Bab 41. Kemarahan Rossa & Nami

3.7K 182 10
                                    

Trakif seketika terguncang mendengar kabar yang tak pernah ia pikir istri nya akan melakukan hal tersebut. Ia tak mau percaya begitu saja, dan kembali ia bertanya.

"Sudah di cari?"

"Iya tuan, nyonya tidak membawa handphone nya, juga ransel tuan hilang, dan.. beberapa pakaian nyonya menghilang dari lemari"

Seketika kaki Trakif gamang, hampir terjatuh jika tak di tahan para pegawai nya.

"Saya pulang sekarang"

Tanpa pamit pada pegawai nya Trakif segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Bagaimana ini bik,? Kemana nyonya?" ucap bik Nini mulai menangis khawatir akan keadaan nyonya nya.

"Nyonya besar harus tahu" sahut bik Kana segera menghubungi nyonya besar mereka. "Nyonya ada kabar penting" ujarnya sesaat nyonya besar mengangkat telfon.

"Ada apa?"

"Nyonya Absani melarikan diri dari rumah"

"APA! Kok bisa!? Alasannya apa!?"

Bik Kana menjelaskan semua yang terjadi dengan pernikahan majikan nya, beliau juga mengatakan apa penyebabnya, bahkan menceritakan ucapan menyakitkan tuan mereka, pun menceritakan keadaan nyonya mereka setelah ucapan tuan mereka lontarkan. Saat itu juga buk Sarah kembali pulang.

Bruk!

Keduanya mengedarkan pandangan pada pintu yang terbuka tiba-tiba.

"Tuan" sapa mereka ketakutan, tanpa menjawab Trakif segera berlari ke kamar atas memastikan ucapan bik Nini dengan memeriksa lemari pakaian, ia juga mendapati ponsel istrinya di atas nakas.

"BIK.....!!!" panggil Trakif keras, segera kedua art yang ketakutan menanggapi. "BUKAN KAH SUDAH SAYA KATAKAN AWASI ISTRI SAYA!!" bentak Trakif membuat kedua art tersebut melonjak terkejut.

"Ma-maaf tuan, nyonya minta untuk di tinggal kan, nyonya mengatakan tak ingin di ganggu" sahut bik Nini tak berani mengangkat pandangan.

"KENAPA TIDAK BERJAGA DI DEPAN PINTU!!"

"Ma-maaf tuan"

"Tuan Kif....!" panggil keamanan dari lantai bawah, segera Trakif meninggalkan kamar turun ke lantai bawah.

"Ada apa?"

"Nyonya kabur dengan memanjat dinding pembatas" papar keamanan menunjuk kursi bekas Absani gunakan sebagai pijakan.

Trakif membuang dirinya duduk pada anak tangga, terguncang dengan kenekatan sang istri yang pergi tanpa memberi tahu nya. Ia merogoh saku celananya meraih ponsel milik nya menghubungi seseorang memerintah kan untuk mencari istri nya yang kini entah di mana. Sementara ia akan mendatangi butik tempat Absani kemarin bekerja.

Hanya butuh beberapa menit saja dengan kecepatan tinggi ia kini tiba di depan butik milik Nami. Segera ia turun hingga berlari ke dalam butik.

"Pak Kif" seru Nami dan Rossa terkejut mendapati kedatangan suami teman mereka.

"Di mana istri saya?" tanya Trakif terdengar memilukan hingga kedua keningnya bertaut, Nami dan Rossa malah saling tatap heran. Tak ada jawaban Trakif mencari-cari sang istri ke semua ruangan seraya memanggil nama nya berkali-kali.

"Pak Kif, Absani tidak ada di sini" sahut Nami

"Tapi dia bekerja di sini untuk mu!"

"Tidak lagi pak Kif, Absani memutuskan berhenti kemarin pagi-pagi, katanya dia hanya ingin fokus pada rumah tangga kalian saja, juga karena di lingkungan ini Mario sering menemuinya, dan Absani takut anda akan salah paham"

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang