Pip! Pip!
Trakif membunyikan klakson mobil di depan gerbang yang menjulang tinggi, menjaga kediaman mewahnya dari dunia luar. Tak lamanya gerbang terbuka oleh keamanan. Kembali ia melajukan mobilnya memasuki halaman rumah.
Ia turun lebih dulu membukakan pintu mobil untuk Absani istrinya, bahkan membantunya mengangkat sisa gaun yang kelewat panjang itu.
"Selamat subuh tuan,. Nyonya" sapa ketiga asisten rumah tangga yang menunggu kedatangan majikan mereka, di mana Absani menoleh kebelakang mencari seseorang yang mereka sapa dengan sebutan nyonya.
"Kamu cari apa?" tanya Trakif bingung melihat tingkah istri nya.
"Cari yang mereka sebut nyonya"
Ketiga asisten rumah tangga tersebut malah cekikikan mendengar ucapan nyonya mereka.
"Yang mereka maksud kamu" terang Trakif Absani manggut-manggut paham.
"Iya, kan nyonya Absani istri tuan Kif" terang salah satu art yang paling tua bernama Kana.
"Kamar sudah siapkan bik?" tanya Trakif pada mereka
"Iya tuan, kami bahkan menjaga agar bunganya tidak layu"
Absani yang tak tahu apa yang mereka bahas, hanya diam saja mendengar kan.
Trakif pun menyuruh Absani berjalan lebih dulu menaiki tangga, ia di belakang memegangi sisa gaun istrinya agar tak membuatnya kenapa-kenapa.
Tiba di depan sebuah kamar, Trakif menurunkan gaun itu lalu membuka pintu. Seketika aroma wewangian bunga-bunga menyeruak menyambut penghuni baru.
Absani masuk sembari melihat-lihat kamar yang sangat luas itu, tapi bukan itu yang menarik perhatian nya, melainkan dekorasi yang ada di dalam sana. Di mana taburan bunga mawar memenuhi hampir semua badan tempat tidur, juga beberapa buket bunga mawar yang tersedia dengan beberapa untai kata, dan lagi dekorasi di dinding terlihat cantik akan kreatifitas berbahan kain berwarna putih, tentu dengan tambahan bunga mawar lagi.
Absani tersenyum melihat suaminya menyiapkan semua itu untuk menyambut kedatangan nya.
"Kamu mandi yah biar lebih segar" titah Trakif sembari ia melepaskan jas pengantin nya.
"Kenapa tidak besok saja"
"Besok kita juga akan mandi, tapi saat ini juga harus mandi dulu sebelum ritual"
"Ritual?" Absani mengerjap bingung
"Ritual malam pertama" jawab Trakif berterus terang, membuat wanita yang berdiri di hadapannya seketika gugup. "Mandi yah, kemudian aku" lagi titah nya, Absani membalas dengan anggukkan pelan masih mengatur kesiapan.
Di dalam kamar mandi Absani berpikir keras akan keinginan berhubungan suaminya. Memikirkan nya saja membuat ia gugup tak karuan.
"Aduh bagaimana ini" gumamnya mondar mandir di dalam kamar mandi, lalu terdiam menatap lurus kedepan. "Amelia saja yang belum menikah tidak malu melakukan hal itu,. Aku kan sudah menikah, wajar dong" lagi ia bergumam dan di setujui oleh diri nya sendiri.
Ia pun menyegarkan diri dengan mandi setelah melepas gaun pengantin nya, ia bahkan mengulangi memakai sabun juga shampo berkali-kali, dan tak lupa memastikan kebersihan area milik nya.
Cklet..
Trakif menoleh mendapati kepala istrinya di ambang pintu.
"Boleh pinjam baju" pinta Absani lalu menyengir, Trakif segera membuka lemarinya memberikan sebuah kemeja miliknya. "Celananya mana?"
"Percuma, pasti akan kedodoran, lagipula panjang kemeja itu melebihi pantat mu"
Absani kembali menutup pintu memakai kemeja pemberian suami nya tersebut, ia lalu manggut-manggut setuju dengan ucapan suaminya tadi, panjang kemeja itu memang menutupi pantat nya. Kali ini ia berani keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak Wedding
RomantizmTrakif Fatur atau yang akrab di panggil pak Kif, pria bujang pemilik pusat perbelanjaan yang masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Sang ibu pun tak hentinya mendesak anaknya untuk segera menikah, beliau ingin segera menimang...