Absani pulang lebih dulu menunggu Trakif di kamar mereka, ia akan membahas masalah di antara mereka sebelum makin berlarut-larut dan di ketahui oleh buk Sarah.
Tapi jam telah menunjukkan pukul 8 malam, Trakif belum juga pulang, berkali-kali Absani mencoba menghubungi suaminya, tapi suaminya itu tak menjawab. Absani pun memutuskan mengirim pesan.
"Pakyang dimana kok belum pulang?"
Hingga beberapa menit berlalu pesan nya tak kunjung di baca, apa lagi di balas. Absani pun memutuskan mendatangi kantor suaminya untuk mencari tahu.
"Selamat malam buk" sapa keamanan
"Malam, pak Kif masih di kantor?"
"Tidak buk, pak Kif tidak masuk kantor hari ini"
"Hah!"
Absani mulai tak tenang memikirkan kemana pergi suaminya seharian tak ke kantor. Kembali ia ke taksi menyusuri setiap jalan sembari menghubungi suami nya, tapi hasilnya nihil, Trakif tak menjawab.
Saat Absani memikirkan keadaan rumah tangganya yang kian dingin karena sebuah kesalahpahaman, Trakif terbangun di salah satu kamar hotel, ia tak mau pulang dalam keadaan mabuk dan akan berbuat kasar pada Absani nantinya.
Meskipun ia masih marah bahkan kecewa pada istri nya, tapi ia tak mau menyakiti nya, sedang kan ucapannya yang seakan menuduh juga mencecar istrinya dengan pikiran kotor nya saja membuat ia menyesal hingga saat ini.
Merasa lebih baik, ia check-out bersiap untuk pulang."Kak Kif...!" panggil Amelia berjalan cepat kearah nya, di mana Trakif membuang pandangan jengah, tapi melihat Amelia datang dengan keadaan menangis ia keheranan.
Sesaat tiba Amelia langsung memeluk nya berpura-pura menangis hebat."Amelia lepas! Aku tidak mau istri ku salah paham nanti!"
Trakif menarik keras Amelia terlepas dari memeluk nya, ia lalu heran melihat salah satu pipi Amelia memerah, tercetak jelas sebuah telapak tangan.
Amelia melepaskan pelukan lalu memberikan ponsel nya, memperlihatkan video saat Absani marah besar hingga menamparnya.
"Salah ku apa kak? Kenapa kak San menuduhku merusak hubungan kalian, apa yang ku lakukan? Aku hanya ingin bekerja dengan baik di toko papah ku" lirih Amelia bersandiwara, kembali ia menangis di buat-buat.
Dan Trakif sekali lagi tercengang melihat Absani istri nya marah seperti itu pada Amelia yang tak salah apa-apa menurutnya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Trakif sedikit memiringkan kepala melihat bekas merah di pipi Amelia.
"Sakit sekali kak,"
"Ada apotik di sekitar sini, pergi lah kesana"
"Aku minta tolong di antar boleh kak, aku mohon"
Trakif membuang satu nafas berat mengangguk mengantarkan Amelia ke apotik,. Saat akan meninggalkan nya begitu turun, tas Amelia justru tertinggal di mobilnya, mau tak mau ia memutuskan menunggu nya.
"Maaf yah kak lama" seru Amelia sembari masuk kedalam mobil
"Hum, bagaimana pipi mu?"
"Udah lumayan sih, dokter bilang untuk tidak banyak berbicara dulu, tapi bagaimana caranya, di toko kan aku harus banyak berbicara ketika pelanggan datang, masa aku diam saja" ceracau Amelia memulai pendekatan pada kakak iparnya yang tak tergubris sedikitpun.
"Yah kan ada ayahmu" sahut Trakif seala kadarnya
"Tidak, itu tugas ku sekarang sebagai seorang anak,. Aku benar-benar ingin berbakti pada kedua orang tuaku kak, masalah kemarin itu membuatku sadar, hampir saja ayahku kenapa-kenapa karena perbuatan ku, aku benar-benar ingin berubah kak, tapi semua orang masih tak mempercayai ku, bahkan kakak ku sendiri,. Aku tahu aku banyak salah padanya, tapi aku benar-benar ingin menebus kesalahanku padanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak Wedding
RomanceTrakif Fatur atau yang akrab di panggil pak Kif, pria bujang pemilik pusat perbelanjaan yang masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Sang ibu pun tak hentinya mendesak anaknya untuk segera menikah, beliau ingin segera menimang...