Bab 49. Terbongkarnya Rahasia

4.2K 214 18
                                    

Pasangan yang kini berbahagia tersebut belum ada yang terbangun, kedua nya masih saling memberi pelukan hangat setelah berbaikan.
Tak ada satupun yang berniat untuk melepaskan pelukan apa lagi beranjak dari tempat tidur.

Di antara dua insan itu, Absani yang pertama bangun, ia pelan-pelan melepaskan diri dari pelukan hangat suami nya lalu meraih baju kaos oversize milik Trakif.

Tin!

Ia menoleh ke arah nakas melihat pesan masuk ke ponsel Trakif. Tak bermaksud lancang, tapi ia khawatir jika itu dari Amelia. Sekali lagi ia menoleh pada Trakif yang masih tertidur lalu membuka pesan.

"Amelia telah menikah kemarin pak dengan seorang dudu dua anak, dan tinggal di kontrakan kecil, hanya tinggal buk Reta dan pak Farid di kediaman nya, satu pun dari mereka tidak ada yang pernah meninggalkan rumah mereka setelah toko mereka hancur, juga uang penjualan mobil mereka ludes" pesan dari Revin.

Meski jasa kedua pemuda kembar itu telah usai di sewa, tapi kedua pemuda kembar itu masih penasaran dengan keluarga Farid, lebih tepatnya mereka pun geram atas sikap tega sebagai orang tua.

Dahi Absani berkerut bingung apa maksud si pengirim tanpa nama, bahkan nomor kontak nya tak tersimpan di ponsel suaminya. Karena penasaran ia membuka galeri penyimpanan dan melihat video toko orang tuanya hancur juga video seseorang menghambur-hamburkan uang milik orang tua nya. Ia tercengang tak menyangka jika suaminya sekejam itu pada orang tuanya.

"Itu balasan mereka" seru Trakif, segera Absani menoleh

"Kenapa Pakyang tega melakukan itu pada orang tua ku" mata yang semula memancar kan kebahagiaan seketika berganti kecewa.

"Kemarin masalah yang menimpa kita itu ternyata ulah Amelia dan Mario, dan di dukung oleh mamah mu"

Absani lagi tercengang.

"Dan hancur nya toko orang tua mu memang ulah ku, aku tidak bisa membiarkan mereka yang telah merusak pernikahan kita"

"Tapi apa yang Pakyang lakukan itu salah"

"Jika kamu tidak ingin membalas mereka itu hak mu, tapi melindungi mu dan membalas siapapun yang menyakitimu adalah hak ku, dan kamu tidak bisa melarang ku"

"Tapi Pakyang...

"Keterlaluan, kejam, tidak punya perasaan,. Aku tidak perduli semua itu, yang penting kamu dan pernikahan kita aman"

Absani yang kesal turun dari tempat tidur.

"Kamu mau kemana?" tanya Trakif masih di tempat nya.

"Aku ingin melihat keadaan orang tua ku"

"Absani..

"Jangan melarang ku,! Karena mereka orang tua ku"

Absani menutup pintu kamar mandi, dan membersihkan diri nya sesegera mungkin.

Begitu keluar dari dalam kamar mandi, ia mendapati Trakif masih duduk di tempat yang sama terus menatapnya yang memakai pakaian.

"Ada Feri di bawah menunggu, biar dia yang mengantar mu" seru Trakif tak melarang ataupun mengajukan diri mengantar. Absani mengangguk lalu kembali meneruskan langkah.

"Pagi buk," sapa Feri ramah sembari membuka pintu untuk istri bos nya.

Di dalam mobil perasaan Absani tak karuan tak tenang memikirkan keadaan kedua orang tuanya setelah apa yang suaminya lakukan, juga ia tak menyangka Amelia telah menikah. Meski ia tak begitu perduli tetap saja ia merasa ada yang janggal dengan pernikahan adik nya yang tiba-tiba, tak sesuai ucapan Amelia yang katanya ingin membuat resepsi mewah kelak, dan pernikahan nya akan menjadi pernikahan termegah di kota mereka.

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang