021

6.7K 223 0
                                    

Happy reading 😘

Adrian terus mendekap Laras, dalam peluknya mencoba memberi kekuatan walaupun Laras tak mengeluh apa yang terjadi padanya hari ini tapi, Adrian akan membuat perhitungan dengan orang yang membuat Laras seperti ini.

Adrian melonggarkan pelukannya menatap wajah Laras terdapat beberapa luka di ujung bibirnya. "Sakit?" tanya Adrian lalu mengusapnya lembut dengan ibu jari.

Laras hanya menggeleng, Apa yang terjadi padanya hari ini memang diluar dugaan ia pikir Vina benar-benar ingin memperbaiki hubungan mereka tapi, ternyata wanita itu menjebaknya karena uang yang di janjikan oleh Farhat.

Adrian mencium ujung bibir Laras yang terdapat luka."Mas sshhh, perih."keluh Laras.

"Kalo disini boleh?" tunjuk Adrian pada bibir Laras.

Laras diam sejenak lalu mengangguk pelan memberi izin pada Adrian, Adrian yang telah mendapat izin langsung menyatukan bibirnya dengan bibir Laras.

Adrian mencium dengan lembut dan perlahan, ia tak ingin membuat Laras takut. Setidaknya untuk pertama kalinya Adrian harus membuat kesan yang baik.

Merasakan Laras mulai menikmatinya kini Adrian melumat bibir Laras lalu memasukkan lidahnya saat Laras sedikit membuka mulutnya, menyesapnya habis menuntaskan hasratnya selama ini.

Mereka membalas lumatan satu sama lain melepaskan rasa yang tertahan selama ini. Terutama Adrian yang setiap malam harus menahan gejolak dalam dirinya saat melihat Laras tidur di sebelahnya.

Adrian melepaskan ciumannya lalu memandang wajah Laras dengan sangat ingin tapi ia takut Laras akan marah padanya. Sementara Laras sedang mengatur napasnya saat Adrian melepaskan ciumannya.

Adrian mengelus perut rata Laras."Mas." panggil Laras membuat Adrian mengangkat baju Laras keatas, menampilkan dada wanita itu yang terbalut bra.

Adrian menangkupnya lalu meremasnya perlahan."Mmph-mas aaahh."desahan Laras keluar, membuat pandangan Adrian mulai berkabut nafsu.

Adrian membuka bra Laras lalu memainkannya dengan mulut membuat Laras semakin mendesah, rasa hangat mulut Adrian di bagian indah miliknya membuat ia ingin lebih dari ini.

Laras menikmati sentuhan lidah Adrian didadanya membuat ia bergerak gelisah, Laras meremas rambut Adrian berharap pria itu berhenti ia takut jika ini diteruskan.

"Mmpph mas ahh."

Tangan Adrian kini mulai turun mengelus perut bawahnya, mengelus turun sampai bagian inti Laras.

Merasakan sesuatu di bawah sana di sentu. Laras menahan tangan Adrian membuat pria itu dengan cepat menatap tajam Laras meminta penjelasan. kenapa istrinya itu menghentikan aksinya.

"Mas."panggil Laras.

Tiing...

"Ck." Adrian berdecak kenapa harus ada yang mengganggunya sekarang sih! Ia pun segera memakaikan baju Laras kembali lalu mencium kening istrinya itu."Mas buka pintu bentar ya." Ucap Adrian lalu pergi membuka pintu.

Laras bernapas lega."Hampir aja." gumamnya.

Kayla masuk kekamar lalu memeriksa keadaan Laras. Sebelumnya Kayla sudah diberi tahu dulu oleh Adrian apa yang terjadi pada Laras. Sehingga Kayla hanya memeriksa tanpa bertanya apa yang terjadi. "Nanti aku kasih resep obat buat diminum ya Ras, Biar lukanya cepat kering dan juga obat oles untuk memarnya biar cepat memudar." ucap Kayla tersenyum pada Laras.

"Makasih mbak Kay, maaf mbak jadi ngerepotin." ucap Laras merasa tak enak hati.

Kayla menggeleng."Enggak kok, aku juga lagi pas dirumah. Jangan gak enak gitu." ucap Kayla lalu mengusap lengan Laras.

Mendengar cerita dari Adrian ia merasa kasihan melihat Laras tapi Kayla tak ingin menunjukkannya takut Laras merasa terpuruk.

"Kamu banyak minum air putih ya dan obatnya diminum pas mau tidur aja. Kalo gitu aku pulang dulu ya Ras dan kamu cepat sembuh." ucap Kayla lalu pamit pulang, membiarkan Laras untuk istirahat.

"Kasih tau gue kalo lo butuh bantuan." ucap Raka ketika mendengar apa yang terjadi pada Laras.

Adrian mengangguk."Iya nanti gue hubungi lo, tapi segera kabari gue soal perusahaan si bangsat itu." Adrian meminta Raka mencari tau nama perusahaan Farhat.

"Paling lama besok, gue kabari lo."ucap Raka.

"Gue udah kasih obat pereda nyeri sama obat oles biar memarnya cepat pudar, ditebus sekarang biar Laras bisa langsung pakai." ucap Kayla lalu memberikan resep pada Adrian.

"Thank's Kay." ucap Adrian mengambil resep dari tangan Kayla lalu meminta supirnya untuk menebus ke apotik.

"Udah selesai sayang? kita pulang sekarang ya mas harus balik lagi ke kantor." ucap Raka lalu menggandeng tangan Kayla membawanya keluar.

Setelah mengantar kayla dan Raka kedepan pintu, Adrian masuk kembali kedalam kamar tapi tak menemukan Laras. "Sayang, kamu dima_"

"Aku disini!" sahut Laras yang baru keluar dari kamar mandi.

Dengan cepat Adrian menghampiri Laras lalu menggendongnya menuju kasur lalu merebahkannya. "Kamu jangan kemana-mana." ucap Adrian lalu menyelimuti Laras.

"Ya aku kan pengen buang air, masak gak boleh kemana mana?!"kesal Laras karena larangan dari Adrian yang tak masuk akal.

"Panggil mas aja! nanti mas gendong kamu, kamu mau kemana bilang aja."

"Diih emang mas kira aku lumpuh, APA?!"sahut Laras, saat seperti ini Adrian masih membuatnya kesal.

Adrian masuk kedalam selimut lalu memeluk tubuh Laras yang berada didalam selimut.

"Mas iihk." renggek Laras tapi Adrian tak perduli ia tetap memeluk Laras lalu mencium pipinya berkali-kali.

"Sayang_" panggil adrian.

Laras bedehem lalu mendongakkan kepalanya melihat Adrian.

Adrian menunduk dan langsung menyerang bibir Laras lembut. Mencium bibir Laras kini menjadi candu bagi Adrian. Sedangkan Laras tak bisa berkata-kata lagi hanya bisa menikmati setiap sentuhan yang Adrian berikan padanya.

Adrian melepaskan ciumannya. "Sayang, ayo kita mulai semua dari awal." ucap Adrian membuat Laras menautkan alisnya tak mengerti.

"Maksudnya?"

"Mas beneran sayang sama kamu, mas gak terima melihat kamu dipegang sama orang lain kayak tadi! kalo kamu belum yakin, mas akan tunggu!" ucap Adrian lalu menatap Laras dengan perasaan penuh harap.

"Tapi kita nikah cuma sampai 6 bulan aja."

"Lupain soal kontrak sialan itu, mas cuma mau kamu gak ada yang lain." ucap Adrian lagi lalu mengeratkan pelukannya.

"Tapi aku gak mau sama mas, soalnya mas suka main sama jalang."

"ASTAGAH! kapan mas main sama jalang, sayang?!" Adrian memekik lalu melepaskan pelukkannya saat Laras menuduhnya bermain dengan jalang.

"Kata om Raka, mas dulu suka main sama jalang. Ya kan aku takut secara aku tahu kehidupan para Jalang gimana!"

Sebelum menerima tawaran Adrian untuk Menikah. Laras pernah menelpon Raka meminta saran padanya tipe wanita idaman Adrian, karena Adrian tak kunjung menemukan wanita yang menarik baginya.

"Raka bohong gak usah didengerin, mereka cuma nemenin mas minum gak lebih!"

hooaam...

Laras menguap, dirinya mencoba mengalihkan pembicaraan ini dengan mencoba pura-pura ngantuk."Ngantuk mas." ucap Laras lalu memejamkan matanya.

Adrian tau Laras hanya pura-pura tidur untuk mengalihkan pembicaraanya. Dengan cepat Adrian membuka seluruh baju Laras menyisahkan celana dalam dan bra saja lalu menyerangnya yang baru memejamkan mata. "AAAHHK MAS." Laras berteriak saat Adrian menyerangnya tiba-tiba.

"Mas mau buat kamu hamil biar kamu gak kemana-mana lagi." ucap Adrian membuat Laras membulatkan matanya.

"Ma-mas JANGAN! Awwss ssh sakit." ucap Laras memicingkan matanya berpura-pura sakit.

"BODO!" sahut Adrian ia tak perduli.


Tbc...

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang