Perlahan tamu-tamu mulai berkurang, pulang ke kediaman masing-masing menyisakan keluarga terdekat saja.
Di antara keluarga yang segera ingin pulang, ada satu orang yang juga menjadi tuan rumah yang seakan tak ingin pesta pernikahan mewah itu berakhir.
Siapa lagi jika bukan buk Reta, wanita paruh baya itu terus saja bergabung bersama keluarga besar Fatur Raja, tak mengindahkan keluarganya sendiri.
"Mah, mamah pulang yah istirahat, semua orang juga ingin kembali ke kediaman mereka masing-masing" bujuk Absani setelah mendengar keluhan suaminya, begini yang Trakif katakan..
"Mamah mu itu mau tinggal di sini sampai kapan? Sekarang sudah lewat pukul 1 subuh, keluarga ku juga ingin pulang tapi tidak enak meninggalkan kedua orang tuamu,. Apa mamah mu tidak mengerti ini malam pertama kita,!" Trakif menekan kalimat malam pertama kita itu dengan intonasi kesal.
Mendengar ceracau suaminya, Absani segera mengambil tindakan, dan jadilah ia mengatakan bujukan tersebut.
"Padahal mamah belum mengantuk" tolak buk Reta tak paham jika pandangan beberapa anggota keluarga Fatur Raja sangat berat karena kantuk.
"Mah, kasihan keluarga suamiku, mereka semua ingin pulang tapi tidak enak dengan mamah"
Buk Reta menatap satu persatu wajah kantuk keluarga menantunya.
"Baiklah, tapi besok mamah jalan-jalan ke rumah suamimu yah" pinta beliau penuh harap membuat Absani khawatir. Absani ingin memiliki waktu berkualitas untuk saling mengenal lebih dekat lagi dengan suami dan mertuanya, tapi jika ibunya datang maka itu akan menjadi pembicaraan sepihak.
"Kapan-kapan saja yah mah, kan aku baru menikah, aku baru akan memulai pendekatan dengan suami dan mertua ku"
"Alah,.! Bilang saja kamu tidak mau kan mamah datang! Jangan jadi anak durhaka kamu San! Mamah yang melahirkan kamu! Dan darah yang mamah donorkan ke tubuh kamu itu yang membuatmu hidup! Jangan lupa balas budi kamu!"
"Mah, apa yang kita bahas tidak ada hubungannya dengan pengorbanan mamah padaku, sampai kapan pun aku tidak akan bisa membalas budi perihal hal tersebut. Aku cuma minta mamah pulang yah, mamah juga butuh istirahat kan,"
Trakif yang sedari tadi memperhatikan mereka merasa ada yang tak beres melihat buk Reta memelototkan mata, juga menunjuk-nunjuk istri nya.
"Ada apa ini?" tanya Trakif menyela, segera buk Reta tersenyum sumringah dan mengubah intonasi suara nya.
"Tidak, mamah cuma bilang ke San kalau besok mamah mau jalan-jalan ke rumah kalian" sahut buk Reta sangat berbeda pengucapan ketika berbicara dengan menantunya.
"Itu rumah saya, siapapun yang ingin bertamu tak terkecuali siapa harus ijin dahulu pada saya, karena jika tanpa ijin maka tamu itu hanya sebatas di depan gerbang" terang Trakif seakan bertitah, buk Reta malah tertawa menganggap menantunya bercanda.
"Betul itu, tidak boleh tanpa seijin pemilik rumah, untung mamah mertua kamu kan"
"Termasuk anda" lagi Trakif menerangkan membuat buk Reta keheranan.
"Saya ini mamahnya istri kamu, berarti saya mertua kamu Kif"
"Apa anda sudah bersikap sebagai orang tua yang bertanggung jawab pada istri saya selama dia menjadi tanggung jawab anda?"
Mata buk Reta bergerak gelisah menatap pasutri baru di hadapan nya. "I-iya" sahutnya gelagapan membuat Trakif berdecik muak, tentu ia tak akan percaya.
"Di depan ada sopir yang akan mengantar" kata Trakif berlalu tanpa pamit menggandeng tangan istrinya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak Wedding
RomanceTrakif Fatur atau yang akrab di panggil pak Kif, pria bujang pemilik pusat perbelanjaan yang masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Sang ibu pun tak hentinya mendesak anaknya untuk segera menikah, beliau ingin segera menimang...