015

6.4K 221 0
                                    

Happy reading😘

"Morning sayang,kok uda bangun?"sapa Hanna melihat Laras turun sendirian.

"Morning oma, Laras mau bantuin oma buat sarapan." jawab Laras langsung menuju dapur bergabung dengan Hanna.

"Gak perlu sayang. Kan uda ada bibi."

"Gak papa oma, mas Adrian kalo pagi minumnya apa oma?" tanya Laras yang ingin membuatkan minum untuk Adrian.

"Kalo pagi Adrian sukanya kopi di tambah susu almond terus kasih gula caramel dikit aja." beritahu Hanna.

"Laras mau coba buat oma."

"Boleh sayang, semua bahannya ada di laci situ." tunjuk Hanna pada laci yang berada tak jauh dari Laras berdiri.

Laras pun mengangguk lalu segera mengeksekusi. 'semoga aja mas adrian suka.' Batinnya.

Tak lama Adrian pun turun lalu duduk di meja makan sambil mengecek ponselnya.

"Ini mas, coba rasain dulu enak gak?" titah Laras setelah meletakkan kopi dan juga roti bakar yang ia buat.

"Kamu yang buat?" tanya Adrian dan Laras mengangguk.

Adrian tersenyum mencoba kopi buatan Laras."Hmm enak." ucap Adrian membuat laras sumringah. "Makasih Ras." ucap Adrian lagi.

"Padahal udah suami istri masih aja manggilnya nama gak romantis!" sindir Hanna lalu bergabung dengan kedua cucunya.

"Emang opa dulu manggil oma apa?perasaan gak ada tuh!" Adrian mencibir ucapan omanya.

"Ada dong, oma dipanggil honey sama opa. Emang kayak kamu manggil istri kayak manggil karyawan! apa jangan-jangan nikahnya bohongan ya??" ujar Hanna bercanda.

Uhuk uhuuk..

Ucapan Hanna membuat Laras tersedak teh yang baru saja ia minum.

"Ras kamu gak papa." ucap Adrian sambil mengusap punggung Laras lalu mengambilkan segelas air.

"Sayang, kamu gak papa?"tanya Hanna khawatir.

"Gak papa mas, oma, tehnya masih agak panas." jawab Laras memberi alasan. Padahal ia kaget setengah mati karena ucapan Hanna.

"Hati-hati sayang." ucap Hanna.

Setelah selesai sarapan hanna beranjak dari kursi. "Oma mau pergi therapy dulu, habis itu mau kerumah teman oma jadi kalian bisa bebas berduaan kali aja oma bisa segera dapet cicit, Hihihi." pamit Hanna setelah menggoda kedua cucunya.

Setelah Hanna pergi, Laras dan Adrian hanya saling pandang tak tau juga mau bicara apa. Ucapan Hanna membahas soal keturunan membuat keadaan saat ini menjadi canggung.

"Mau jalan-jalan gak?" tanya Adrian.

"Mau kemana? Lagian masih pagi gini." jawab Laras yang sebenarnya mager.

"Ya kemana aja. Nanti di jalan kita pikirin lagi yang penting kita keluar dulu." saran Adrian.

"Oke." sahut Laras.

Laras sudah siap berganti baju, juga tak lupa menggunakan makeup tipis dan kini sedang menunggu Adrian.

Tak lama suara pintu terbuka menampilkan Adrian. Tadinya Laras ingin marah karena telah lama menunggu tapi saat melihat penampilan Adrian bukannya mengomel, Laras malah terdiam terpesona melihat penampilan Adrian yang sangat tampan menurutnya. Padahal Adrian hanya memakai kaos hitam dan celana jeans hitam.

"Yuk." ajak Adrian membuat Laras mengangguk lalu mengikutinya.

Adrian memperhatikan Laras dari atas sampai bawah. Penampilan yang selalu tak pernah gagal dimata Adrian, "Mas kenapa liatnya begitu amat, apa saya terlalu menor?" tanya Laras lalu memperhatikan penampilannya takut-takut ada yang salah.

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang