Amelia yang pulang membawa malu, dadanya kembang kempis marah pada sang ibu. Tak hentinya ia mengucap sumpah serapah akan membalas sang kakak atas rasa malu yang ia terima.
"MAH...!!" panggil Amelia keras begitu tiba, buk Reta beserta suami segera menanggapi teriakan anak mereka, khawatir jikalau anak kesayangan mereka kenapa-kenapa.
"Kamu kenapa sayang?" tanya buk Reta lembut
"Mamah keterlaluan! Mamah sudah membuat ku malu!" pekik Amelia benar-benar marah, terlihat oleh kepalan pada kedua tangan nya.
"Maksud kamu apa?"
"Kenapa mamah berbohong mengatakan Kif melamar ku! Padahal yang sebenarnya dia lamar itu memang kak San!"
Buk Reta dan sang suami saling lirik gelagapan, itu semua karena kesalahan pahaman buk Reta. Dan tak mau ia lurus kan.
"Mamah salah paham mengira kamu yang ingin buk Sarah lamar" terang beliau
"Jadi benar semua ini karena mamah! Mamah tidak tahu apa yang kak San lakukan padaku! dia mempermalukan aku di depan banyak orang! Bahkan dia menghubungi mertuanya! dan mertuanya itu pun memarahiku! aku bertambah malu mah! Semua ini karena mamah!!" kesal nya memaki ibunya sendiri.
"Mamah minta maaf,." tangan bersalah buk Reta mencoba menenangkan anak nya, tapi Amelia justru menepis tangan ibunya.
"Lagi pula untuk apa kamu mendatangi kakak mu,?" sela pak Farid
"Karena mamah bilang kak San kembali bekerja di butik, mamah juga yang mengatakan dia mungkin tidak di nafkahi suaminya, aku ingin memastikan!"
"Kurang kerjaan kamu! Siapa suruh kamu ke sana! Malah menyalahkan mamah!" sela buk Reta tak terima di salah kan.
"Aku kesal sama mamah!"
Amelia berlalu meninggalkan kedua orang tuanya ke kamar, bahkan membanting pintu dengan kerasnya. Tak ada lagi kesopanan yang ia tunjukkan ketika dirinya merasa di sakiti.
Tak ingin anak kesayangannya terus merajuk, buk Reta mendatangi kamar Amelia untuk membujuk anak manja nya yang sedang merajuk di atas tempat tidur.
"Mamah tahu kamu marah sama San, mamah juga, San berani-beraninya membentak mamah di depan rumah makan, dia pasti sengaja ingin mempermalukan mamah" seru buk Reta membuat anaknya bangun mendengarkan.
"Maksud mamah?"
"San itu tidak tahu bersyukur, masih mending mamah membesarkan dia! Jika bukan karena papah mu, mamah juga tidak ingin menganggap nya anak mamah"
"Kak San tidak tahu berterima kasih! Dia bagai kacang lupa kulitnya!" timpal Amelia menambah kebencian pada seseorang yang selalu mereka sakiti. "Kak San tidak berhak bahagia sebelum aku bahagia! Tidak akan ku biarkan kebahagiaan nya itu!" ia bertekad untuk menghancurkan kebahagiaan kakak nya.
"Apa yang akan kamu lakukan?"
Amelia turun dari tempat tidur berjalan kearah cermin yang ada pada badan lemari, ia menatap seluruh tubuh nya yang memanglah memukau, lalu ia tersenyum licik.
"Akan ku rebut Kif, akan ku buat dia seperti Andri dan Mario yang lebih memilih aku dari kak San" ujar nya seakan bersumpah bertambah tersenyum licik.
"Kau memang merebut dua orang itu, tapi akhirnya mereka meninggalkan mu dan menginginkan kembali pada Absani. Bahkan Mario, mamah ingat dengan jelas, untuk pertama kalinya kamu menangis karena seorang pria, dan itu Mario, bahkan empat tahun Mario habis kan tanpa pasangan, karena dia terus berusaha mendapatkan hati Absani, tapi perempuan itu sok jual mahal, terus menolak cih" sahut buk Reta berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak Wedding
RomanceTrakif Fatur atau yang akrab di panggil pak Kif, pria bujang pemilik pusat perbelanjaan yang masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Sang ibu pun tak hentinya mendesak anaknya untuk segera menikah, beliau ingin segera menimang...