Bab 3. Lamaran Salah Sangka

5.8K 314 6
                                    

Mobil Toyota Alphard hitam memasuki halaman kediaman Farid, di mana buk Reta telah menunggu di teras rumah dengan perasaan hampa. Beliau tak tahu harus berkata apa pada tamu pentingnya jika anaknya menolak perjodohan itu bahkan memberi ancaman.

"Selamat malam buk,"

Sapaan ramah buk Reta layangkan sembari menghampiri tamunya yang baru saja turun dari mobil. Mereka segera berpindah kedalam rumah.

"Selamat malam buk"

Lagi sapaan ramah di layangkan kepala keluarga rumah yang di tuju.

"Malam," balas buk Sarah sembari mengistirahatkan tubuhnya dengan duduk, bahkan di tempat yang sama.

Kembali beliau celingak-celinguk mencari-cari keberadaan calon menantunya yang tak terlihat. Melihat tingkah tamunya, buk Reta dan suami saling tatap sedih harus menyakiti perasaan seorang ibu terhormat yang duduk di hadapan mereka saat ini.

"Di mana..

"Maaf buk" potong buk Reta memutus ucapan buk Sarah. Dengan mimik sedih pasutri tersebut merapihkan duduk mereka membuat si tamu merasa ada yang tak beres.

"Ada apa buk?" tanya buk Sarah mulai tak tenang.

"Maaf buk, anak kami yang ibu sukai tenyata sudah memiliki kekasih" terang buk Reta kemudian menundukkan pandangan begitupun suaminya, buk Sarah malah tertawa, hal itu belum bisa di katakan gagal baginya.

"Pacaran belum tentu menikah kan,? padahal jelas-jelas saya kesini membawa keinginan serius. Atau begini saja, kita buat mereka bertemu dulu, saling mengenal begitu, siapa tahu tertarik kan"

Lagi pasutri itu bertambah sedih harus terus menerangkan kesempatan berbesanan akan lenyap karena keras hati sang anak.

"Anak saya mengetahui anak anda, dan sekali lagi dia menolak"

Buk Sarah menyandarkan tubuhnya lesu, beliau tak menyangka calon mantu pilihannya sedikit pun tak memiliki ketertarikan pada anaknya.

Jika itu dari segi usia, beliau mengerti anaknya sudah tak muda lagi, tapi meski begitu anaknya sering di dekati banyak wanita muda bahkan beberapa yang masih pelajar, bukan kah berarti anaknya pun masih pantas dengan daun muda.

Keheningan terjadi dengan kesedihan masing-masing, lalu buk Sarah kembali merapihkan duduknya ingin tahu lebih lagi benar hanya itu alasan penolakan calon mantu pilihannya.

"Seserius apa pacar Absani pada nya, sehingga Absani sedikit pun tak memiliki ketertarikan pada anak saya?"

Pertanyaan mengejutkan itu menggemparkan hati juga logika pasutri yang sedari tadi bersedih.
Mereka terkejut bukan main mengetahui anak mereka yang ingin di lamar tenyata Absani, anak sulung yang keberadaannya tak di anggap, bukan Amelia anak kesayangan kebanggaan mereka.

"Absani?" sahut buk Reta terkejut, sekali lagi ingin memastikan telinganya masih sehat menangkap suara dengan baik.

"Iya Absani, anak sulung kalian, yang saat acara pernikahan anak Rafa itu,. Saat ibu mengucapkan selamat ulang tahun untuk anak kesayangan ibu yah itu Absani" terang beliau.

Buk Reta menyandarkan tubuhnya merasa terguncang, ia salah sangka mengira nama berawalan A yang terpotong karena ia keburu mengucap syukur karena bahagia, ia menyangka itu Amelia yang ingin buk Sarah lamar, karena baginya anak kesayangannya hanya Amelia, dan beliau mengatakan kata-kata manis pada anak sulungnya saat acara pernikahan anak pak Rafa itu untuk menarik simpati orang-orang.

Juga saat buk Sarah menerangkan sekali lagi yang ingin beliau lamar, yang buk Reta lihat adalah..

Flashback kejadian waktu itu..

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang