Melihat kedua pemimpin kerajaan itu mulai bersiap-siap memasuki medan pertempuran, senyuman tajam segera menghiasi wajah Violatte. Dia menghembuskan napas yang terdengar seperti meremehkan, seolah mereka yang baru saja bergabung bukanlah apa-apa baginya.
Raja Brigham dan raja Gainsword melangkah dengan percaya diri menuruni tangga kuil. Sorot mata mereka begitu tajam pada Violatte yang berjarak 100 meter di medan pertempuran. Raja Gainsword menggenggam pedang peraknya dengan sangat kuat, sementara sebuah buku yang menjadi katalis, terbuka lebar di telapak tangan raja Brigham.
Bergabungnya para sosok pemimpin tersebut membuat semangat pasukan yang tersisa kembali membara. Kehadiran mereka di garis depan memberi dorongan moral yang luar biasa, seolah-olah kehadiran para pemimpin adalah perisai pelindung dari ketakutan dan rasa gentar yang sempat merasuki hati mereka.
Pasukan yang semula terlihat goyah dan tercerai-berai kini mulai membentuk barisan yang lebih teratur, pedang dan tombak mereka kembali diangkat tinggi. Sorakan-sorakan semangat perlahan menggema di antara deretan prajurit yang siap bertempur lagi, seolah keberanian yang sempat hilang telah sepenuhnya kembali.
Dengan suara yang lantang, Ernest, sang raja Gainsword, berteriak memanggil seluruh pasukan untuk membentuk barisan baru. Tanpa berpikir panjang, seluruh pasukan segera berlari ke arah Ernest, berbaris rapih mengikuti intruksinya.
Di sisi lain, Violatte yang mengerti tujuan mereka, hanya tertawa kecil saat seluruh pasukan berlari melewatinya. "Baiklah, baiklah~ Silakan atur sesuka kalian aja. Aku tungguin kok. Sisa waktu permainan juga dari tadi belum aku lanjutin—masih sisa tiga menit lagi," kata Violatte seraya menggerakan salah satu tangannya.
Dalam sekejap, dua klona Violatte muncul secara sempurna. Mereka saling menatap satu sama lain seraya tertawa kecil, dan duduk secara bersamaan di tengah medan pertempuran. Di saat seluruh pasukan masih sibuk mengatur ulang formasi, ketiganya malah mengeluarkan setumpuk kartu dan mulai bermain bersama.
Raja Gainsword, sebagai pemimpin pasukan kesatria berkuda dan pejalan kaki, mengatur strategi dengan membagi pasukan menjadi beberapa gelombang.
Barisan pertama terdiri dari kesatria berkuda dengan tombak panjang, membentuk formasi wedge (baji) yang dikenal sebagai taktik "klin" atau "wedge formation." Formasi ini digunakan untuk memusatkan kekuatan pada satu titik serangan kuat yang langsung ke arah musuh. Barisan kedua adalah kesatria pedang yang berada di belakang, yang akan maju saaat barisan pertama menerobos pertahanan.
Di sisi lain, Raja Brigham memimpin pasukan pemanah dan penyihir. Para pemanah disusun dalam formasi longbow, dengan menempatkan pemanah di barisan paling belakang, sementara para penyihir berdiri di barisan tengah untuk mendukung serangan sihir.
Di tengah kesibukan seluruh pasukan menyiapkan formasi baru, Violatte masih tenggelam dalam permainan kartu bersama kedua klona-nya. Dia tertawa lepas seraya melempar kertunya ke tanah.
"Whaha! Liat, aku udah bilang kalau kalian engga bakal bisa menang," ujar Violatte yang asli dengan sombong, seraya menatap kedua klona-nya dengan seringai lebar.
"Ah, lagi hoki aja sih itu," balas salah satu klona sambil menyusun kartu di tangannya.
"Santai, ini baru pemanasan. Jangan terlalu percaya diri, Bos!" sahut klona yang satunya sambil tersenyum santai.
Violatte yang asli tertawa kecil. "Hmph, kalian itu cuma klona. Sekali aku pengen menang, ya pasti menang!" Dia melambaikan kartu di tangannya dengan gaya berlebihan. "Ayo, lanjut lagi sampai di antara kalian bisa menang dariku."

KAMU SEDANG MEMBACA
World Destruction I : Initium Viae
Fantasy[HIATUS, LAGI FOKUS KE SERI 2] [LEBIH DISARANKAN BACA SERI 2 DARIPADA NOVEL INI] Alam semesta adalah panggung sandiwara dari segala penciptaan. Segala sesuatunya saling terhubung membentuk sebuah harmoni yang seimbang. Namun, seiring berjalannya wak...