Bab 31. Gara-gara Amelia

3.1K 181 3
                                    

Absani masih tak habis pikir mengapa suaminya menyembunyikan kelakuan memalukan Amelia darinya, setidaknya jika ia tak ingin dirinya turun tangan, seharusnya ia memberi tahu, toh yang berhubungan itu adalah adiknya sendiri.

Pikiran itu berputar-putar di kepala Absani hingga ia mendatangi Trakif tanpa memberi tahukan terlebih dahulu.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk" titah Trakif

"Pakyang" panggil Absani di ambang pintu, segera Trakif mengangkat pandangan mendengar suara istri nya. Betapa terkejutnya ia melihat kehadiran istri nya tanpa memberi tahu nya terlebih dahulu.

"Sanyang, kok kamu ke sini tidak bilang"

Absani tak menjawab, ia kembali merapatkan daun pintu, masuk duduk di hadapan suaminya. Trakif bangun dari duduknya berpindah duduk di samping istrinya yang memasang wajah serius.

"Ada apa Sanyang? Kamu baik-baik saja kan?"

"Pakyang kenapa tidak mengatakan apapun soal skandal Amelia?, kenapa Pakyang menyembunyikan itu dari ku?"

Trakif memutar kursi yang Absani duduki menghadap padanya, lalu menggenggam kedua tangan Absani.

"Aku tidak mau kamu yang kesana, aku tidak mau kamu membela adikmu yang jelas-jelas salah,. Dan aku tidak mau kamu nantinya menjadi sasaran kemarahan buk Maria" terangnya

"Kapan kejadiannya?"

"Dua hari yang lalu"

"Pakyang bela-belain ke bandung?'

"Siapa bilang, yang kesana itu orang kepercayaan ku. Untuk apa aku menyusul Amelia untuk membelanya, dia saja tidak perduli sama kamu, kenapa aku harus perduli sama dia,. Ini yang tidak aku mau, kamu jadi mengotori pikiran mu, sudah ah,! Buang pikiran itu, isi pikiran mu dengan ku saja"

Absani tersenyum kecil mendengar penuturan suaminya. Ia membernarkan apa yang Trakif katakan, mungkin tak seharusnya ia memikirkan lagi adik nya yang tak memiliki belas kasih itu.

"Kita pulang bersama yah, ku bereskan berkas-berkas ini dulu" pinta Trakif Absani mengangguk.

Sembari menunggu Trakif membereskan berkas-berkas nya, ia menunggu masih di dudukan yang sama sembari bermain ponsel. Tak lama melakukan itu, Trakif mengulur kan tangannya, dan di sambut Absani bersama pulang ke rumah.

Di saat Amelia memikirkan cara untuk mendekati Trakif, justru hubungan Trakif dan Absani makin lengket, nan romantis.

Dan keesokan harinya Amelia akan memulai aksinya untuk mendekati Trakif sang kakak ipar. Sebelum nya ia mencari tahu lebih dulu kesibukan target nya selain di kantor. Dan tepat hari ini Trakif akan mendatangi pusat perbelanjaan milik nya untuk melihat perkembangannya usaha nya, dan saat itu Amelia memulai aksinya. Ia berjalan kearah Trakif dan menjatuhkan diri.

"Amelia"

Heran Trakif mendapati adik iparnya ada di mall milik nya, hingga jatuh ke arah nya. Segera Trakif melepaskan diri dari tubuh sexy adik iparnya.

"Maaf kak aku tidak sengaja" sahut Amelia berbicara lembut.

"Makanya kalau jalan pakai mata!" balas Trakif ketus lalu pergi bersama dua bawahannya.

"Sombong sekali! Lihat saja, hubungan mu dengan istri mu akan renggang!" gumam Amelia tak akan menyerah.

Kembali ia mencoba mendekati sang kakak ipar, masih di tempat yang sama dengan meminta tumpangan, bahkan ia naik ke mobil yang Trakif kemudikan sebelum meminta izin dan di persilahkan.

"Turun kamu! Saya bahkan tidak memberimu ijin kenapa kamu malah naik!"

Masih Trakif bersikap ketus, ia benar-benar tak ada respect apapun pada adik istri nya itu setelah mengetahui kelakuan-kelakuan menjijikkan adik iparnya.

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang