13. Asumsi Masuk Akal

64 15 6
                                    

Setelah menggunakan kemampuan teleportasi, Violatte menemukan Nameless tengah berjongkok di tengah puluhan mayat yang berserakan. Dengan sedikit adanya reaksi terkejut, Violatte menghampiri Nameless seraya memperhatikan mayat-mayat itu.

Rasa kagum menyelinap dalam batin Violatte. Bola matanya terus bergerak ke setiap mayat yang menutupi akses jalan sempit. Meskipun Nameless belum menyebutkan keanehan yang dia rasakan saat ini, namun tampaknya Violatte mulai sadar dengan sendirinya.

"Hee~ ini aneh. Mereka semua mati, tapi... kenapa engga ada darah atau pun luka di wajah mereka?" gumam Violatte sambil berjongkok di hadapan salah satu mayat.

Di dekat Violatte, Nameless tampak begitu serius mengamati salah satu mayat di hadapannya. Kedua tangannya bergerak di antara zirah mayat itu, seolah sedang meresapi suatu energi untuk mencari petunjuk lebih dalam.

"Vio...," panggil Nameless tiba-tiba sambil bangkit berdiri. "Aku telah menemukan sebuah asumsi yang mungkin terdengar baik, dan juga buruk."

Dengan sebelah alis mata terangkat, Violatte bertanya, "Apa itu? Ah, pasti itu cuma keraguan dari sifatmu yang membosankan."

Sejenak, Nameless menggelengkan kepala sebelum kembali memberikan jawaban. "Aku sudah mengamati semua mayat-mayat ini. Kematian mereka disebabkan oleh sebuah jarum yang menusuk jantung mereka. Jarum ini seolah muncul dengan sendirinya dari dalam, bahkan secara bersamaan."

Ekspresi Violatte seketika berubah, bola matanya terbuka lebar dengan mulut sedikit terbuka. Hanya dengan sedikit penjelasan itu, Violatte seketika mengerti apa yang diucapkan Nameless. "Maksudmu.... Itu berarti," ucap Violatte yang langsung mendapatkan jawaban.

"Ya, entaglement kuantum," balas Nameless. "Trik memanipulasi kuantum ini tidaklah asing bagi kita. Seperti yang kita tahu, di berbagai dunia mana pun yang pernah ketika jelajahi, hanya 10% di antaranya memiliki penghuni yang dapat melakukan trik ini."

Nameless kembali melanjutkan sambil melangkah mendekati kereta kuda yang ditinggalkan pemiliknya. "Memang, mengetahui siapa pelaku yang membunuh kesatria-kesatria ini dengan trik itu bukanlah tujuan kita menelusuri dunia ini. Bahkan, jika kita bertemu dengan pelakunya, trik seperti itu tidak akan mempan terhadap kita."

"Hanya saja... ada satu hal yang menganggu pikiranku." Nameless menyentuh gerbong kereta kuda dengan wajah gelisah yang tertunduk.

Violatte terdiam beberapa saat seolah sedang menebak pikiran Nameless. Dia kembali menatap wajah mayat yang ada di depannya sambil bergumam kecil, "Yaa, aku juga merasa kalau pelakunya itu bodoh, kaya engga ada senjata lain selain jarum."

"Bukan itu maksudku!" ketus Nameless tiba-tiba dengan wajah sebal, lalu dia mengehela napas seolah untuk meredakan emosinya.

Setelah melihat langsung mayat-mayat ini, Nameless semakin merasa yakin jika semua kesatria ini tewas oleh sebuah kemampuan yang berasal dari memanipulasi kuantum, dengan mengirimkan sebuah objek ke dalam organ vital melalui proses entaglement kuantum.

Dalam entanglement kuantum, dua partikel terkait secara kuantum, seperti dua elektron atau dua foton, memiliki hubungan yang terjalin meskipun jarak fisik mereka terpisah.

Dalam menggunakan konsep ini, benda tajam dapat di-"entangle" dengan organ vital kesatria-kesatria itu. Hanya dengan proses ini, organ vital yang menjadi targetnya akan mengalami dampak yang luar biasa tanpa harus melewati tubuh luar mereka.

World Destruction I : Initium ViaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang