Bab 38. Penyesalan Trakif

3.9K 204 29
                                    

Absani bersama bik Kana juga bik Nini menyiapkan makan malam seperti biasanya.

Absani akan berusaha memperbaiki hubungannya dengan sang suami yang kian merenggang, ia rela memulai semuanya dari awal asal suaminya kembali.

Trakif yang ingin pulang awal mengurung kan niat nya karena beranggapan tak ada isteri nya di rumah. Ia pun sebenarnya ingin memperbaiki hubungan mereka, bahkan ia berencana akan meminta maaf jika Absani pulang dari butik nanti.

Untuk mengisi waktu sebelum hal itu, Trakif memutuskan berjalan-jalan ke mall milik nya sembari melihat perkembangan usaha milik nya. Di mana dari kejauhan seorang pria nampak sedang mengintai nya, lalu pria itu  menghubungi seseorang.

"Giliran mu, Trakif ada di mall seorang diri" kata orang itu tak lain Mario terus mengawasi pemilik mall tersebut.

Selang beberapa menit Amelia muncul dengan style berbeda membuat Mario terkejut mengenali style kasual seperti itu, style yang selalu menjadi andalan Absani.

"Di mana Kif?" tanya Amelia

"Baru saja masuk kedalam cafe itu,. Jadikan ini senjata terakhir yang mematikan, cafe ku jadi tidak terurus karena rencana mu. Jika aku tidak mendapatkan Absani setelah apa yang ku lakukan, aku tidak akan memaafkan mu Amelia" ancamnya membuat Amelia menelan ludahnya kasar.

"Iya, aku juga capek bersandiwara terus"

Amelia pun meninggalkan Mario menghampiri Trakif yang duduk tak jauh dari meja mereka.

"Eh kak Kif" sapa Amelia membuat Trakif menengadah dan seketika terdiam melihat tampilan Amelia yang santai, sejenak ia melihat gambaran Absani di hadapannya. "Kak Kif sama siapa?" tanya Amelia membuyarkan tatapan Trakif, lalu ia duduk di hadapan nya. "Aku habis beli baju untuk mamah kak, eh ketemu kak Kif'

"Mamah siapa?" Trakif mengernyit bingung

"Yah mamah, mamah Reta" papar Amelia

"Itu mamah mu,. Mamah ku hanya satu Sarah"

Di wajah Amelia mencoba mengukir senyum, tapi dalam hatinya ia kesal.

"Haha... Kak Kif bisa saja bercandanya"

Trakif menundukkan pandangan menatap layar ponselnya.

"Tidak ke kantor kak?"

"Baru saja pulang" jawab Trakif santai tanpa mengangkat pandangan menatap foto pernikahan nya dengan Absani yang terpampang pada layar ponselnya.

"Kak Kif baik-baik saja?" Amelia menyentuh tangan Trakif di atas meja, segera Trakif menarik tangan nya. "Maaf kak, aku hanya merasa kak Kif sedang tidak baik-baik saja,. Tapi untungnya kak San itu perhatian, di rumah nanti pasti kak San akan menghibur kak Kif"

Trakif menyunggingkan senyum mengingat hubungan nya dengan Absani kini renggang.

"Kak Kif aku kalau sedih atau punya beban pikiran aku selalu menikmati es krim loh kak biar lebih tenang, ku pesan kan yah"

"Tidak usah"

"Coba saja dulu, kak Kif pasti akan tenang ibarat es yang meleleh hehe..."

Trakif menyunggingkan senyum kecil mendengar bualan adik iparnya yang berusaha menghiburnya, lalu Amelia benar pergi memesan kan sebuah es krim.

"Ini kak di coba, ini andalan di cafe ini loh"

Tanpa membalas ucapan sepihak Amelia, Trakif meraih sendok menyuapi dirinya sendiri. Bukannya menikmati sebuah camilan dingin, ia justru bak menikmati nasi putih.

Saat itu Amelia menoleh ke arah Mario yang mengabadikan kedekatan mereka, tentu mengirimnya pada Absani.

Lagi air mata yang tertuju berjatuhan melihat foto-foto kebersamaan suami dan adiknya. Kali ini Absani benar-benar yakin Amelia memang sengaja melakukannya, dan parahnya suami nya meladeni.

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang