Hari demi hari, jumlah manusia dan elf yang bergabung dengan Eliza dan Shion semakin bertambah. Awalnya hanya beberapa kelompok kecil yang mereka selamatkan, tetapi seiring waktu, semakin banyak yang datang dengan sendirinya.
Mereka tertarik oleh kabar tentang perlindungan dan keselamatan yang ditawarkan, terlebih saat melihat para penyintas yang sibuk membangun rumah di tengah hutan yang dulunya gersang dan tandus.
Setiap dari mereka yang datang, terus memohon pada Eliza agar menerima mereka dalam perlindungannya. Tentu saja, tanpa berpikir panjang Eliza menerima mereka dengan tangan terbuka. Bagi Eliza, semakin banyak orang, tempat yang sedang mereka bangun akan semakin menarik.
Meski begitu, sebelum menerima mereka menjadi bagiannya, Eliza selalu menegaskan pada mereka untuk bersedia berkontribusi dalam melakukan pembangunan ini. Ada beberapa hal peraturan yang harus mereka patuhi, dan yang paling penting adalah melupakan dendam di antara mereka—jika ada—dan menerima siapa pun tanpa membedakan spesies.
Sementara itu, Shion hanya mengikuti perkataan Eliza, tanpa sedikitpun adanya perlawanan. Di dunia manapun mereka berada, dia hanya mematuhi keinginan Eliza, seolah-olah jiwa dan raganya telah dipersembahkan secara khusus untuk Eliza.
Lima hari setelah Eliza dan Shion datang ke dunia ini, wilayah yang sedang mereka bangun mulai menunjukan perkembangan. Beberapa bangunan terbuat dari batu dan kayu mulai berdiri kokoh, sebagai tempat para pengungsi beristirahat.
Bahan-bahan pembangunan diperoleh dari setiap orang yang menguasai elemen batu, kayu, dan tanah. Awalnya, mereka yang memiliki kemampuan ini tidak menyadari potensi besar yang bisa dimanfaatkan selain untuk bertahan hidup. Namun, di bawah bimbingan Eliza, mereka dilatih secara intens untuk mengendalikan elemen-elemen tersebut dengan lebih terarah dan efektif.
Eliza tidak hanya melatih mereka dengan teknik-teknik baru, tetapi juga secara langsung menentukan desain rumah yang akan dibangun. Dengan teliti, dia menggambar rancangan di atas tanah, menunjukkan setiap detail struktur yang harus diikuti. Para pengguna elemen dengan patuh mengikuti arahan Eliza, dan sedikit demi sedikit, rumah-rumah mulai terbentuk.
Saat ini, belum ada tembok besar yang melindungi mereka dari ancaman yang bisa datang kapan saja. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, Shion menciptakan sebuah kubah berwarna biru yang tipis, untuk menjadi perlindungan sementara mereka di dalamnya.
Ketika malam tiba, obor di setiap sudut kegelapan menjadi penerangan utama mereka. Lalu, jika mereka merasa lapar, Shion berkelana seorang diri mencari bahan pangan. Dia menelusuri setiap sudut tempat, sambil memperhatikan keadaan dunia ini lebih dalam.
Bukan hanya perlindungan yang diberikan Eliza dan Shion kepada para pengikutnya, mereka juga mendapatkan pelatihan intensif dalam berbagai aspek untuk bertahan hidup. Eliza, dengan segala pengetahuannya yang luas, mulai mengajari mereka tentang pengelolaan sumber daya, pendidikan, dan keterampilan baru yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Dengan cermat, dia membagikan pengetahuan tentang sihir yang telah dia ciptakan saat masih di dunia iblis—planet Helheim—mengajarkan teknik-teknik kompleks yang mampu mengubah dunia di sekitar mereka. Dari manipulasi elemen hingga seni alkimia dan sihir yang lebih tinggi, Eliza memastikan setiap pengikutnya mewarisi sebagian kecil dari kekuatannya.
Sementara itu, Shion mengambil peran sebagai instruktur pertempuran. Dengan ketelitian dan ketegasan, dia melatih mereka dalam seni perang. Mereka diajarkan cara mengayunkan pedang dengan tepat, menusukkan tombak dengan kekuatan dan akurasi, serta menguasai seni memanah yang mematikan.
Shion juga melatih mereka untuk mengasah kekuatan sihir dalam pertarungan, memperkuat serangan, dan meningkatkan pertahanan. Dengan penuh disiplin, dia membentuk mereka menjadi prajurit yang tangguh, baik dalam pertempuran jarak dekat maupun sihir, menjadikan mereka bukan hanya sekadar pengikut, tetapi pasukan yang siap menghadapi ancaman monster-monster kosmik.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Destruction I : Initium Viae
FantasyAlam semesta adalah panggung sandiwara dari segala penciptaan. Segala sesuatunya saling terhubung membentuk sebuah harmoni yang seimbang. Namun, seiring berjalannya waktu, realitas terus terjatuh ke dalam simfoni yang salah. Para Dimensional Being...