Bab 47. Suara Yang Di Rindukan

3.9K 178 9
                                    

Keadaan buk Sarah makin memprihatinkan, terpaksa beliau di bawa ke luar kota untuk di rawat lebih intensif, di mana beliau malah menolak di antar oleh anaknya, beliau ingin anaknya tetap di rumah untuk menunggu istri nya jika pulang nanti.

"Jaga mamah saya yah" pesan Trakif pada bik Mura dan bik Nini yang ikut menemani, mereka mengangguk mulai bergerak bersama nyonya mereka.

Bus yang Absani dan temannya tumpangi tiba di tujuan, yah itu kediaman buk Fatin. Mereka mengambil langkah dengan masing-masing tas di tangan mereka.

"Itu mbak Absani!" pekik salah seorang tetangga membuat tetangga lain berkumpul, di mana yang di maksud kebingungan melihat dirinya di kerumuni.

"Ada apa dengan teman saya?" sahut Anya bingung, lalu menyembunyikan Absani di belakangnya.

"Seseorang mencari nya, bahkan orang itu menginap di kampung kita untuk menunggu kepulangan kalian" ucap tetangga yang lain.

Absani, Anya beserta buk Fatin saling tatap keheranan.

"Buk Absani" panggil seorang pria tak mereka kenal menghampiri. Pria itu mendekat dengan kebahagiaan di wajah nya.

"Anda siapa?" tanya Absani bingung tak mengenali orang tersebut.

"Saya Feri, bawahan pak Kif buk, saya di perintahkan pak Kif untuk mencari ibu"

Absani membuang satu nafas panjang karena lesu, persembunyian nya  tampak nya berakhir sudah.

"Di dalam saja mengobrol nya pak, mari" sela ibu buk Fatin ramah. Mereka ber empat bergerak masuk kedalam rumah.

"Buk, saya di minta pak Kif untuk membawa ibu pulang, ibu ikut saya yah" harap Feri tak sabar ingin segera memperlihatkan hasil penungguan nya selama seminggu pada bos nya. Absani justru terdiam hingga pandangan nya tunduk sarat akan penolakan.

"Saya ingin tinggal di sini saja" tolak Absani terdengar memohon.

"Buk, pikir kan suami dan mertua Ibu, mereka sangat khawatir dengan ibu"

Absani pun kepikiran dengan ibu mertuanya yang mana sudah sangat tua, bahkan sakit-sakitan, juga sedari kemarin perasaannya memang tak enak memikirkan ibu mertuanya.

"Nak, coba di pikirkan baik-baik dulu, jangan hanya menuruti kemarahan mu, ibu senang jika kamu mau tinggal di sini bersama ibu dan Anya, tapi kembali lagi pada keluarga yang menunggu mu,. Meski kamu masih marah pada suami mu, tapi kamu tidak tahukan pengorbanan dan perjuangan apa yang suamimu lakukan untuk mencari mu, sehingga nak Feri bisa ada di sini" bujuk buk Fatin

"Iya buk, pak Kif menyebar puluhan orangnya ke berbagi kota hingga ke kampung dan desa untuk mencari buk Absani, bahkan pak Kif meminta beberapa orang berjaga di bandara juga pelabuhan agar ibu tidak pergi jauh"

Pupil mata Absani melebar karena terkejut, ia tak menyangka suaminya akan mencari nya hingga seperti itu.

"Dan tak terhitung berapa selembaran yang telah di tempel untuk mencari ibu" timpal Feri

Absani menangis saat itu juga, terharu akan keseriusan suaminya dalam mencari nya.

"Nak, pintu rumah ini selalu terbuka untuk mu kapan pun kamu mau datang,. Kami tidak mengusir mu nak, tapi kami ingin kamu bahagia, terlihat jelas cinta di matamu, pulang lah obati dirimu akan rindu yang terlihat jelas itu" ucapan ibu dari Anya beserta usapan lembut pada puncak kepalanya makin meluruhkan air mata Absani, ia mengangguk ki ucapan beliau membuat semua orang berucap syukur.

Feri pun segera menghubungi bos nya untuk menyampaikan kabar bahagia hasil penungguan nya selama seminggu.

"Halo pak Kif" seru Feri

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang