Yahaloo~ Kembali lagi denganku si karakter sampingan yang numpang lewat~ Ini udah kedua kalinya aku muncul, dan kamu tau apa artinya itu? Yup, aku mau merayakan cerita ini udah menyentuh lima ribu pembaca!
Whoah, engga nyangka bisa sampai angka itu. Padahal si Author pemales banget kalau nulis. Apalagi tulisan dia terlalu membosankan. Kalian yang baca cerita ini pasti setuju, kan?
Ah, btw, sekali lagi aku mau ngingetin, nih. Aku bukan karakter utama si Eliza, dan aku juga bukan Author yang menulis cerita ini. Aku cuma karakter sampingan yang numpang lewat aja, kok!
Aku udah izin ke Author buat ambil alih satu halaman ini, sebagai rasa terima kasihku pada kalian yang udah menemani Eliza melintasi planet Netarule. Aku sangat... sangat... sangaatttt berterima kasih sama kalian. Mohon dukung terus si Penulis agar lebih baik lagi dalam menulis cerita untuk kalian, ya!
Hmm, di lembar perayaan ini, enaknya aku kasih kalian apa yaa sebagai bentuk apresiasi selain ucapan aja? Huh, apa? Give away? Hei, itu urusan Author, bukan urusanku!
Tugasku hanya membimbing alur cerita ini. Urusan seperti itu hanya bisa dilakukan oleh kalian dan si Author. Walaupun sebenarnya bisa, tapi aku engga ada kewajiban untuk masuk ke dalam kehidupan kalian, karena aku menghargai layar monitor yang menjadi perbatasan dimensi di antara kita. Kalau engga salah, kalian sebut itu fourth wall, kan?
Apa yaa kira-kira? Kalau lore novel ini ... udah ada tempatnya sendiri. Ah, kalau kamu penasaran sama lore keseluruhan novel ini, kamu bisa cek di Lore World Destruction Series. Kamu klik profil akun ini dan temukan lore-nya di sana~
Apa aku kasih sedikit cerita tentang perjalanan Eliza di planet Netarule aja, ya? Baiklah kalau begitu. Tolong baca secara seksama, ya! Aku engga mau ngulang lagi pokoknya 😡
Sesuai namanya, planet Netarule awalnya planet netral yang tidak memiliki "tuan". Tapi, sejak kedatangan Eliza, kenetralan planet ini seketika hancur dan mulai berpusat pada Eliza. Dia dan satu sosok lain datang ke dunia ini pada tahun 1104 Calestialis.
Sebenarnya, engga ada alasan khusus Eliza datang ke dunia ini. Gerbang Astral yang dia ciptakan justru membawanya pada dunia ini. Planet Netarule menjadi destinasi kedua dari perjalanan Eliza saat itu, sebelum dia menjadi Ratu Iblis.
Kala itu saat Eliza dan satu sosok lain datang ke dunia ini, kehidupan yang berlangsung cukup mengerikan. Kekacauan seringkali terjadi di mana-mana. Setiap harinya, mereka—seluruh penghuni dunia ini—seolah menunggu giliran untuk masuk ke dalam jurang kematian.
Kalian tahu penyebabnya? Eh, engga tahu? Hmm, baiklah. Semua itu terjadi karena radiasi kosmik yang menghantui dunia ini. Radiasi kosmik adalah peristiwa kosmik dalam skala besar, salah satunya seperti ledakan bintang atau supernova. Radiasi ini berisi partikel subatomik berenergi tinggi yang melaju mendekati kecepatan cahaya.
Partikel subatomik yang masuk ke dalam dunia tanpa pelindung dapat mempengaruhi materi bilogis dan anorganik, terutama dapat merusak DNA makhluk hidup. Sehingga, memicu mutasi ekstrim yang menghasilkan pembentukan monster aneh.
Monster-monster yang tercipta dari radiasi kosmik inilah menjadi penyebab utama kekacauan di planet Netarule kala itu.
"Tapi, kenapa planet Netarule mengalami bencana radiasi kosmik?" Jawabannya sederhana, kok. Karena saat itu, dunia ini belum mengenal agama Calestia sehingga tidak memiliki Heliosphere.
Hmm? Kalian engga tahu juga apa itu Heliosphere? Hei, kan sudah dijelaskan di Halaman 21. Baca lagi, kalian!
Huh, yaudah, aku jelasin lagi secara singkat.
Secara fundamental, Heliosphere adalah lapisan pelindung yang berasal dari kekuatan bintang dari pusat tata surya, yaitu matahari. Lapisan ini melindungi setiap dunia dari luar atmosfer terhadap ancaman radiasi kosmik.
Namun, perlu kalian ingat, tidak semua dunia memiliki Heliosphere. Karena pada dasarnya, Heliosphere hanya dapat diciptakan oleh Dewa Dewi Calestia. Suatu dunia yang tidak diberkahi oleh Calestia tidak akan memiliki Heliosphere yang melindungi dunia tersebut.
Kesimpulannya, sih, kalau suatu dunia mau aman dari ancaman radiasi kosmik, sebagian besar penghuninya harus memeluk agama Calestia, agar mendapatkan berkah dari Dewa Dewi. Huh, dasar Dewa Dewi pilih kasih.
Jadi, begitulah awal ceritanya. Sekarang paham, kan? Kalau begitu, lets go kita lanjut ke cerita selanjutnya~
Tapi sebelum itu, disclaimer dulu, nih! Anjir disclaimer. Cerita selanjutnya mungkin mengandung sedikit spoiler. Kalau kalian kurang suka, boleh kok kalian lewat ^_^
Saat Eliza dan sosok lain mulai memahami situasinya, mereka merasa prihatin dengan seluruh penghuni dunia ini. Yah, bagaimanapun juga, mereka juga merasakan hal yang serupa di dunia mereka. Bedanya cuma jenis bencananya aja: planet Netarule dengan monster radiasi kosmik, dan planet Helheim dengan malaikat.
Oleh karena itu, dengan kecerdasan yang luar biasa, Eliza menciptakan Heliosphere tiruan melalui konsep kuantum. Dia membentuk sebuah pelindung yang sama kuatnya dengan Heliosphere dalam sebuah kristal yang menjadi pusatnya, yaitu Kristal Kuanta.
Pelindung tersebut berhasil meredam ancaman radiasi kosmik, menangkal seluruh partikel subatomik tanpa ada yang terlewati. Hebat banget kan si Eliza ini? Woiya jelas, namanya juga karakter utama.
Tapi, proses menciptakan Heliosphere tiruan ini tidaklah mudah, loh! Eliza saat itu hampir putus asa karena saking susahnya menciptakan sebuah pelindung untuk seukuran satu dunia penuh. Apalagi, harus bisa menahan serangan radiasi kosmik yang memiliki kecepatan mendekati cahaya.
Berkat kecerdasannya yang luar biasa, dan sedikit pemahaman Eliza terhadap struktur kosmik, pada akhirnya dia berhasil menciptakan Heliosphere tiruan. Walaupun saat pengujian benda ini sempat memakan ratusan korban, dan melenyapkan sebuah kerajaan kecil.
Kedatangan Eliza dan sosok lain itu menjadi awal sejarah baru bagi dunia ini, seolah planet Netarule baru saja lahir kembali berkat kehadiran mereka. Kedua pendatang ini, bukan hanya berhasil melindungi dunia ini dari ancaman radiasi kosmik, tapi juga membangun peradaban dan mewariskan pengetahuan mereka tentang ilmu sihir.
Memang, sih, sekilas semuanya terlihat baik-baik saja. Namun, siapa yang menduga di balik "berkah" yang kedua pendatang itu berikan, justru membawa ketidakseimbangan yang malah membawa dunia ini menuju jurang kehancuran.
Ah, aku bukan bicara tentang kekasairan di masa lalu, kok. Aku sedang membicarakan masa depan planet Netarule. Dan ini berhubungan dengan kedatangan Eliza yang kedua kalinya saat ini.
Sayangnya, aku engga bisa menjelaskan lebih lanjut takdir seperti apa yang menunggu planet Netarule di depan sana. Entah itu kehancuran, atau kerhamonisan yang kembali terbentuk, itu semua bisa saja terjadi.
Memang, aku bukan si Penulis cerita ini, tapi aku tahu kok akhir dari cerita ini seperti apa. Bukannya aku sombong karena engga mau kasih tau ke kalian, tapi kalau aku kasih tau, ceritanya malah tamat di sini, anjir.
Baiklah, kurasa sudah cukup. Walaupun kisah yang aku ceritakan sebagai bentuk hadiahku terhadap perayaan ini, tapi sebenarnya kisah ini memiliki hubungan yang kuat dengan cerita utama. Jadi, kamu bisa anggap ini sebagai potongan lore.
Sekali lagi, terima kasih banyak sudah mau mengikuti World Destruction I : Initium Viae sampai sejauh ini. Aku terharu sama kesetiaan kalian 🥺
Tolong berikan kritik dan saran agar si Penulis bisa menjadi lebih baik lagi dalam menulis cerita. Kalau engga ada masukan dari kalian, nanti si Penulis bakal terus nulis cerita yang membosankan, loh! Setidaknya kita butuh perubahan baik dari segi penyampaian cerita, maupun tulisan yang mudah dipahami. Revolusi!
Terima kasih banyak, dan nikmati waktu kalian sebaik mungkin!
KAMU SEDANG MEMBACA
World Destruction I : Initium Viae
FantasyAlam semesta adalah panggung sandiwara dari segala penciptaan. Segala sesuatunya saling terhubung membentuk sebuah harmoni yang seimbang. Namun, seiring berjalannya waktu, realitas terus terjatuh ke dalam simfoni yang salah. Para Dimensional Being...