005

7.8K 284 0
                                    

happy reading 😘

Laras baru saja menyelesaikan biaya Administrasi rumah sakit ibunya, walaupun cuma 3 hari menginap dirumah sakit tapi menurut Laras biayanya lumayan mahal, belum lagi ia harus menebus obat di Apotek.

Padahal ini masih dibilang pagi tapi entah kenapa sepertinya dirinya tak akan bisa bertahan sampai malam dengan beban yang begitu berat, setelah menebus obat Laras berjalan menuju rumah Nila sepertinya ia harus sedikit bergosip dengan sahabatnya itu.

Laras berjalan sambil memikirkan hidupnya kelak kedepan akan seperti apa, terkadang ia malas juga berpikir toh juga berakhir sama yaitu bagaimana menghasilkan uang yang banyak agar ia bisa segera hidup lebih santai sedikit.

Jalanan tampak tak terlalu ramai karena sudah jam sepuluh orang-orang sudah berada di tempat kerja masing-masing, tapi langkah Laras terhenti saat melihat satu Sosok sedang bersandar di pintu mobil.

Laras menelan ludahnya kasar ia bingung harus mundur tapi tak ada jalan putar untuk menuju kerumahnya atau Nila sahabatnya."Duh kenapa pak Adrian ada disitu?tapi_!" Laras diam sejenak lalu melihat penampilannya, Dia hanya menggunakan celana jeans robek dan juga kaos oversize lalu sendal jepit dan juga wajahnya yang sama sekali tak menggunakan apapun kecuali sunscreen dan juga pelembab bibir tanpa warna.

"Jhoni aja kadang gak ngenalin gue pas gembel gini, masak iya pak Adrian kenal sama gue!uda ah trobos aja."gumam Laras mencoba meyakinkan diri Adrian tak akan mengenalinya.

Laras sering bertemu para Pelanggan yang sering memesan wanita kepadanya, saat dijalan dalam keadaan tanpa menggunakan riasan dan mereka sama sekali tak mengenali Laras dalam keadaan seperti sekarang, jadi ia pikir Adrian pun akan sama. Dengan penuh percaya diri Laras melewati Adrian dan menatap lurus kedepan tapi Laras merasa Adrian memperhatikannya.

Sampai tiga langkah ia melewati Adrian."Diva!" panggil Adrian.

Tubuh Laras seperti terkena kutuk malin kundang, ia membatu. Adrian ternyata mengenalinya padahal penampilannya yang sangat jauh saat ia sedang bekerja, Laras tak berkutik ia bingung juga apakah harus melanjutkan langkahnya?

Perlahan dia melihat kesamping."Diva, kamu kenapa diam?"panggil Adrian lagi yang kini sudah berada tepat disampingnya."Kok kamu diam aja sih?"tanya Adrian lagi.

"Ba-bapak ngenalin sa-saya?"ucap Laras terbata dan Adrian hanya mengangguk.

Bagaimana mungkin Adrian tidak mengenalinya, bahkan langkah kakinya Laras saja Adrian sudah hapal.

Laras melihat kekanan dan kiri memastikan tak ada yang mengenalinya saat ia bicara dengan Adrian. karena ini sudah dekat dengan lingkungan rumahnya ia tak mau ada yang bergosip tentang dirinya.

Laras langsung menarik tangan Adrian menuju mobilnya lalu meminta Adrian membukakan pintu, Laras juga meminta Adrian melajukan mobilnya menjauh dari tempat mereka berada sekarang.

"Kamu kenapa sih, kok kayak orang takut gitu?"tanya Adrian penasaran.

"Bapak kenapa bisa ada disini?bapak kenapa bisa tau tempat tinggal saya?"selama ini tak ada yang tau tempat tinggal dirinya kecuali Jhoni, Tapi tidak mungkin Jhoni yang memberitahu alamatnya kepada Adrian, Jhoni sangat menjunjung tinggi hak privasi.

Adrian tertawa pelan mendengar ucapan laras."Emangnya kamu cacing tanah sampai saya gak  bisa nemuin tempat tinggal kamu."

"En-enggak gitu! Ya udah deh intinya aja bapak mau ngapain nemuin saya?kan perjanjian kita ketemu masih besok malam."tutur Laras ia tak mau berbasa-basi.

"Saya gak bisa nunggu lagi, Saya mau malam ini bawa wanita untuk bertemu keluarga saya, kalo tidak saya bisa kehilangan warisan saya."ucap Adrian asal.

"APA?"pekik Laras. Yang benar saja Adrian meminta wanita malam ini kepadanya, Dari semua wanita yang ia kenalkan pada pria ini tak ada satupun dari mereka yang menarik dimata Adrian."Bapak gak bisa gitu dong,kan perjanjiannya 5 hari dan itu jatuhnya besok."lanjut Laras tidak terima, ia bahkan belum bertemu lagi dengan para wanita yang akan dikenalkan untuk Adrian.

"Saya gak mau tau!kalo kamu gak bisa cariin untuk saya kamu bisa balikin uang saya!" putus Adrian.

Laras benar-benar merasa keputusannya membantu Adrian mencarikan wanita adalah hal yang salah dalam hidupnya. Selama ini ia tak pernah gagal memberikan wanita pilihannya untuk para Pelanggan tapi kenapa untuk Adrian ia sulit sekali menemukan wanita yang tepat. Padahal dari penampilan Adrian tampak seperti para pria brengsek pada umumnya.

"Ta-tapi pak, gak bisa gitu dong!saya janji saya akan dapatkan wanita yang bapak mau nanti malam."mohon Laras agar Adrian sedikit memberinya kesempatan sehari lagi untuk mencarikannya wanita.

"Nanti malam saya harus membawanya ke keluarga saya bagaimana mungkin saya bisa memilih lagi, LARAS!"Adrian menekan suaranya saat memanggil nama Laras.

Laras membulatkan matanya bahkan Adrian kini sudah tau nama aslinya, Apa lagi yang Adrian tau tentang dirinya? Laras benar-benar telah masuk perangkap singa.

Adrian menyeringai saat melihat wajah terkejut Laras, Ini sangat menyenangkan baginya."Kenapa kamu kaget gitu?bingung kenapa saya tau nama asli kamu?"

"Sepertinya Anda sudah melewati batas, Saya akan kembalikan uang Anda."tegas Laras menatap tajam Adrian.

"Oke, saya tunggu!SEKARANG!"Adrian menekankan kata sekarang pada Laras karena ia tau itu tak akan mungkin terjadi.

Semenjak orang tuanya meninggal, Adrian tak pernah memaksakan kehendaknya pada siapapun, Tapi saat melihat Laras ia ingin mendapatkan wanita ini apapun caranya.

Laras mati kutu bahkan tabungannya saja sudah tak tersisa karena sudah ia gunakan untuk biaya rumah sakit ibunya, Laras benar-benar tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang seolah dunia menghimpitnya hingga ia kehabisan napas.'Mendingan mati aja gue sekarang.'batinnya.

 Laras menghela napasnya lelah."Pak Adrian saya gak bisa balikin uang bapak sekarang, saya juga gak bisa kasih wanita untuk bapak bawa ke keluarga bapak malam ini, Jadi saya harus bagaimana?"tanya Laras pada Adrian ia pasrah apapun yang akan Adrian lakukan padanya.

Adrian tertawa puas dalam hati sepertinya rencana untuk mendapatkan Laras tidak terlalu sulit ditambah lagi keadaan wanita ini yang sangat mendukung.

"Oke, Berhubung kamu tidak bisa mendapatkan wanita untuk saya, Jadi saya mau kamu saja yang menjadi istri saya untuk 6 bulan kedepan, Setelah kontrak kita berakhir kamu bebas mau minta apapun dari saya."

"APA?" teriak Laras kaget membuat Adrian menutup telinganya."Sa-saya jadi istri ba-bapak?"pekik Laras memastikan ia tak salah dengar dengan tawaran Adrian.

"Pak saya mohon kasih waktu saya sehari lagi."mohon Laras lalu menangkupkan kedua tangannya.

"Kamu cuma 6 bulan menjadi istri saya sampai Oma saya memberikan hak milik untuk saya, kita juga gak akan berhubungan suami istri."ucap Adrian meyakinkan Laras walaupun ia sendiri tak yakin dengan ucapannya.

"Beneran cuma 6 bulan kan pak?"tanya Laras lagi.

Adrian mengangguk yakin."Apa kurang jelas apa yang saya katakan tadi,apa mau saya ulangi lagi?"

Laras langsung menggeleng cepat dirinya tak menyangka Adrian akan memberinya penawaran seperti ini untuk menyelesaikan masalahnya.

"Oke, kalo gitu kita akan pergi untuk mencari gaun yang cocok untuk kamu bertemu dengan keluarga saya."ujar Adrian lalu melajukan mobilnya menuju butik langganan keluarganya.

Dan Laras hanya bisa pasrah dirinya tak punya pilihan selain mengikuti keputusan Adrian, Disini dirinya lagi-lagi kalah karena menjadi orang yang tak berharta.

tbc...


































Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang