023

6K 187 1
                                    

Happy reading😘

"Mas kita kapan balik kerumah udah seminggu, aku kangen sama oma." ucap Laras mulai merasa bosan tinggal di apartemen milik Adrian.

Adrian menarik Laras kepelukannya, sepanjang hari ini Laras mengeluh ingin pulang. Padahal Adrian tak pergi bekerja demi menemani istrinya ini tapi Laras tetap saja merasa bosan. "Mas seminggu loh gak kekantor nemenin kamu, masih aja pengen pulang!"

"Ya justru itu aku bosen, aku pengen nemenin oma berkebun bunga."

"Besok ya kita pulang, Oma kayaknya juga kangen sama kamu." Ucap Adrian.

Laras mendongakkan kepalanya lalu mencium bibir Adrian singkat. "Mas, sejak kapan punya perasaan sama aku?" tanya Laras sambil mengusap bibir Adrian.

"Hmmm sejak pertama kali di kenalin Raka."

"APA? kok bisa?" ucap Laras lalu menyingkirkan tangannya dari wajah Adrian.

"Ya mas juga gak tau, awalnya mas pikir mucikari yang di panggil Raka itu seperti kayak mami pada umumnya tapi ternyata enggak! kamu bahkan gak terlihat seperti mereka."

"Apa aku terlihat kayak wanita murahan?" tanya Laras penasaran tentang padangan Adrian melihatnya sebagai mucikari.

"Enggak, awalnya mas bahkan gak percaya kalo kamu orang yang sering dihubungi Raka! kamu terlihat sangat classy setiap kali mas nemuin kamu di Bar." ucap Adrian sambil menaikkan baju Laras lalu mencium perutnya. "Mas ngapain,iihk!" Pekik Laras mencoba menyingkirkan kepala Adrian diperutnnya.

"Kan latihan nanti kalo kamu hamil anak Mas."

"Gimana mau hamil, dibuat aja baru seminggu lalu!" ucap Laras lalu merotasikan matanya malas.

"Ya udah ayok, kita buat lagi?"ajak Adrian dengan segera membuka baju dan celananya.

"MAS_ iihk, pake gak bajunya?!" Laras menatap tajam Adrian.

"Gak mau!" ucap Adrian lalu dengan segera mengungkung Laras di bawahnya, mencium seluruh wajah Laras dan terakhir berhenti lama di bibir istrinya itu.

Adrian melumat bibir istrinya dengan lembut, bibir Laras selalu saja menggodanya apalagi saat mereka bersahut-sahutan membuat Adrian tak tahan ingin membungkam mulut istrinya itu dengan bibirnya.

Laras mendorong tubuh Adrian membuat ciuman mereka terlepas. "Besok aku mau tempat ayah, SATU BULAN!" Ancam Laras membuat keinginan Adrian hilang seketika.

"He he he...gak sayang, mas cuma bercanda doang." Adrian memberikan cengirannya. Ia takut dan dengan segera melepas kungkungannya lalu berbaring disebelah Laras.

"Mas gak mau pake baju, mas mau gini aja!" ucap Adrian saat melihat Laras ingin membuka mulut menyuruhnya untuk memakai baju.

"AWAS AJA!" ucap Laras lalu memejamkan matanya dan tidur di pelukan suaminya.

Cup

"Good night, sayang." Ucap Adrian lalu memeluk Laras erat dan mulai memejamkan matanya.

Keesokan harinya Adrian membawa Laras pulang karena istrinya itu terus merengek meminta pulang.

"Omaa."panggil Laras lalu menghampiri Hanna dan memeluknya.

"Eeeh uda pulang, oma kangen banget."ucap Hanna dan membalas pelukan Laras.

"Ayok makan siang dulu dulu."ajak Hanna dan Laras mengikuti dari belakang.

"Oma pikir kalian bulan madu, kata om Arya kamu gak masuk satu minggu." Ucap Hanna meminta penjelasan dari Adrian.

"Laras sakit oma, makanya Adrian ajak tinggal di Apart dulu." Ucap Adrian mencoba memberi alasan.

"APA? Kenapa kamu gak bilang!" Pekik Hanna lalu segera memeriksa Laras.

"Laras baik-aja Oma." Ucap Laras ketika Hanna memegang pundaknya. Membolak balikan tubuhnya lalu memeriksa suhu di keningnya.

Hanna sangat khawatir, bisa-bisanya Adrian tidak memberitahu keadaan Laras padanya.

"Habis ini kamu istirahat aja ya." Titah Hanna dan Laras hanya mengangguk, padahal ia ingin pulang karena bosan bukan malah disuruh rebahan lagi.

Seperti perintah Omanya, kini Laras sedang merebahkan dirinya di tempat tidur dan ditemani Adrian yang sedang menatap laptopnya.

Laras bergerak gusar, gelisah tak menentu ia bosan! Tau begini seharusnya ia mengajak Adrian ke mall saja.

"Sayang, kenapa kok gelisah gitu?"tanya Adrian melihat istrinya bergerak kesana-kesini.

"Aku Bosan!"

Adrian menghela napasnya. "Mau kemana?" Tanyanya sambil mengelus perut Laras.

"Mau ketemu Ayah!"

"Ya udah siap-siap gih, kita pergi sekarang." Titah Adrian lalu menutup laptopnya.

"Okeh." Jawab Laras semangat, ia pun segera bangkit dan berganti baju.

Dalam perjalanan kerumah Arief, wajah Laras tak berhenti tersenyum membuat Adrian merasa lega ia pun mengambil tangan Laras lalu menciumnya.

"Mas mampir ke toko kue dulu ya, Aku mau beli buat ayah." Pinta Laras.

"Iya sayang." Sahut Adrian.

Setelah mampir untuk membeli beberapa kue kesukaan ayahnya Laras dan Adrian masuk kembali kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan.

Tanpa mereka sadari seseorang mencoba mengejar  mereka dengan berlari.

"Huh hah hah_ ck, sial!" Randa mengatur napasnya kembali, ia berusaha mengejar Laras tapi hasilnya sia-sia.

Ayahnya berkata adiknya itu dipindahkan kerja keluar kota tapi, mengapa ia melihat Laras dengan seorang pria yang menabraknya waktu itu. "Itu kan orang kaya yang waktu itu nabrak gue? Kenapa bisa sama Laras? Apa jangan-jangan Laras jadi simpanan tu orang ya?" Gumam Randa.

Sudah hampir dua bulan Laras tak pulang kerumah dan keadaan ekonomi keluarga juga membaik, bahkan sudah tidak pernah ada orang datang lagi kerumahnya untuk menagih hutang.

Randa mencoba menerka-nerka. "Apa jangan-jangan ayah ngejual Laras sama orang tadi!" Tebak Randa mencoba mencerna apa yang terjadi di keluarganya. Semenjak Laras pergi semua seolah membaik bahkan ibunya kini punya dokter pribadi.

Randa pun dengan segera menuju toko ayahnya, ia harus meminta penjelasan kemana adiknya sebenarnya.

Walaupun Ayahnya berkata mendapatkan pinjaman dari orang baik, tapi untuk sekarang Randa sulit menerima pernyataan ayahnya itu setelah apa yang ia lihat tadi.

Sebelum ketoko Randa pulang terlebih dahulu untuk bertanya pada ibunya, Karena Randa tau ibunya itu tak akan menutupi apapun dari dirinya.

"Kak ibu mana?" Tanya Randa saat melihat Santi.

"Lagi tidur, kamu mau ngapain?"

"Mau nanyak soal Laras, apa ibu tau Laras kemana." Ucap Randa lagi.

"Laras kan kerja, kamu ngapain nanyak-nanyak gitu buat ibu kepikiran aja, lagian kamu jangan nyusahin Laras terus kasihan dia." Ucap Santi mencoba menasehati adiknya.

"Diihh_ kayak lo gak nyusahin aja." Randa mencibir ucapan Santi, seolah hanya dia yang gagal dirumah ini.

"Di bilangin juga, Aku dirumah itu buat jagain ibu ya dan Laras yang minta buat aku gak kemana-mana, emang kayak kamu! Pulang kerumah kalo uda gak ada uang." Ucap Santi emosi lalu pergi meninggalkan adiknya itu.

"Awas aja kalo gue sampai ketemu Laras, gue bakal kasih dia sama bandar judi sekalian." Ucap Randa.

"Apa kamu bilang!" tanya Santi saat ia mendengar Randa bergumam tak jelas.

Randa menaikkan bahunya, mengacuhkan Santi dan pergi ketoko Ayahnya lebih baik ia bertanya langsung.

Tbc....
Terima kasih yang uda mau baca, boleh dong kasih votenya🤗

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang