itu ibunya, karena wanita itu tidak punya ibu. Ia menimbang nimbang, lalu mengambil ponselnya, mengabari seseorang untuk membatalkan janji makan malamnya.

Shani pulang dari kantor saat sore hari. Mobil ayahnya belum terlihat di pekarangan rumah, artinya mereka belum datang. Ia menarik nafas sebelum membuka pintu utama rumah itu.

Hidungnya mencium bau harum dari arah dapur. Wanita jangkung itu tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat apa yang terjadi disana. Ada seorang wanita yang terlihat sibuk dengan kompor dan oven. Rambutnya di cepol asal, wanita itu memakai baju kaus oversize milik Shani, yang dibalut dengan apron bewarna ungu pastel, ia tidak memakai bawahan apapun. Shani tak berani mendekat, ia hanya memerhatikan dari jauh. 

Wanita yang sejak tadi sibuk dengan alat alat masak di tangannya menoleh ketika menyadari ada seseorang yang memerhatikan dirinya. Ia menahan senyumnya, lalu mengambil pisau dan memotong kue tart, meletakkan potongan kue itu di piring kecil.

GRESHAN ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang