Beberapa menit tertidur membuat Absani merasa lebih baik, ia pun bangun duduk bersandar masih di tempat tidur.
"Oh nyonya sudah bangun" seru bik Nini berjaga bergantian dengan bik Kana. "Meskipun sekarang keadaan nyonya seperti ini karena tuan,. Nyonya harus tetap kuat yah, setidaknya nyonya harus tetap sehat untuk diri nyonya,. Nyonya makan dulu yah, nyonya mau apa?" bujuk nya.
"Saya ingin susu putih bik"
Bik Kana sedikit terkejut mendengar keinginan majikannya yang menginginkan susu putih, tak seperti biasanya ia yang menyukai susu coklat. Tapi beliau beranggapan mungkin karena mood nya yang sekarang tak baik, ia pun menurut.
"Sebentar yah nyonya"
Segera bik Nini berlari menuruni anak tangga menuju dapur.
"Kamu kok ada di sini bukannya menjaga nyonya?" ujar bik Kana
"Nyonya ingin segelas susu putih" seru bik Nini gembira di tanggapi bik Kana keheranan.
"Maksudnya susu coklat?" bik Kana membenarkan ucapan bik Nini yang menurutnya salah.
"Tidak, nyonya menginginkan susu putih"
Akhirnya bik Kana percaya ia tak salah mendengar, dan bik Nini tak salah pengucapan.
Saat bik Nini membuatkan segelas susu, buk Kana menata kue brownies buatannya di atas nampan yang sama, ia sengaja membuat kue kesukaan majikan nya berharap mengembalikan mood majikannya yang ceria.
Bik Nini kembali ke kamar atas dengan membawa segelas susu, kue brownies juga beberapa potong buah-buahan.
"Ini nyonya pesanan nya, silahkan" seru bik Nini meletakkan apa yang ia bawa keatas nakas membuat Absani mengernyit heran melihat apa yang bik Nini bawa melebihi apa yang ia inginkan.
Cring....!!!
Bik Nini sedikit menjaga jarak mengangkat telpon dari tuannya, ia takut jika mendengar ia menyebut tuan, nyonya muda mendengar dan kembali marah hingga tak mau makan.
"Halo tuan" sahutnya
"Kenapa kamu berbisik?"
"Maaf tuan, saya tidak mau nanti nyonya marah mendengar saya berbicara dengan tuan"
"Ooh,. Bagaimana keadaan istri saya?"
"Tuan bahkan belum satu jam meninggalkan Nyonya,. Tapi syukurlah sekarang nyonya sedang menikmati segelas susu hangat dengan kue brownies, juga beberapa potong buah tuan"
Trakif tersenyum lega mendengar isteri nya telah mau makan meski bukan makanan berat, tapi setidaknya ia tak kelaparan.
"Bik..." panggil Absani
"Maaf tuan saya tutup yah, nyonya memanggil"
"Iya bik, layani dengan baik istri saya"
"Baik tuan"
Begitu telepon usai, bik Nini segera mendekati nyonya muda yang memanggil, ia kembali lesu melihat nyonya muda nya hanya makan se gigit kue brownies, juga susu yang ia buatkan hanya di teguk sedikit.
"Ini bik, saya sudah kenyang"
"Lagi yah nyonya, nyonya masih lapar kalau makanya hanya sedikit"
"Tidak apa bik, saya ingin istirahat saja, tolong tutup pintu nya, saya tidak ingin siapa pun masuk" titah Absani bik Nini turuti dengan berat hati.
Absani berbaring terlentang menatap langit-langit kamar, di mana kakinya berayun-ayun berusaha berpikir akan sesuatu yang bisa mengobati dirinya saat ini. Tapi pikiran yang kecewa itu tak menggambarkan apapun, hanya suara sang suami yang memuji wanita lain menggema di dalam kepalanya, membuat perutnya sakit entah mengapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak Wedding
RomanceTrakif Fatur atau yang akrab di panggil pak Kif, pria bujang pemilik pusat perbelanjaan yang masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Sang ibu pun tak hentinya mendesak anaknya untuk segera menikah, beliau ingin segera menimang...