Baru sedetik mobil tiba di depan kediaman Fatur Raja, Absani segera turun berlari kencang mencari keberadaan suami nya, hanya suaminya yang bisa menenangkan nya saat ini, hanya suami nya yang ia butuhkan saat ini.
Bahkan pertanyaan bik Kana pun tak ia perdulikan, ia berlari cepat-cepat menaiki anak tangga, segera membuka pintu tapi tak mendapati suaminya di dalam sana.
"PAKYANG....!!!"
Absani memanggil sekeras-kerasnya, di mana tangisannya tak pernah berhenti.
Trakif yang berada di lantai bawah tersentak terkejut mendengar suara istrinya memanggil sekeras itu, segera ia meninggalkan tempatnya berlari ke kamar mereka.
"Sanyang" sahutnya cepat-cepat masuk memeluk istrinya yang menangis hebat. "Kamu kenapa? Apa yang terjadi padamu? Siapa yang melakukan ini pada mu?" cecarnya khawatir, Absani yang ia dekap tak menjawab hanya terus menangis hingga sesegukan.
"Ada apa dengan istri saya Feri!?" pekik Trakif pada bawahannya yang berdiri di depan pintu bersama bik Kana dan pak Baril.
Dari pintu itu Feri menjelaskan potongan-potongan yang ia dengar, menjelaskan dengan rinci apa yang buk Reta dan suami nya katakan, membuat Trakif benar-benar marah, tak kepalang marah nya mendengar kenyataan istri nya selayaknya hanya di bohongi selama bertahun-tahun, ia bukan menjadi anak, melainkan budak untuk berbakti pada keluarga yang tak seharusnya menerima hal itu.
"Sanyang, lihat aku, katakan semuanya padaku apa yang kamu dengar" pinta Trakif menangkup kedua pipi istri nya yang basah.
Dengan sedikit kesusahan akan sesegukan yang melanda, Absani menceritakan semua yang ia dengar bertambah membuat Trakif geram bahkan berjanji akan menghancurkan mereka hingga mereka tak berani pada dunia luar.
Cring....!!!
Tanpa melepaskan pelukannya yang menenangkan sang istri, Trakif mengangkat panggilan telpon dari ibu nya, bahkan ia juga menceritakan semuanya pada ibunya.
Buk Sarah yang tak pernah berkata kasar apa lagi umpatan, seketika semua kata-kata itu keluar untuk keluarga Farid, yang bisa di pastikan akan di hancurkan oleh keluarga Fatur Raja.
"Lakukan apapun Kif untuk keadilan anak mamah,. Dan San kirim ke sini bersama mamah, mamah tidak ingin karena kasihan dia jadi tidak tega pada mereka" titah buk Sarah di setujui Trakif.
"Bik, kemas beberapa pakaian nyonya, kami akan ke bandung menemui mamah" titah Trakif
"Mamah baik-baik saja kan?" tanya Absani tersedu-sedu memikirkan mertuanya.
"Iya, mamah baik-baik saja Sanyang, mamah rindu ingin bertemu dengan mu, makannya mamah meminta kita menemui nya yah"
Absani mengangguk menyetujui, begitu pakaian nya selesai di kemas, mereka bersiap untuk pergi.
"Kok Pakyang tidak membawa pakaian?"
"Aku harus pulang pergi karena pekerjaan"
Absani merasa suami nya akan melakukan sesuatu pada orang-orang yang pernah ia anggap sebagai keluarga nya.
"Pakyang,.
"Iya Sanyang, dan jangan melarang ku. Aku tidak bisa diam saja menerima kamu di perlakukan seperti ini" potong Trakif seakan tahu apa yang hendak istrinya katakan.
Absani hanya mengangguk menyerahkan semuanya pada suaminya. Ia pun telah membuang jauh-jauh rasa sayang pada keluarga nya.
Dengan mobil di kendarai Trakif, mereka meninggalkan kediaman utama menyusul buk Sarah yang berada di kota lain.
Bahkan sepanjang perjalanan Absani masih tak bisa menahan air matanya mengingat semua penderitaan nya selama ini, dan kebenaran tentang dirinya, di mana Trakif berkali-kali mengusap puncak kepala istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak Wedding
RomanceTrakif Fatur atau yang akrab di panggil pak Kif, pria bujang pemilik pusat perbelanjaan yang masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Sang ibu pun tak hentinya mendesak anaknya untuk segera menikah, beliau ingin segera menimang...