Bab 27. Kembali Bekerja

3.3K 179 7
                                    

Pagi ini Absani bangun sedikit awal bersiap-siap untuk kembali bekerja. Perihal hal tersebut juga telah ia beri tahu pada mertuanya, dan beliau pun memberi ijin, beliau mengerti sebagai sesama wanita.

Ia mencari beberapa design yang semetara ia buat tapi tak sempat jadi, dan saat itu ia sakit dan lamaran pun datang. Ia berencana akan melanjutkan design nya dulu sembari mengasah keterampilannya kembali dalam fashion.

"Pakyang bangun,." ucapnya beserta usapan lembut di pipi berjambang suaminya,. Dengan cara itu Trakif pasti langsung bergeming mengukir senyum.

Ia merapihkan tempat tidur mereka kemudian menyiapkan pakaian di atas tempat tidur untuk suaminya kenakan. Lalu bersama ke lantai bawah.

"Pagi nyonya, tuan," sapa para art lalu menatap nyonya muda mereka yang berpakaian lengkap. "Nyonya mau ikut bersama tuan?" tanya bik Nini

"Tidak bik, saya bekerja lagi di butik menggantikan nya sehabis lahiran, mungkin selama beberapa hari"

"Ooh.."

"Sudah siap San?" sela buk Sarah mendekat

"Iya mah,"

Di meja makan itu mereka menikmati sarapan dengan hening, keluarga itu memang tak mengijinkan percakapan ketika sedang makan.

Absani dan Trakif pamit pada sang ibu, lalu berangkat bersama. Jika ada yang mengira perjalanan mereka hanya di isi dengan percakapan karena sedang berkendara, salah.

Trakif tak bisa hanya duduk saja dengan istrinya itu, ia selalu menunjukkan rasa sayang nya dengan menyentuh istrinya.

Terkadang Absani jengkel akan tangan usil suaminya yang terkadang mencubit pipinya, mengacak-acak rambutnya, menarik hidung nya, kadang juga ia menarik dagu nya lalu menyebar bibirnya.

Perjalanan mereka di isi dengan sentuhan-sentuhan kasih sayang.

"Daaah..." seru Absani melambaikan tangan pada mobil suaminya yang bergerak pergi.

"San,.!" panggil Rossa yang telah menunggu, mereka bertemu dalam pelukan melepas rindu. Mereka siap bekerja saling membantu seperti dulu hingga pagi berganti siang.

Lelah yang Absani rasakan tak membuat nya mengeluh, ia senang menggeluti pekerjaannya dulu, juga ia bisa bertemu lagi dengan beberapa kenalan nya yang sudah menjadi langganan tetap.

Tin!

"Bagaimana pekerjaan Sanyang?~ pesan dari Trakif"

"Sama seperti dulu, tapi kali ini aku benar-benar capek, mungkin karena ini menjadi pertama kalinya lagi bagiku setelah menikah"

"Jangan di paksakan kalau lelah, aku tidak mau kamu sampai kecapean"

Absani tersenyum tahu maksud suaminya.

"Kalau untuk Pakyang, lelah juga ku layani"

Trakif mengirimkan lima emoji mencium dengan hembusan hati. "Ku anggap itu janji yah" tambahnya

"Iya,. Aku kerja dulu yah, ada pelanggan yang datang"

"Iya Sanyang" lagi ia mengirim emoji yang sama.

"San tidak lapar? Aku lapar loh" gerutu Rossa sedari tadi menunggu, tak mau mengganggu temannya.

"Yah sudah aku keluar dulu cari makan yah"

Absani menyebrang jalan ke sebuah warung makan yang tepat berada di depan butik. Ia memesan dua porsi bakso beserta lontong lalu menunggu bersama yang lainnya.

"San,." panggil seorang wanita paruh baya turun dari mobil. Absani menatap wanita itu marah hingga matanya berkaca-kaca. Lalu ia berdiri menghampiri.

"Kamu sudah pulang dari luar negeri? Oleh-oleh mamah mana?" Ucap beliau tak sadar jika anaknya yang berdiri di hadapannya itu sangat amat kecewa pada nya.

Abstrak WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang