Pesawat yang Absani dan Trakif tumpangi mendarat dengan selamat, kembali pulang ke tanah air.
Sebelum kembali ke rumah, Trakif mampir terlebih dahulu ke kantor cabang untuk menghadiri sebuah rapat. Absani pun ikut karena tak di ijinkan pulang oleh Trakif tanpa dirinya.
Di kantor ia di perkenalkan pada semua pegawai. Bahkan Trakif tak sungkan-sungkan menunjukkan keromantisan di depan para pegawainya dengan menggandeng erat tangan Absani, tak membiarkan tangan mereka terlepas sekejap saja. Hingga ia membawa serta sang istri kedalam ruang rapat agar bisa melihatnya setiap kali ia tak menatap layar monitor, ataupun mengedarkan pandangan ketika ia pusing, maka menatap wajah istrinya mampu membuatnya kembali bersemangat.
Melihat sikap kepemimpinan suaminya, terlepas dari sikap koala yang selalu memeluk nya ketika berdua, Absani mengabadikan nya dalam sebuah foto lalu mengunggah nya ke akun sosial media miliknya nya, juga menandai Trakif dengan hashtag.. Boss, My Husband. Seketika like dan komentar membanjiri postingan nya, juga akun sang suami, bahkan tak sungkan-sungkan Trakif meninggalkan jejak pada kolom komentar dengan isi.. Boss, My Wife.
Seusai rapat beserta urusan-urusan lain, mereka meninggalkan kantor kembali pulang ke rumah dengan di supiri pak Gani yang tetap stay.
Pip! Pip!
Gerbang segera di bukakan, di mana ketiga art berbaris di teras menunggu kedatangan majikan mereka.
"San..
Belum sampai ucapan Trakif, Absani turun lebih dulu menghampiri para art yang menunggu kehadiran mereka, lalu ia memberi oleh-oleh.
"San..
Lagi ucapan Trakif terputus di tinggal sang istri berlari masuk lebih dulu kedalam rumah mencari keberadaan mertuanya.
"Mamah..." panggil Absani sembari membuka pintu kamar mertuanya, buk Sarah segera membuka kedua tangan melihat kehadiran menantunya.
"Kif mana?" tanya beliau sesaat melepas pelukan, Absani menoleh tak mendapati suaminya di belakang.
"Tadi ada kok mah"
"Jangan-jangan suamimu merajuk karena kamu tinggal"
Beliau cekikikan mengingat sikap anaknya yang bucin pada istrinya.
"Hah,! Tidak mungkin mah"
"Kamu seperti tidak tahu suamimu saja, suamimu itu pasti menunggu mu, sana di jemput, atau dia tidak akan muncul"
Celoteh beliau membuat Absani tetap berpikir hal itu tak masuk akal, tapi tetap ia keluar mencari tertinggal di mana suaminya.
"Loh Pakyang, kok malah duduk di ruang tamu, tidak menemui mamah?"
Bukannya menjawab Trakif yang duduk bersedekap dada memasang mimik wajah kesal. Akhirnya Absani percaya ucapan mertuanya, jika suaminya benar-benar merajuk karena di tinggal olehnya.
"Kamu meninggalkan ku, kamu tidak memperdulikan panggilan ku" sahut Trakif menatap jengkel, di mana wanita yang di tatap itu mengusap wajahnya kasar lalu ikut duduk di samping suaminya yang merajuk karena hal sepele.
"Pakyang merajuk seperti ini tidak cocok, tidak malu sama uban hum?" ucapan Absani justru membuat tatapan Trakif bertambah jengkel. "Hahaha... Bercanda ah, sudah merajuk nya old baby" lagi Absani bercanda, membuat dada Trakif membusung karena kesal, bukannya di bujuk ia justru di ledek. "Old baby berambut putih," Absani makin gencar menggoda suami nya, ia suka melihat wajah dongkol suaminya itu.
"Absani!"
"Hahaha..."
Absani mencubit kedua pipi berjambang suaminya yang masih merajuk, lalu menggoyang-goyangkan nya gemas membuat senyum perlahan terukir di bibir suaminya yang tadi merajuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak Wedding
RomansaTrakif Fatur atau yang akrab di panggil pak Kif, pria bujang pemilik pusat perbelanjaan yang masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Sang ibu pun tak hentinya mendesak anaknya untuk segera menikah, beliau ingin segera menimang...