Ponsel Leo terus berdering saat ia mengemudi menuju rumah sakit. Tak usah ditanya siapa pelakunya, sudah pasti Justin. Hal tersebut membuat Leo mengumpat dalam hati lantaran temannya itu tak sabaran. Ia sudah mengemudikan mobilnya dengan laju yang tinggi, namun tetap saja yang namanya Jakarta selalu padat dengan kendaraan.
Ellan tak jadi ia bawa. Ada dokter yang akan datang ke rumah untuk memeriksa Ellan dengan ditemani Clora di sana. Karena jika Ellan dibawa, mungkin akan sedikit kacau di sana. Leo berangkat seorang diri ke rumah sakit, karena Justin bilang bahwasannya Jodi sedang dalam keadaan tak baik-baik saja.
Sampai di rumah sakit, Leo bergegas menuju ruangan Jodi di rawat. Justin, Alea dan Satya yang biasa berada di dalam ruangan Jodi, kini mereka berdiri di luar dengan wajah yang tampak jelas sedang gelisah.
"Yo?" Justin berdiri dari duduknya.
"Kenapa?" Leo menatap pintu ruangan Jodi yang tertutup rapat.
"Jodi pingsan tadi waktu di kamar mandi. Sekarang lagi diperiksa dokter," jelas Satya.
Hanya pingsan.
Leo menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Kabar Justin lewat ponsel sangat membuatnya panik. Mengetahui hal ini, Leo lumayan lega karena bukan masalah serius yang terjadi pada temannya. Ia pun mendudukkan diri di kursi depan ruangan Jodi.
"Tapi dari tadi belum sadar-sadar." Tiba-tiba Alea menyeletuk.
Leo reflek menoleh pada Satya.
"Dari jam 2 siang sampai sekarang belum sadar," ujar Satya.
Leo menatap jam tangannya. Sudah hampir 4 jam Jodi belum sadar berarti. Jadi, bukan masalah serius yang Leo pikirkan tadi ia tarik, karena nyatanya salah. Jodi belum sadarkan diri selama itu ternyata adalah masalah besar.
—oOo—
"Makasih dok." Clora tersenyum setelah dokter yang memeriksa Ellan pamit. Ia menatap Ellan yang tidur tenang. Perlahan, kakinya melangkah mendekati. Tangannya bergerak membetulkan posisi tidur Ellan dengan kain-kain yang menyelimuti.
Kulit Ellan yang halus, membuat Clora tertarik untuk tidak menyentuhnya. Jarinya kini bergerak mengusap-usap pelan pipi Ellan hingga membangunkan sang empu.
"Suutt... tidur lagi ya...."
Bukannya tidur, Ellan bergumam, "paa... papa..."
"Hm? Papa? Papa lagi ke rumah sakit sayang."
Walau sudah diberitahu, seorang Ellan Baskara Presand tetap bergumam tak berhenti, sampai Clora harus memutar otak agar Ellan bisa tenang. Ia menepuk-nepuk bokong Ellan seraya bersenandung kecil dan hal tersebut sama sekali tidak berpengaruh.
"Bobo ya, sayang... Papa nanti ke sini kok. Sekarang Ellan bobo dulu ya...."
"Euungg..." Ellan menggeliat. "Papa...."
Clora menghela napas lelah. Ia pun mengambil ponsel yang tergeletak di nakas. Menekan tombol telepon pada nama Leo di sana.
Niat hati ingin menanyakan kapan cowok itu pulang, namun sayangnya telepon dari Clora sama sekali tidak ada balasan. Clora sampai berdecak sebal melihat 9 panggilan ke Leo, dan ia pun mencoba sekali lagi menelpon Leo dan ternyata tetap saja tak ada respon.
Clora pun memutuskan membawa Ellan ke ruang tengah. Duduk depan televisi dengan menyetel tontonan anak-anak. Barangkali Ellan tidak akan rewel mencari-cari Leo terus-terusan. Dan hal tersebut berhasil mengalihkan perhatian Ellan yang kini sedang anteng menonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PROTECTOR LEO
Teen FictionClora Ellena Angellin, cewek cantik yang sudah berkali-kali diselamatkan oleh Leo, cowok pentolan anak SMA Ksatria yang menyelamatkannya ketika ia terjebak di tengah-tengah tawuran antar sekolah yang terjadi. Berkali-kali Clora bertemu dengan cowok...