Bab 28. Membungkam Amelia

3.5K 189 3
                                    

Hari kedua Absani bekerja masih di antar oleh Trakif, lalu berpisah di depan butik setelah menorehkan adegan romantis sekejap di dalam mobil.

Toko telah dibuka oleh Rossa, bahkan ia telah memanjang beberapa patung-patung di depan toko.

"Sudah buka yah" seru seseorang membuat langkah Absani terhenti lalu menoleh dan terkejut melihat orang tersebut.

"Amelia, kok kamu di sini?" sahutnya terkejut

"Kenapa heran aku di sini? Seharusnya aku yang heran, kenapa kamu masih bekerja? Tidak di nafkahi sama suami tua mu itu" ledek Amelia menyunggingkan senyum.

"Enak saja kalau berbicara! San kerja itu untuk membantu Nami yang baru saja lahiran! kalau kamu berpikir San tidak di nafkahi sama pak Kif kamu salah!. San di jemput sama sopir paham!" sela Rossa yang geram mendekati mereka

"Kalau tujuan kamu di sini untuk cari ribut lebih baik kamu pulang saja, banyak kan yang bisa kamu lakukan di rumah selama aku tidak di rumah lagi" balas Absani membuat Amelia menatap jengkel

"Idih! Jadi istri karena menggantikan ku saja bangga" lagi balas Amelia menghina.

"TUTUP MULUTMU AMELIA!!" bentak Absani membuat Amelia melonjak terkejut. "BERHENTI MENGATAKAN SESUATU YANG TIDAK BENAR!!"

"MEMANG BENAR KOK!" Amelia tak mau kalah.

"Kamu pulang sana tanya mamah kenapa mamah memanipulasi lamaran yang memang seharusnya untuk ku malah mamah buat seolah-olah itu untuk kamu! Yang keluarga Fatur Raja lamar memang aku bukan kamu! Mamah berbohong dengan merebut lamaran untuk ku!" Amelia tercengang menggeleng tak mempercayai ucapan Absani kakaknya. "Kamu tidak pernah di lamar oleh keluarga Fatur Raja tapi aku! Mamah yang memanipulasi lamaran itu!" Imbuhnya masih ia marah.

"Untuk apa mamah melakukan itu!?"

"Karena kamu anak kesayangannya! Yang utama kamu! Semua yang terbaik harus kamu yang miliki!"

Absani benar-benar tak bisa menahan diri lagi, ia tak suka di salahkan atas sesuatu yang tak ia lakukan, sedangkan justru dirinya lah yang di korbankan.

"Tidak! kamu bohong!" masih Amelia tak percaya, menampik ucapan yang di lontarkan Absani.

"Akan ku buktikan, akan ku telepon mamah mertuaku"

Absani segera menghubungi mertuanya untuk membungkam adiknya. Menunggu sambungan telpon di angkat, Rossa menahan Amelia agar tak pergi, ia ingin adik teman nya itu malu di depan banyak pelanggan yang hendak mampir.

Absani yang biasa nya hanya memendam dan tak suka memaparkan keadaannya, kali ini tidak. Ia tak perduli dengan banyaknya pasang mata yang memerhatikan mereka. Ia memang ingin mempermalukan adiknya itu agar berhenti berbuat seenaknya.

"Halo nak" suara lembut buk Sarah menyambar ketegangan.

"Mamah sibuk?"

"Tidak nak, ada apa?"

"Mah San minta maaf, tapi saat ini San bersama Amelia..

"Amelia,! bukannya dia tidak ada di sini?"

"Ada mah, sekarang dia di hadapan San terus menerangkan San merebut lamaran pak Kif, dia bilang yang ingin mamah lamar adalah dia"

Absani menatap nyalang adiknya yang terus berusaha melepaskan diri dari sergapan tangan berisi Rossa.

"Apa!!" pekik buk Sarah. "Bilang sama dia! Mamah tidak pernah melamar dia untuk Kif! Bahkan mamah tidak pernah memikirkan dia! Katakan pada Amelia itu, tanya mamah nya kenapa dia memanipulasi lamaran itu!"

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang