38. Melangkah di Dalam Dimensi Abstrak

16 6 3
                                    

Tidak dapat dipahami, sangat sulit untuk ditelusuri. Naomi seolah sedang mengisyaratkan suatu hal yang tidak dapat dimengerti oleh makhluk kecil seperti Eliza. Seakan-akan, dia adalah Tuhan yang memberikan arahan pada hamba-Nya agar mengikuti takdir yang telah ditentukan.

Papan catur ilahi ... kalimat ini adalah sebuah metafora yang kala itu terlintas dalam kepala Eliza. Kalimat itu terlahir ketika dia sedang merasa curiga kepada Entitas Kosmik yang berkumpul dalam satu perkumpulan, Assembly of Celestials, seperti sedang memainkan papan catur dengan miliaran dunia sebagai bidak Mereka.

Mengesampingkan tentang papan catur ilahi, satu hal yang membuat Eliza tak mengerti adalah isyarat yang diberikan Naomi merujuk pada takdir yang harus dia hadapi. Apalagi, Naomi mengatakan bahwa Eliza adalah sebuah singularity.

Hanya kamu yang memiliki kekuatan untuk menemukan akhir takdir yang sesungguhnya.

Kamu harus melampaui semua realitas, melintasi mimpi-mimpi yang tidak pernah berakhir, demi menyelamatkan realitas dari ilusi abadi yang diciptakan oleh Dia Yang Tak Pernah Terjaga

Apa arti di balik semua ucapan Naomi itu? Melintasi mimpi? Menyelamatkan realitas dari ilusi abadi? Dan siapa sosok yang diucapkan Naomi?

Dari miliaran kata yang terlintas dalam kepala Eliza, tidak ada satu pun kalimat yang membentuk jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Semua yang dia dengar, bagai sebuah pesan di luar batas pemahaman makhluk fana.

Eliza hanya terdiam seribu bahasa. Dia sama sekali tidak mengerti di balik pesan itu. Ada sedikit rasa jengkel di benaknya karena merasa seperti sedang dipermainkan oleh Naomi. Namun, entah kenapa, emosi yang perlahan timbul itu, justru tidak dapat dia ungkapkan. Seolah-olah, ada suatu tembok yang mengontrol jiwa dan kehendaknya.

Di sisi lain, Naomi masih tersenyum sedikit tajam. Senyuman itu memang terlihat memesona di mata siapa pun, tapi tidak di mata Eliza. Dalam keheningan namun sedikit mencekam, Eliza merasa tak nyaman dengan senyuman yang diberikan Naomi.

"Kamu engga perlu mengerti ucapanku, santai aja. Kamu bisa anggap kalau ini hanya sekadar nasehat dariku." Suara Naomi yang ceria memecah keheningan, dengan sikapnya yang kembali ke seperti semula—ceria, imut dan berkilauan.

Meski begitu, tetap saja Eliza masih merasa terganggu dengan isyarat yang diberikan Naomi. Apalagi, Naomi mengaku jika dirinya adalah entitas omniscient—walaupun masih sedikit mencurigakan karena tidak banyak bukti yang mendukung pernyataan tersebut.

Entitas Omniscient adalah makhluk yang memiliki pengetahuan mutlak atas segala sesuatu di alam semesta. Dia mengetahui setiap peristiwa, baik yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Dia ada di setiap ruang dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya—melampaui batasan dimensi fisik atau temporal.

Pengetahuan omniscient biasanya mencakup seluruh ciptaan: dari gerakan terkecil partikel subatom, pergerakan besar galaksi, hingga pergerakan di luar pemahaman makhluk kecil, yaitu realitas lain dalam dimensi yang berbeda.

Tidak ada yang tersembunyi dari entitas ini, segala sesuatu yang ada, yang mungkin ada, dan yang pernah ada telah tertulis dalam kesadarannya yang tak terbatas. Bahkan, ketika satu alam semesta lahir dan yang lain hancur, dia tetap tidak tersentuh oleh perubahan itu.

Namun, apakah pengakuan Naomi sebagai omniscient itu terdengar masuk akal?

Jawabannya: masih ada kecacatan yang membentuk sebuah keraguan.

World Destruction I : Initium ViaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang