043

3.3K 120 4
                                    

Happy reading 😘

Semakin hari Adrian mulai tak nyaman dengan Rania,wanita itu selalu saja memiliki alasan untuk dekat dengannya bahkan sampai hal yang tak penting sakali pun,dirinya mulai takut jika suatu saat nanti Laras tau jika Rania tinggal di Apartementnya.

"Ka, untuk project selanjutnya gue gak ikut ya."ucap Adrian saat Raka mulai membicakan rencana project yang akan ia bangun.

"Lah kok gitu? ini kan rencana kita 3 tahun lalu Yan?!" ucap Raka kecewa sekaligus bingung.

Adrian menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa lalu menghela napasnya dan mulai menceritakan alasannya. Rania adalah alasan utama Adrian untuk menjaga jarak dengan wanita itu, ia tak bisa memperlakukan Rania seperti wanita yang sudah-sudah karena dia adalah adik Raka dan terlebih lagi Adrian sudah menganggapnya adik sendiri.

"Gue udah bilang sama lo dari awal buat suruh Rania pergi dari apart lo, waktu gue mau bawa dia paksa lo bilang jangan dan sekarang malah kayak gini!"ucap Raka sedikit kesal.

Dua minggu belakangan ini Rania selalu datang kekantornya untuk makan siang bersama lalu mengajaknya pergi hanya untuk sekedar memilihkan wanita itu sepatu yang pas.

Saat selesai meeting yang mengharuskan ada Rania, wanita itu akan merengek agar Adrian mengantarnya ke apart dan yang lebih membuat Adrian tak nyaman, Rania selalu menghubunginya saat berada dirumah. Hal itu tentu saja itu bisa membuat Laras jadi curiga.

"Besok gue suruh dia pergi deh tapi kalo dia nolak, Lo tolong urus ya Ka!" mohon Adrian, ia akan bicara baik-baik dulu pada Rania.

"Dari kemarin gue juga udah mau bawa tuh anak tapi Lo bilang jangan!" ucap Raka kesal, ia tau Adrian menyanyangi Rania layaknya adik tapi, adiknya itu menganggap Adrian adalah tujuan hidupnya.

Setelah membicarakan beberapa hal dengan Raka, Adrian memutuskan untuk pulang karena saat ini ia sedang di kantor Raka. Saat di perjalanan ia kembali memikirkan ucapan Raka tentang Rania, Adrian segera mengambil ponselnya lalu medial nomor Rania dan tanpa menunggu lama wanita disebrang sana langsung menerima panggilannya.

"Kenapa Yan? kamu mau ke apart,kebetulan aku baru selesai masak." Ucap Rania dengan suara yang terdengar bahagia.

"Sorry Ran, kayaknya gue mau kosongin apart buat sementara karena gue mau panggil orang buat perbaiki beberapa ruangan disana."

"hah! kok mendadak, aku belum sempat ca_" 

"Gue udah siapin tempat tinggal sementara, alamatnya udah gue kirim dan Lo bisa langsung kesana."titah Adrian yang langsung memotong ucapan Rania.

"Udah dulu ya, gue tutup."ucapnya lagi dan langsung menutup panggilan tanpa mendengar jawaban dari sebrang sana.

Adrian merasa sedikit lebih lega karena telah mengatakan sesuatu yang tertahan beberapa  hari ini. Semoga setelah ini hidupnya kembali tenang tanpa gangguan dari Rania walaupun tak tega tapi ia  harus memikirkan kedepannya. Apabila suatu saaat istrinya mengetahui jika Rania tinggal di apartementnya, bisa-bisa nyawanya terancam.

Sampainya dirumah Adrian langsung disambut dengan istrinya yang membawa semangkuk asinan berjalan menuju halaman belakang, ia pun mengikutinya tanpa bersuara dan sepertinya Laras tak mengetahui jika Adrian berada di belakangnya.

"Aaaakk."teriak Laras saat seseorang mendekapnya dari belakang.

Adrian langsung menutup telinga karena teriakan Laras begitu nyaring di telinganya."Sayang, ini Mas!"

Buughh..

Laras segera menoleh dan memukul bahu suaminya."Ngagetin aja!" ucapnya, sementara Adrian hanya terkekeh lalu memeluk Laras kembali.

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang