Prolog

18.3K 431 3
                                    

Sekitar pukul 07:00 malam seorang ibu lansia mendatangi sebuah kediaman sederhana ber cat hijau dan putih, bertujuan bertamu dengan membawa etikat baik akan keinginan yang serius.

Setibanya di depan pintu berwarna putih, beliau mengangkat tangan hendak mengayunkan ketukan pada daun pintu yang masih tertutup rapat.

"Astaga!"

Betapa terkejutnya beliau saat pintu terbuka tiba-tiba sebelum di ketuk.

"Eh buk Sarah, saya sudah merasakan kedatangan ibu, makanya saya segera membuka pintu" sahut wanita paruh baya pemilik rumah bernama Reta, beliau sedari tadi mondar-mandir menunggu kedatangan tamu pentingnya. "Silahkan masuk buk" timpal nya ramah karena yang berdiri di hadapannya saat ini seorang ibu dari Trakif Fatur, pemilik pusat perbelanjaan ternama di Indonesia.

Begitu melandaskan pantat nya duduk, buk Sarah celingak-celinguk mencari seseorang yang menjadi tujuannya datang, padahal pasutri pemilik rumah duduk di hadapan nya menatap bingung.

"Buk Sarah mencari anak saya kan?" sahut buk Reta tersenyum bangga menyebut anak kesayangannya.

"Iya buk, mana dia? Saya tidak sabar ingin bertemu dengan nya?" senyum buk Sarah tercetak jelas, tak sabar ingin segera melihat calon mantu pilihannya.

"Maaf buk, anak saya masih di luar, maklum wanita karier yang super sibuk,. Apa lagi dia orang yang sangat bertanggung jawab pada pekerjaan nya, jadi bos nya seakan berat hati untuk membiarkan nya pulang, hehe.." ceracau buk Reta memuji anak kesayangannya sedemikian rupa.

Mendengar ucapan pemilik rumah, buk Sarah yang datang penuh harap seketika lesu ingin pulang saja, karena tujuan nya tak bisa ia temui.

Tapi meski begitu keinginan beliau untuk mempersunting anak dari keluarga itu tak akan kendor apa lagi melepaskan. Beliau sudah telanjur suka dengan pilihan nya. Dan beliau sangat yakin pilihan nya tak hanya akan menjadi pendamping yang pantas untuk anaknya, tapi juga akan mengisi hari-hari anaknya dengan cinta.

Gudubrak!

Semua orang mengedarkan pandangan kearah dapur mendengar asal suara bersumber.

"Hehe.. Biasa buk, kucing" sergah buk Reta mengalihkan kembali mempersilahkan tamunya menikmati teh yang ter suguh.

Baru saja menyeruput pelan teh nya, mata buk Sarah tertuju pada siluet seseorang dari arah dapur. Tak lamanya seorang wanita dewasa berparas cantik dengan pakaian kasual keluar dari sana hendak ke di lantai atas, wanita itu berhenti lalu menoleh membungkukkan tubuhnya memberi hormat seraya tersenyum ramah.

"Oh kamu sudah pulang nak, naiklah nak istirahat" seru buk Reta pada anak sulungnya itu yang bernama Absani.

"Permisi," sahut Absani, sekali lagi ia memberi senyum pada si tamu lalu kembali meneruskan langkahnya ke lantai atas di mana kamarnya berada.

"Mamah..! Aku capek, aku butuh di pijit, pegel banget mah"

Keluhan tiba-tiba seorang wanita tak kalah cantik dari wanita pertama menerobos masuk kedalam rumah tak sadar akan kedatangan seorang tamu.

Segera buk Reta berdiri menghampiri wanita itu yang tak lain anak bungsunya bernama Amelia. Beliau membisikkan kalimat teguran akan sikap anaknya barusan.

"Maaf yah buk, maklum dia sangat pekerja keras, jadi capek setiap kali pulang kerja" papar buk Reta tetap menanamkan nilai kebaikan akan anak bungsu nya, dan di tanggapi senyum oleh buk Sarah.

Setelah pertemuan singkat tersebut, buk Sarah pamit pulang, beliau ingin segera meminta persetujuan dari anaknya untuk segera melamar.

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang