018

6.1K 220 1
                                    

Happy reading😘

"Mau kemana?" tanya Hanna melihat cucunya menuruni anak tangga yang sudah lengkap dengan setelan jas.

"Mau ke pesta perusahaannya om Hendra oma." jawab Adrian.

"Laras ikut?" tanya Hanna lagi.

Adrian mengangguk lalu duduk di sebelah Hanna sambil menunggu Laras turun.

Tak lama menunggu, Laras sudah terlihat menuruni anak tangga. "Sayang kamu cantik banget." puji Hanna melihat Laras dengan balutan gaun dengan warna maroon sangat cocok untuk kulitnya.

Laras menangkupkan kedua tangannya ke pipi, merasa malu karena Hanna terus memujinya."Makasih oma."

"Mas ayok, kok malah diem." ajak Laras pada Adrian yang tak kunjung bergerak malah terus memandanginya.

Buugh..

"Awwsss... sakit oma!" Adrian meringis saat bahunya di pukul oleh Hanna.

"Ya kamu! Laras uda panggil kamu dari tadi, buruan pergi biar gak kemalaman pulangnya." titah Hanna.

"Iya__ iya." Adrian menghampiri Laras lalu menggandeng tangannya. "Kamu cantik banget sayang." puji Adrian lalu mengusap pipi Laras sebentar.

Laras hanya berdehem menanggapi pujian dari Adrian, sebisa mungkin ia menahan desiran dalam hatinya.

Di dalam mobil sesekali Adrian menatap kesamping melihat Laras dalam balutan gaun seperti ini memang membuatnya selalu kagum. Laras tak pernah gagal membuat hati Adrian untuk selalu tertuju padanya.

"Mas kenapa sih? liatnya begitu banget?" tanya Laras lalu melihat tampilannya. Ia merasa tak ada yang salah bahkan gaunnya juga tak terlalu terbuka.

"Kamu cantik."

"Iya udah tau." sahut Laras lalu mengalihkan pandangannya.

Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit kini mereka sampai dihotel berbintang, Adrian terus menggandeng Laras dari mulai turun mobil hingga ke tempat acara berlangsung.

Laras sedikit terkejut melihat beberapa orang dari mereka yang pernah menjadi pelanggannya dulu. Bahkan beberapa dari mereka memperhatikan Laras.

Laras yang di perhatikan sedemikian rupa pun mulai merasa tak nyaman ia takut mereka mengenali dirinya.

Laras menarik tangan Adrian agar pria itu mendekatkan telinganya. "Mas kayaknya orang-orang disini ngenali aku deh." bisik Laras membuat Adrian memperhatikan sekitar dan benar mereka melihat Laras seperti meremehkan wanita yang menjadi istrinya ini.

"Kamu tenang aja dan jangan jauh-jauh dari mas ya."titah Adrian dan Laras mengangguk lalu sedikit menunduk.

"Laras kamu ikut juga?" tanya Liana.

Laras tersenyum lalu memeluk liana. "Iya tante, untung tante disini jadi Laras ada temennya."

"Ya udah duduk sini aja sama tante,om Arya lagi sama temennya." ajak Liana.

Laras mengobrol dengan Liana setelah Adrian pamit sebentar untuk menemui rekan bisnisnya yang lain.

Tak lama Laras merasakan ingin buang air kecil. "Tante Laras ke toilet bentar ya." pamit Laras.

"Mau tante temenin gak?"

Laras menggeleng lalu segera menuju toilet. Beberapa pria berbisik tentang dirinya dan Laras mendengar itu tapi, ia yakin mereka adalah bagian dari pelanggan Laras saat dirinya menjadi mucikari. Laras merasa bodo amat dia tidak perduli.

Setelah keluar dari toilet Laras merasa lega seperti habis melepaskan beban kehidupan. Kini ia berjalan menuju kursi bersama Liana tadi. tapi__

"Diva, kamu disini juga?"

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang