Bab 16. Sesal, Tak Bermaksud Menyakiti

5.8K 272 2
                                    

Setelah perkataan menyakitkan wanitanya lontarkan, Trakif tertunduk seakan tak memiliki semangat, ucapan istri nya barusan sangat mempengaruhi nya.

Sedangkan wanita yang berucap tersebut, menatap suaminya merasa bersalah telah mengucapkan kata-kata tak pantas bahkan menghina pria nya. Ia tak bermaksud demikian, tapi kata-kata itu melesat keluar begitu saja karena kesal juga kecewa yang tak seharusnya.

"Pakyang aku minta maaf, aku tidak bermaksud mengatakan hal itu"

Absani benar-benar menyesal juga khawatir suaminya tak merespon.
Lalu tangan sesal nya mencoba menggapai tubuh suaminya yang terdiam. Bukannya menanggapi Trakif justru pergi tanpa sepatah kata.

"Pakyang... Pakyang..."

Panggilannya bahkan tak di hiraukan, Trakif melajukan mobilnya meninggalkan wanita nya di sana.

Tak berakhir di situ, Absani mengeluarkan ponselnya menghubungi suaminya tapi tak di hiraukan, bahkan Trakif menonaktifkan ponsel nya.

Absani yang tak tahu harus bagaimana terdiam kebingungan di tempat nya, ia tak menyangka karena dua kata yang ia lontarkan membuat suaminya bersedih atau juga marah hingga seperti itu.

Sedangkan Trakif yang merasa terhina akan ucapan istrinya berkali-kali memukul setir mobil melampiaskan kemarahannya. Ucapan istrinya hanya dua kata tapi mampu membuat dada seorang Trakif Fatur terasa sesak hingga ia memukul-mukul dadanya sendiri.

Trakif mengalihkan hal tersebut dengan mendatangi sebuah bar dan di temani dua pengunjung wanita yang ada di sana. Semakin ia mengalihkan sakit tak berdarah itu dengan menenggak minuman keras bahkan di sentuh oleh tangan genit wanita yang ada di dekatnya, ia justru makin tersiksa akan kata-kata itu.

"LEPAS!!" pekik Trakif geram membuat dua wanita yang ada di sampingnya melonjak terkejut, segera mereka pergi meninggalkan pria yang tengah labil itu.

Tak tahu berapa lama waktu yang ia habiskan di sana, selama itu pula Absani tak bergerak dari tempat nya di tinggal kan menunggu penuh harap suaminya kembali untuk menjemput.
Tapi sore telah berganti malam tak kunjung ada tanda-tanda suaminya kembali atau sekedar menghubungi, setidaknya ponsel nya aktif. Dan
tentu wanita itu tak mau pulang ke rumah nya, hanya akan membuat ia di ledek oleh adik nya nanti, dan akan membuat kecewa ibunya yang sangat mengharapkan pernikahan mereka,. Terutama ia tak mau melalui kehidupan yang sama lagi.

Di tengah pergulatan perasaan yang menyiksa, suami yang di tunggu tetap tak kembali, malah memutuskan pulang ke rumah seorang diri.

Setibanya Trakif tak langsung turun dari mobil, ia masih mengupayakan diri tenang akan bertemu dengan istrinya di dalam rumah.

"Malam tuan" sapa bik Nini art termuda, lalu celingak-celinguk mencari keberadaan nyonya nya yang tak terlihat, tanpa menjawab sang tuan melenggang masuk.

"Mamah sudah makan?" tanya Trakif berhenti di tengah tangga.

"Sudah tuan, nyonya besar ke rumah buk Marta dengan di temani bik Mura, katanya buk Marta mengadakan acara syukuran, nyonya besar tadi mengatakan agar menyampaikan hal tersebut karena nomor telepon tuan tidak aktif"

Trakif ingat ia sengaja melakukannya karena masih kesal pada istrinya. Iapun kembali menonaktifkan ponsel nya karena ia telah pulang.

Tin!
Tin!
Tin!

Sederet notifikasi pesan masuk yang di tinggalkan Absani dan baru akan ia baca.

"Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud berkata seperti itu, aku terlalu terbawa perasaan sebagai seorang wanita, maafkan aku Pakyang"

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang