Iklan sebentar^^
Yahoo! Penasaran sama lore cerita ini? Yuk, klik profil saya dan temukan Lore Word Destruction Series. Di sana sudah ada beberapa lore planet Helheim, tokoh, dan struktur alam semesta cerita ini, loh!
Mau tahu bagaimana proses terciptanya alam semesta di seri ini? Temukan Genesis Oblivion : Prologue di profil saya! Buku itu akan menceritakan proses terciptanya alam semesta, dan awal mula konflik entitas kosmik.
Terima kasih!
**********
"No-nona... Eliza..."
Bibir Leonardo bergetar, bola matanya melebar dengan wajah pucat. Rasa terkejutnya melihat kedatangan Eliza yang mendadak membuat dia sedikit melangkah ke belakang.
Sementara itu, sang Legenda Elf, di balik helm peraknya yang kokoh, dia memiliki reaksi yang sama dengan Leonardo, terbelalak seolah mengenal sosok Eliza.
Namun, tidak seperti kedua pria tersebut, Nera justru menyipitkan mata dengan rasa curiga. "Siapa kau? Apa kau ngerasa paling kuat sampai berani berdiri di tengah-tengah kami?" tanya Nera dengan nada terdengar meremehkan.
Di sisi lain, Eliza hanya memberikan senyuman tipis. Dia mengedipkan mata secara perlahan, lalu menatap Nera dengan tatapan tajam.
"Bocah." Eliza dengan ekspresi dinginnya berkata, "Pertanyaan itu akan kukembalikan padamu: apa kau merasa paling kuat sampai kau berani berkata seperti itu padaku?"
"Bo—" Nera terkejut mendengar Eliza memanggilnya bocah. Dia menatap Eliza dengan penuh amarah, seolah merasa terhina dengan panggilan itu. "Bajingan ini!"
Tiba-tiba, Nera melesat dengan sangat cepat, seraya menggerakan sabit merah besar di tangannya. Gerakannya begitu cepat hingga hampir tak terlihat oleh mata telanjang.
Namun, sebelum Nera melewati Legenda Elf, pria mengenakan helm itu segera menggerakkan tangannya, cukup cepat untuk menghadapi kecepatan Nera. Hanya dengan satu gerakan, dia berhasil menahan serangan itu, dengan telapak tangannya berhenti tepat di dahi Nera.
Nera tampak terkejut, matanya melebar, sementara sabitnya terhenti di udara. Hembusan angin dari serangannya yang mendadak membuat rambut mereka berkibar. Kemudian, Legenda Elf menatapnya dingin, seolah upaya Nera itu hanyalah gerakan yang sia-sia.
"Bajingan, apa yang kau lakukan?!" protes Nera dengan teriakan nyaring, sementara Legenda Elf hanya menatapnya dingin.
Tanpa sepatah kata, Legenda Elf tiba-tiba berjongkok di hadapan Eliza. Dia menunduk dengan rasa hormat, begitu patuh seperti seorang prajurit kepada sosok yang dia hormati. Melihat sikap aneh dari elf itu, alis mata Eliza sedikit terangkat seolah merasa heran.
Perasaan heran juga muncul dalam ekspresi Nera. Matanya sedikit melebar dan alisnya ikut terangkat, seolah mempertanyakan sikap Legenda Elf yang tiba-tiba tunduk pada sosok tak dikenal.
"Senang bertemu dengan Anda kembali, Nona Perak," kata Legenda Elf dengan suara patuh dan penuh hormat.
"Hoo~ Kau mengenaliku?" Eliza menatap tajam Legenda Elf itu.
"Mungkin Anda telah melupakan saya, tetapi saya tidak akan melupakan semua jasa Anda terhadap kaum kami."
Eliza terdiam seperti merenungkan kalimat itu. Sementara Nera, justru semakin terlihat kebingungan menyaksikan sikap aneh dari Legenda Elf, terutama melihat Leonardo yang sedari diam tak bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Destruction I : Initium Viae
FantasyAlam semesta adalah panggung sandiwara dari segala penciptaan. Segala sesuatunya saling terhubung membentuk sebuah harmoni yang seimbang. Namun, seiring berjalannya waktu, realitas terus terjatuh ke dalam simfoni yang salah. Para Dimensional Being...