Pasangan suami istri Absani dan Trakif kini berada di dalam pesawat.
Absani tak hentinya menatap keluar jendela pada hamparan awan-awan putih yang terlihat seperti sebuah permen kapas, ia tersenyum membayangkan camilan manis itu."Kamu lihat apa di luar sana?" tanya Trakif ikut melihat keluar, penasaran apa yang istrinya lihat sehingga membuatnya terus tersenyum.
"Awan-awan itu seperti permen kapas" Absani menunjuk keluar jendela.
"Mau?"
"Ada?"
"Yang bilang ada siapa, aku cuma bertanya"
"Kenapa bertanya kalau tidak ada"
"Apa salahnya bertanya"
"Tidak salah sih, cuma aku berharap" Absani menyandarkan tubuhnya, melipat kedua tangannya cemberut menatap suaminya.
"Nanti ku belikan 10"
Wajah cemberut itu berubah bahagia lalu tertawa mendengar ucapan suaminya. Ia membuka lipatan tangannya memeluk lengan berotot suaminya, menyandarkan kepalanya mencoba untuk tertidur.
"Tidurlah, begitu kita tiba kamu mungkin tidak ingin beristirahat ingin berjalan-jalan" ujar Trakif
"Pasti, kalau bisa aku tidak akan beristirahat, aku ingin langsung berjalan-jalan saja"
"Jangan lupa" potong Trakif
"Apa?"
"Kamu liburan dengan ku, bukan seorang diri"
"Iya, iya, aku ingat pak Trakif Fatur"
Wajah Absani seketika terbenam kedalam dada bidang Trakif oleh pelukan berototnya, yang tak hentinya gemas pada istrinya. Tanpa pria paruh baya itu sadari ia telah bucin pada istri nya tersebut.
19 jam mengudara pesawat tiba di bandara internasional Charles de Gaulle Paris,. Di mana tingkah usil Absani kambuh. Ia duduk di atas troli dengan di dorong oleh Trakif sembari melakukan panggilan video dengan sang mertua sesuai pesan beliau jika mereka telah mendarat.
"Pakyang mamah" serunya Trakif melambaikan tangan pada sang ibu.
~Have fun yah sayang,.!~ seru buk Sarah menutup sambungan telpon, tak mau mengganggu anak dan menantunya yang sedang menikmati waktu berdua mereka.
Masih di dalam area bandara, mereka melihat seorang pria membentang sebuah kain bertuliskan Pick up Mr. Trakif & Mrs. Absani. Pasangan yang di maksud menghampiri si penjemput.
"I'm Trakif and this is my wife Absani,. You must be the one my mother hired to guide us, right?"
Pemandu itu mengangguk lalu membawa barang-barang mereka ke mobilnya meninggalkan bandara.
Tapi karena Trakif sudah pernah ke negara tersebut, ia mengetahui banyak tempat di sana sehingga ia tak membutuhkan jasa pemandu.
Dan bukannya menginap di sebuah hotel bintang lima, Trakif justru meminta sebuah hunian rumah sederhana untuk tempat tinggal mereka selama di sana, begitulah keinginan istrinya yang ia turuti.
Dan si pemandu merekomendasikan rumah milik kakaknya yang kosong, dengan semua perlengkapannya.
"Tidak apa-apa tanpa pemandu?" tanya Absani merehatkan tubuhnya keatas tempat tidur. Melihat istrinya berbaring, Trakif menghampiri naik keatas tempat tidur, berada di atas tubuh istrinya.
"Aku hapal banyak tempat di sini, lagi pula ada aku, aku yang akan memandu perjalanan kita"
Trakif menurunkan wajahnya memagut bibir candu istrinya. Saat hendak ingin melakukan lebih, Absani menahan, ia ingin memiliki istirahat yang cukup sebelum jalan-jalan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak Wedding
RomanceTrakif Fatur atau yang akrab di panggil pak Kif, pria bujang pemilik pusat perbelanjaan yang masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Sang ibu pun tak hentinya mendesak anaknya untuk segera menikah, beliau ingin segera menimang...