Happy reading😘
"Ayah.." panggil Laras saat melihat Arief keluar dari toko.
"Laras, ya ampun kamu datang." Ucap arief lalu memeluk putrinya dan mencium kepalanya.
"Ayah apa kabar, Maaf Laras baru sempat datang." Ujar Laras merasa bersalah.
Arief tersenyum lalu menggeleng. "Ayah apa kabar?" Tanya Adrian lalu mencium punggung tangan arief.
"Baik, ayok masuk dulu." Ajak arief membuat Laras mengeryitkan dahinya. "Ini toko siapa, Yah ?"tanyanya.
"Ini toko kita, Adrian yang merenovasinya lebih besar dan Ayah sekarang punya 3 pekerja, Diatas juga ada rooftoop." Ujar Arief santai membuat Laras langsung menatap tajam Adrian.
"Dek kamu kenapa liatin nak Ian begitu, gak baik tau istri kayak gitu."
"Gak papa yah, Ian udah biasa kadang Ian juga di gebukin sama Laras untung sayang." Tutur Adrian santai lalu mencium pipi Laras singkat.
"Apa iya dek, Astagah kamu ini!"
Laras menggeleng dengan cepat. "Enggak, yah! Mas Adrian bohong." Elaknya lalu memukul bahu Adrian.
Buugh..
"Tuh kan, yah." Ucap Adrian mengelus bahunya yang dipukul Laras yang sebenarnya tak sakit, Ia hanya ingin mengerjai istrinya itu.
Arief membulatkan matanya, melihat putri bungsunya melakukan KDRT dibdepan mata,ia pun menjewer putrinya pelan. "Aduh iya iya, Laras minta maaf! Janji gak gitu lagi." Mohon Laras pada ayahnya.
Adrian terkekeh melihat Laras dimarahi Arief karena jika berada dirumah dirinya tak berani memarahi Laras.
"Awas aja nanti!" Bisik Laras yang di dengar oleh Arief.
"LARAS."
"Iya yah, Laras cuma bercanda ya kan, Mas!" Ucap Laras takut, lalu mencium pipi Adrian.
Drrtt..
Ponsel Adrian berdering menampilkan nama Raja disana. "Bentar ya, yah." ucap Adrian pamit, lalu segera keluar untuk mengangkat panggilan.
Setelah Adrian pergi keluar mengangkat panggilan, Laras pun mulai bertanya pada Ayahnya apa yang terjadi setelah ia pergi dari rumah.
Arief mulai menjelaskan pertemuannya dengan Adrian waktu itu. "Adrian bahkan berlutut sama ayah buat minta restu, Awalnya ayah gak yakin tapi apa yang dilakukan Adrian membuat ayah percaya dia memang pria yang baik." Jelas Arief menatap putrinya yang sepertinya bingung.
"Tapi yah, kenapa ayah gak bilang sama ibu soal aku nikah sama Adrian?" tanya Laras.
"Nanti ayah akan bilang tapi gak sekarang, Ayah takut abang kamu tau juga dan menyusahkan rumah tanggamu, Ayah kenal bagaimana sifat Abangmu itu, jadi untuk sementara kamu gak perlu mikirin kami, semua udah baik-baik aja berkat Adrian." Ucap arief sambil mengelus kepala putrinya.
"Kamu baik-baik ya sama Adrian, Dia itu imam kamu sekarang nanti kalo ayah gak ada dia yang bakal jagain kamu sama kayak Ayah, ngerti!" Nasehat Arief untuk anaknya.
"Iihhk, Ayah ngomong apa sih! Iya Laras bakalan nurut sama suami, Ayah tenang aja." Ucap Laras lalu memeluk ayahnya.
Tak lama Adrian masuk kembali dan melanjutkan mengobrol lagi dengan mertuanya, melihat raut wajah Laras yang berseri ketika bertemu ayahnya membuat Adrian yakin Arief adalah Ayah yang sangat baik,ia bersyukur bisa bersama Laras.
"Udah sore, kalian pulang gih." Titah Arief.
"Ayah ngusir kami?"pekik Laras membuat Adrian langsung memukul tangan Laras karena bersuara keras pada ayahnya.
"Ayah bukan ngusir ayah takut bang Randa kemari." Ucap Arief lalu tersenyum melihat putrinya yang cemberut.
"Kalo gitu kami pulang dulu yah, kalo Ayah butuh sesuatu segera kabari Ian." Ucap Adrian lalu memeluk mertua itu.
"Iya makasih nak." Ucap Arief lalu membalas pelukan Adrian. "Dan kamu inget ya pesan ayah." Tunjuk Arief pada putrinya.
Laras hanya berdehem lalu memeluk Ayahnya yang enggan ia tinggalkan. "Ayah baik-baik ya, kalo ada sesuatu kasih tau Laras." Ucapnya lalu melepaskan pelukannya dengan Arief dan masuk kedalam mobil.
Didalam mobil Laras hanya diam dan memperhatikan jalan, hidupnya sekarang memang serba kecukupan tapi ia rindu dengan kehidupannya yang dulu hidup bersama keluarganya.
Laras jadi menyesal akan doanya waktu itu bersama Nila, meminta seseorang untuk menyelamatkannya dari kemiskinan.
"Sayang, kamu mau makan sesuatu?" Tanya Adrian sambil mengelus pipi Laras.
"Mau makan bakso mas." Ucap Laras asal agar Adrian tak bertanya lebih.
"Okeh." Sahut Adrian dan melajukan mobilnya ketempat tukang bakso.
"Mas." Panggil Laras membuat Adrian menoleh.
Perlahan Laras memeluk lengan Adrian lalu mencium pipinya sekilas."kamu kenapa?" Tanya Adrian heran.
"Mas, Makasih buat semuanya." Adrian hanya tersenyum mendengar ucapan Laras.
Ditoko Arief sedang bersiap untuk pulang, karena sudah memiliki pekerja jadi Arief bisa pulang lebih cepat.
"Ayah__"
Arief menoleh mendengar suara Randa yang memanggilnya."Ada apa?" Tanya Arief.
"Laras datang kenapa gak jenguk ibu dirumah?"
Deg
Arif diam sejenak agak terkejut mendengar pertanyaan Randa, sebisa mungkin ia mencoba tenang.
"Kapan Laras kemari?" Tanya Arief balik, berpura-pura bingung.
"Ayah jangan bohong, aku liat sendiri Laras datang kemari sama pria bertato! Sebenernya Laras bukan bekerja kan, yah? Tapi, Laras ayah jual sama orang kaya biar kita bisa hidup nyaman ka_"
Plaak...
"JAGA MULUT KAMU! Jika kamu tidak bisa menjadi orang berguna, setidaknya jangan menjadi sampah dikeluargamu sendri!" Ucap Arief menatap tajam anaknya.
"A-Ayah a-ku minta maaf." Ucap Randa terbata lalu tertunduk, selama hidup baru ini dirinya ditampar oleh orang tuanya.
"Apa kau tau? kalau bukan ibu yang membelamu, mungkin Ayah sudah memasukkan kamu ke penjara! Berapa kali kau membuat masalah, menggadaikan milik kita yang paling berharga! Siapa yang menyelamatkanmu? Hah, siapa?!" Emosi Arief tak tertahan,selama ini ia mencoba bersabar tapi tidak kali ini.
"Tapi ayah selalu membela Laras! Apapun yang dia lakukan, ayah tak pernah marah!" Cicit Randa pelan dirinya tak pernah melihat Arief semarah ini.
"Kalau bukan Ayah yang bela adikmu? Lantas siapa lagi, ibumu bahkan tak pernah bertanya pada Laras apa yang dia butuh! Dan kau sebagai Abangnya seharusnya menghidupinya bukan membebaninya." Ucap Arief lalu bersiap untuk pergi.
"Jangan pernah ganggu adikmu!" Lanjut Arief sebelum ia pergi meninggalkan tokonya.
Randa mengepalkan tangannya kuat menatap ayahnya berjalan pergi, Arief tak pernah sekalipun membelanya selalu Laras yang jadi kesayangannya,apapun yang dilakukan oleh Laras selalu benar dimata Ayahnya.
"Ck, sial." Gumamnya. Padahal Randa ingin memeras Laras tapi Ayahnya tak memberi tau dimana keberadaan adiknya itu.
"Tunggu aja Lo, Ras!"
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
Gaun Milik LARAS
RomantizmFollow sebelum membaca😎 #dewasa Awalnya laras harus mencarikan wanita untuk adrian,pria 35 tahun yang diancam oleh sang nenek tidak akan medapatkan warisan dari almarhum ayahnya jika tidak menikah. Adrian pun meminta laras untuk mencarikan wanita...