Cegil

6.5K 215 3
                                        

Seorang gadis cantik sedang melangkahkan kaki jenjangnya menuju kelas yang di tentukan oleh sang dosen. Ia berjalan dengan amat percaya diri, tanpa menunduk dan tanpa keraguan.

Saat menaiki tangga yang menuju kelasnya, ia berpapasan dengan seseorang yang akhir akhir ini mengganggu hidupnya. Gadis itu menghela nafasnya, membuang pandangannya dan terus melangkahkan kakinya untuk menapaki tangga.

"Hai Shani." Sapa gadis yang dihindarinya. Yang di sapa tidak menggubris, ia tetap melanjutkan langkahnya

Gadis yang menyapanya mengikuti langkah Shani, mengabaikan temannya yang memanggil manggil. Gadis itu berjalan tepat di belakang Shani.

Saat Shani masuk ke kelas, gadis itu juga ikut masuk. Shani tidak peduli, yang penting gadis itu tidak mengganggunya. Tapi pandangan orang orang yang sudah ada di kelas mengganggunya.

Gadis itu duduk tepat di samping Shani yang duduk di barisan paling depan. 

Shani mengeluarkan buku dan ponselnya, masih tidak mempedulikan gadis yang memberinya tatapan yang bisa dibilang agak mengerikan.

Kelas sudah penuh, dosen masuk.

"Loh, Gracia kan? Kenapa masuk kelas saya? Kamu tertarik dengan kalkulus?" Tanya dosen pengampu. Seisi kelas menatap ke arah mereka.

"Iya pa. Saya ingin meningkatkan pengetahuan saya atas integral pak. Berhubung materi yang akan bapak sampaikan terkait, saya izin masuk ke kelas bapak." Gracia, gadis yang duduk di samping Shani mengangguk dengan sopan.

Dosen itu mengangguk dan memberi izin, kemudian melanjutkan kegiatan belajar mengajar dan diskusi.

Shani sedikit bingung dengan gadis di sampingnya, kenapa tidak bertingkah? Biasanya akan menjahilinya atau menganggunya dengan cara apapun. Ah, tapi dengan keberadaan gadis itu di samping Shani saja sudah cukup menganggu. Baru kali ini Gracia mengikutinya sampai ke kelas, dan baru kali ini juga Gracia tidak berkata apa apa padanya.

Ia di jemput oleh temannya di depan kelas Shani saat kelas selesai. Gadis itu meninggalkan Shani begitu saja, bahkan tanpa berpamitan.

Shani mengedikkan bahunya, ia mengecek ponselnya, tak ada jadwal. Baiklah, pulang. Shani berjalan ke parkiran, ia berdecak ketika melihat stiky note yang ada di kaca jendela mobilnya.

'Kelas yang menyenangkan'

Shani mencabut kertas itu, ingin membuangnya. Tapi batal, maka ia memutuskan untuk menyimpannya. Ia masuk ke dalam mobilnya, pulang.

***

Shani tersentak ketika membuka pintu kelas. Ada seorang gadis yang bukan berasal dari kelasnya. Ia membuka ponselnya, mengecek nomor ruang. Lalu menatap nomor pada pintu kelas. Sudah benar. 

Maka Shani melangkahkan kakinya menuju bangku yang paling sudut. Mencoba tidak memedulikan gadis itu.

Gadis itu menoleh ke arah Shani, kemudian memindahkan tubuhnya ke bangku di samping Shani. Ia membuka sebuah buku novel, membacanya.

Shani masih tidak peduli, ia mencoba sibuk dengan ponselnya.

"Pagi Shani." Sapa seseorang yang terlihat akrab dengan Shani.

"Pagi Sisca. Sini duduk." Shani menarik bangku kosong di samping kirinya, mempersilahkan Sisca untuk duduk. Sisca merentangkan tangannya, meminta pelukan Shani. Shani menerima permintaan itu. Gracia menatap sinis.

"Siapa Shan? Temen lo? Ga pernah liat." Tanya Sisca setelah ia duduk.

"Tanya sendiri deh." Shani menghela nafasnya.

"Gracia. Calon pacar Shani. Lo siapa?" Gadis yang bukan warga kelas itu menutup bukunya.

Shani memutar bola matanya. Sementara Sisca menahan tawanya.

GRESHAN ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang