Seorang gadis berjalan dengan lesu di koridor kampusnya. Ia sedang menuju ke kelasnya yang berada di ujung koridor.
"Lesu banget tu muka."
"Gue pindah rumah Des." Gadis itu menyebutkan alasan mengapa wajahnya lesu.
"Mak lo kawin lagi? Udah berapa hari?" Desy sangat penasaran.
"Iya, ga kawin sih, kali ini sama duda kaya raya. Udah tiga minggu."
"Widih, mantep dong, ada anaknya kaga? Kenalin ke gue ya." Desy menyikut gadis itu, mencoba menghiburnya.
"Pacar lo mau di kemanain?" Gadis tu sedikit menyikut Desy.
"Aahh, cadangan lohh cadangan." Desy berdecak dan mengedipkan sebelah matanya.
"Ada satu anaknya, anak kampus kita juga."
"Hah? Yang bener? Angkatan berapa? Jurusan apa?" Desy mulai serius, ia memperbaiki posisi tubuhnya.
"Dua tahun di bawah kita, fakultas sebelah noh." Gadis itu menunjuk gedung fakultas lain yang terlihat dari jendela kelas mereka.
"Maba toh." Gumam Desy, Shani mengangguk.
Dosen mereka masuk, mereka menghentikan percakapan dan fokus untuk menyimak penjelasan dari sang dosen.
***
"Shani! Buatkan saparan." Seorang wanita menggedor kamar anaknya, memanggil manggil sambil berteriak.
"Apa ma?" Anaknya yang bernama Shani itu baru saja bangun dari tidurnya.
"Udah dibilangin jangan di kunci pintunya kan?" Wanita itu menjewer telinga Shani.
"Aduh, sakit ma." Shani meringgis.
"Buat sarapan! Papa kamu mau pergi kerja!"
Shani mengangguk sambil menunduk, ia langsung berjalan ke dapur sambil memperbaiki rambutnya.
"Shani! Mana bekal papa!" Wanita itu kembali meneriaki Shani saat tidak melihat bekal suaminya.
"Gausah, aku makan di kantor aja." Ucap pria yang sedang memakai sepatunya.
Shani berdecak, sifat ibunya masih saja sama. Entah sudah berapa rumah yang Shani tempati sejak ayahnya meninggal, entah yang keberapa ini. Entah sudah berapa ayah tiri yang berganti. Dan ibunya masih menganggapnya sebagai seorang pembantu. Di setiap rumah, Shani selalu di teriaki dan di suruh suruh. Belum lagi jika ada saudara tiri yang rese dan menyebalkan.
Ibunya hanya sayang pada anak tirinya, pada anak dari suaminya. Shani selalu disuruh untuk menuruti kemauan dari saudara tirinya, jika saudara tirinya mengadu maka ibu Shani akan menyuruh suaminya untuk memukuli Shani. Dan sialnya, semua duda yang menjadi ayah tirinya itu adalah pria brengsek. Pemabuk, penjudi dan pemakai.
Sebenarnya Shani bisa saja kabur dari ibunya karena ia sudah memiliki penghasilan sendiri meskipun tidak banyak, tapi setiap kali Shani pergi, ibunya selalu memohon agar Shani kembali. Dengan kalimat bahwa wanita itu hanya memiliki Shani, bahwa wanita itu hanya percaya pada Shani, dan kalimat kalimat yang minta dikasihani lainnya.
Shani tak tega, jadi ia memilih untuk bertahan. Lagipula ia harus melanjutkan studynya, ia masih belum bisa pergi jauh. Jika ia hanya pindah kota, ibunya pasti dapat menemukannya. Shani pasrah dengan keadaannya, ia selalu di perlakukan seperti asisten rumah tangga walaupun rumah itu memiliki asisten rumah tangga sungguhan.
Dan lagi, beberapa pria yang Shani sebut dengan 'ayah tiri' tidak benar benar menikahi ibunya. Mereka hanya berpacaran atau mempunyai hubungan khusus. Atau apalah namanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRESHAN ONESHOOT
FanfictionFiksi. 21+ !! Hanya sekedar kumpulan cerita pendek dari Greshan. Bagaimanapun jalan ceritanya. Serumit apapun perjuangannya. Sejauh apapun jaraknya. Greshan akan berakhir bahagia.