Bab 56. Extra Part

9.8K 227 20
                                    

Pasutri Absani dan Trakif kini menikmati hari-hari mereka sebagai orang tua, menyayangi dan memperhatikan tumbuh kembang anak perempuan nya bernama Elyanshani Trakifa Fatur.

Pasutri Absani dan Trakif kini menikmati hari-hari mereka sebagai orang tua, menyayangi dan memperhatikan tumbuh kembang anak perempuan nya bernama Elyanshani Trakifa Fatur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebahagiaan keduanya terasa makin lengkap semenjak kehadiran sang buah hati.

Tapi meski begitu, sebagai seorang kepala keluarga, ada kalanya Trakif lupa dengan predikat nya sebagai seorang ayah ketika membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari Absani istrinya. Terkadang ia mencari kesempatan dalam kesempitan untuk merasakan kasih sayang dan cinta dari Absani, meski istrinya itu di sibukkan oleh memerhatikan tumbuh kembang anak mereka.

Salah satu contoh nya,. Trakif yang sehabis mandi membuat drama seakan orang yang paling tak berdaya di dunia. Ia duduk di tepian tempat tidur dengan membelakangi Absani yang sedang menidurkan anak mereka.

Dahi Absani mengkerut bingung melihat bahu suaminya beberapa kali naik turun tampak seperti seseorang yang terlihat sangat lelah.

"Pakyang kenapa?" tanya Absani seraya menepuk-nepuk pantat sang anak, membantunya tidur.

Trakif menoleh menatap Absani lesu.

"Sanyang kau masih menyayangi ku kan?"

Kerutan di dahi Absani makin jadi, heran suaminya bertanya hal konyol seperti itu.

"Pakyang mau ku timpuk bantal?" sahut Absani jengkel juga geli melihat kelakuan suaminya.

"Oh, karena Elya kamu sekarang berubah pada suamimu,. Karena anak kecil itu sekarang kamu berubah"

Trakif makin gencar bermain peran protagonis, membuat tubuh Absani sesekali meremang karena geli.

"Anak itu, anak itu,. Ini anak Pakyang!"

Absani yang jengkel mendekati Trakif, mengunci tubuh suaminya dengan kedua kaki juga kedua tangannya.

"Akhhh Sanyang kau akan membunuh ku" keluh Trakif menepuk-nepuk lengan Absani yang tak bisa membuat nya bergerak.

"Aku akan memberi Pakyang nafas buatan nanti hingga Pakyang kembung"

Absani makin mengeratkan pelukan, antara kesal juga gemas dengan sikap suaminya yang selalu mencari cara ingin di perhatikan oleh nya.

Tok! Tok! Tok!

Mereka mengerjap menoleh ke arah pintu mendengar ketukan itu.

"Cikh, cikh, cikh"

Buk Sarah menggeleng-geleng pelan melihat kelakuan anak serta menantunya yang tak berubah meski mereka telah menjadi orang tua. Tapi karena itu pula beliau selalu berucap syukur bahagia melihat mereka.

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang