Bab 32. Badai Pasti Berlalu

3K 156 5
                                    

Begitu Absani tertidur, Trakif menitipkan nya pada art. Trakif tak akan membiarkan Amelia setelah membuat istrinya tak mempercayai nya. Ia akan mendatangi kediaman Farid.

"AMELIA...!!!"

Teriakannya menerobos masuk membuat semua anggota keluarga Farid berhamburan keluar. Trakif yang penuh kemarahan mendekati Amelia dan mencengkram rahangnya, menyandarkannya keras ke dinding.

"TRAKIF!!" pekik pak Farid dan istri syok melihat anak mereka di cekik hingga kesulitan bernafas.

"Kau yang menyuruh seseorang mengirim foto pada istri ku kan!? JAWAB!!" teriak Trakif benar-benar marah

"Kif hentikan!" lagi pekik pak Farid mencoba melepaskan tangan kekar menantunya dari leher anaknya, tapi beliau justru terlempar oleh satu dorongan saja dari Trakif.

"KATAKAN JALANG!!"

Amelia yang tak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya mengangguk sebisanya mengakui dari pada ia mati konyol.

"Kif tolong lepaskan anakku" lirih buk Reta memelas hingga menangis di kaki menantunya.

"Ini ancaman untuk mu, sekali lagi kau mendekati pernikahan ku, ku habisi kau" ancam Trakif mengetat kan rahangnya membuat semua orang ketakutan. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkan keluarga itu setelah meninggalkan sebuah ancaman.

Absani terbangun mendapati dirinya seorang diri di atas tempat tidur, ia bangun melihat sekeliling mencari-cari keberadaan suaminya.

"Pakyang..." panggil nya. Segera art yang berjaga berhamburan masuk kedalam kamar.

"Tuan ada urusan sebentar nyonya" sahut bik Kana

"Kemana?"

"Kurang tahu juga nyonya"

Pikiran Absani kembali pada foto yang ia lihat berisikan Amelia dan suami nya. Ia kembali teringat dengan kejadian lampau saat ia mendapati foto Amelia bersama Mario di ponsel Amelia yang lebih dari dua, hingga
ia mencari tahu dan mendapati fakta mereka berselingkuh,. Bahkan saat hal itu terbukti hingga dua bersaudari itu bertengkar, kedua orang tua mereka justru menyalahkan Absani dengan alasan tak tak bisa menjaga hubungan.

Absani takut jika kejadian itu terulang lagi, terlebih lagi ia telah memberikan semua yang ia miliki pada suaminya, hingga hatinya kembali merasakan cinta.

"Sanyang" panggil Trakif segera mendekati istrinya. "Hei, ini aku, aku di sini" imbuhnya menangkup kedua pipi istri nya yang kembali bersedih.

"Pakyang dari mana!?"

"Aku ada urusan sebentar tadi"

"Bohong!"

"Hssstt... Aku serius Sanyang,"

Trakif menarik Absani kedalam pelukannya, memeluk nya erat hingga mengangkat ia ke perutnya.

"Tinggalkan kami, tutup pintu" titah Trakif pada semua art yang khawatir, mereka pun bubar meninggalkan kamar majikan mereka.

Tanpa menurunkan Absani dari gendongan nya, Trakif mengelus pundak sang istri membuat nya tenang.

"Aku masih ngantuk Pakyang" keluh Absani mungkin terdengar manja.

Trakif tersenyum mendengar suara parau istri nya yang terdengar manja, ia membawanya ke atas tempat tidur dan berbaring bersama dengan mendekap nya erat. Berkali-kali ia mendaratkan kecupan pada puncak kepala istrinya yang telah tertidur kembali.

"Kif,..! Absani kenapa,!?"

Buk Sarah masuk dengan tergesa-gesa setelah mendengar penuturan para pengurus rumah mengatakan nyonya muda mereka menangis hebat.

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang