Bab 22. Kasih Sayang Mertua

4.7K 243 1
                                    

Habis gelap terbitlah terang.
Kiasan itu mungkin cocok untuk seorang wanita yang bersinar karena kebaikan hati nya, keluar dari gelap masa lalu yang di ciptakan oleh orang tua nya sendiri,. Tak lain Absani.

Kini ia tak hanya menjadi seorang ratu di istana suaminya, tapi juga menjadi wanita paling beruntung. Di mana ia memiliki suami yang menyayangi nya, mertua yang kini menerima nya memperlakukan seperti anaknya sendiri, juga hidup nya kini berkecukupan ia di hargai dan di hormati.

Di antara semua itu Absani memiliki misi yang ia buat sendiri,. Yah itu menghidupkan cinta dalam pernikahan nya.

"Nyonya kenapa senyum-senyum terus?" seru bik Mura bertanya. Di mana ke dua art lain mendekat, penasaran melihat nyonya muda mereka tak hentinya menyunggingkan senyum.

"Sekarang saya bukan lagi menantu mamah Sarah.." ujar Absani membuat ke tiga art tersebut terkejut, belum selesai perkataan nya, ucapannya terpotong oleh sepasang tangan dari mereka menyentuh tangan Absani, menatap sedih juga khawatir.

"Nyonya mau pergi?" tanya bik Kana mewakili yang lain

"Siapa yang bilang bik,. Maksud saya, sekarang mamah Sarah menganggap saya seperti anak beliau sendiri, mamah Sarah telah menerima saya"

Ke tiga art itu membuang nafas lega, lalu mereka melingkarkan semua tangan mereka memeluk bahagia juga mengucapkan syukur atas kabar bahagia yang nyonya muda mereka lontarkan.

Kini tak ada lagi ketegangan antara nyonya besar dan nyonya muda.

Kebahagiaan yang terjadi di kediaman Fatur Raja tak hentinya terpancar,. Berbeda di kantor tepat nya pada ruangan seorang Trakif Fatur. Ia tak fokus menyelesaikan pekerjaan nya, bahkan berkas-berkas yang ia perhatikan satupun tak ada yang ia pahami, dan berkali-kali ia menghela nafas berat tampak tak betah di tempat nya. Lalu ia menyandarkan tubuh lagi-lagi menghela nafas berat.

"Aku merindukan mu" keluh nya teringat sang istri yang berada di rumah. Lalu ia menundukkan pandangan melihat adik nya yang bangun memaksa keluar dari balik persembunyian hanya dengan membayangkan wajah, suara, serta tubuh candu istri nya. Ia mengusap wajah nya kasar juga memijit keningnya,. Tak tahan lagi segera ia menghubungi seseorang yang ia pikirkan, yang bisa mengobati keadaan nya itu.

Tut..
Tut..
Tut..

"Apa yang dia lakukan!? Kenapa dia tidak mengangkat telepon dari ku!" gumamnya kesal pada istrinya yang menghabiskan waktu bersama mertua. "Berani kau tidak mengangkat telpon dari ku,. lihat saja, kau akan ku buat menjerit nanti malam" lagi gumam nya mengancam lalu menyeringai kecil berniat mencelakai istrinya sendiri di kamar mereka nanti.

"San,. Mamah keluar dulu yah nak" seru buk Sarah yang kini telah menerima menantunya, bahkan menganggap seperti seperti anak nya sendiri.

"Mau kemana mah?"

"Mau ke rumah sepupu mah"

"Ooh,. Mamah mau di temani?"

"Tidak usah nak, terima kasih, mamah pergi nya sebentar"

"Baiklah, hati-hati yah mah"

"Iya nak"

Buk Sarah berbohong mengatakan hal tersebut, sebenarnya ia bertujuan menemui besan nya. Ia tak akan tinggal diam menerima kebohongan kejam seperti itu, hingga seseorang yang tak bersalah menanggung kebencian dari nya.

Ia bahkan langsung mendatangi toko milik besannya.

"Permisi,." seru beliau tiba di tujuan bersama pak Gani si sopir.

Mendapati kedatangan besannya, pasangan pasutri yang di tuju itu kegirangan bukan main, bahkan sempat-sempatnya buk Reta memperkenalkan besan nya pada pelanggan yang ada.

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang